Per Pekan, 400 Ton Sampah Basah Diangkat dari Kali Surabaya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 07 Okt 2021 12:58 WIB

Per Pekan, 400 Ton Sampah Basah Diangkat dari Kali Surabaya

i

Tumpukan sampah di bantaran kali . SP/RRI

SURABAYAPAGI,Surabaya - Saat memasuki musim penghujan, Perum Jasa Tirta (PJT) I mengingatkan warga agar tidak kaget jika nantinya ada perubahan kualitas air sungai di Kali Surabaya . Lantaran kualitas air sungai di musim hujan tidak semakin baik, tetapi semakin jelek karena limbah di permukiman masuk sungai.

Direktur Utama PJT I Raymond Valiant Ruritan menjelaskan sebagian besar memang limbah rumah tangga seperti popok, plastik dan lain sebagainya. “Penurunan kualitas air sungai tersebut biasanya ditandai dengan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air” ujarnRaymond Valiant Ruritan, Kamis (7/10/2021).

Baca Juga: Respon Cepat Aduan Masyarakat, PJ Ali Kuncoro Sidak TPS Benpas dan TPA Randegan

Menurutnya, standar oksigen terlarut dalam air mencapai 2 hingga 4 miligram per liter agar air bisa masuk pada golongan yang bisa diolah kembali. Dan biasanya, jika oksigen turun di bawah 2 miligram per liter, maka akan terjadi fenomena ikan mabuk.

"Kalau terjadi ikan mabuk dimanapun itu, tolong hubungi kami. Itu biasanya karena penurunan oksigen. Tetapi kalau ada bau atau warnanya berubah, berarti ada yang membuang limbah. Ini kemarin sempat terjadi di Bengawan Solo. Air sungai menjadi coklat tua. Ternyata ada industri alkohol yang membuang limbah ke sungai," ungkap Raymond.

Menurut Raymond, jumlah sampah yang ada di sepanjang Kali Surabaya terus bertambah. Saat ini, ada sekitar berkisar 400 ton sampah basah per Minggu yang bisa diangkat dari Kali Surabaya. Volume sampah tersebut akan kian tinggi di saat tertentu seperti musim penghujan. Sebagian besar sampah padat seperti plastik.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Ajak Masyarakat Pilah Sampah

"Dari pengamatan kami, jenis sampah semakin banyak. Kalau dulu di hulu itu 30 persen adalah sampah anorganik, sekarang naik menjadi 40 persen seperti plastik kaca dan berbagai material yang tidak bisa diuraikan," ujarnya.

 Hal ini diakibatkan oleh perubahan pola hidup masyarakat, utamanya di masa pandemi.

"Banyak orang yang tinggal di rumah sebenarnya mengakibatkan kenaikan jumlah sampah rumah tangga. Untuk itu kami mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai," ucap Raymond.

Baca Juga: DLHK Sidoarjo Ambil Alih Pengelolaan Sampah Terminal Purabaya

Agar tidak terjadi banjir, BUMN pengelola sumber daya air itu juga telah menyiapkan tiga unit eskavator apung untuk pengambilan sedimen dan sampah dari sungai sepanjang musim hujan.

"kami akan lakukan pengambilan sedimen di sungai dari Wringin Anom hingga Gubeng. Kami juga akan imbau, minta tolong kepada pemerintah kabupaten kota untuk urusi sampai karena sampah sebenarnya tanggung jawab pemkab atau pemkot," ujar Raymond.sb4/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU