Istri Irjen Ferdy, Kini Stres dan Shock

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 13 Jul 2022 20:25 WIB

Istri Irjen Ferdy, Kini Stres dan Shock

i

Foto keluarga Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya, Putri Candrawitha dan anak-anaknya beserta dua ajudan, yang salah satunya Brigadir J, viral di media sosial.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Bagaimana kondisi ibu empat anak istri Irjen Ferdy Mambo, usai brigadir J tewas dan kasusnya menjadi sorotan media nasional?

Sampai Rabu (13/7/2022) sore, Istri Kadiv Propam Mabes Polri itu sangat shock, mengalami depresi dan gangguan sulit tidur.

Baca Juga: Pembunuh Mahasiswi di Malang Tertangkap Hampir 2 Tahun

“Pada saat bertemu dengan Ibu (istri Kadiv Propam), keadaannya sangat shock terguncang pastinya, trauma, sulit tentunya dia bisa berkonsentrasi dan sejak kejadian sampai sekarang itu tidak bisa tidur pastinya,” kata Novita Tandry, psikolog ibu, anak dan keluarga. Ia ditunjuk Polres Metro Jakarta Selatan, untuk mendampingi kejiwaan istri Irjen Pol. Ferdy Sambo, Rabu (13/7/2022).

Novita mengatakan Istri Kadiv Propam mengalami syok akibat rentetan peristiwa yang dialaminya, mulai dari pelecehan, penodongan senjata, hingga kejadian baku tembak antarajudan di rumahnya, termasuk beban psikologi dari ramainya pemberitaan atas kejadian tersebut.

“Karena melihat langsung keadaan, yang pasti pertama karena pelecehan, kemudian kedua karena melihat dan menjadi saksi langsung bagaimana terjadinya penembakan,” katanya.

 

Tingkat Stress tak Stabil

Menurutnya, sejak kejadian hingga saat ini kondisi istri jenderal bintang dua itu masih tidak stabil, terguncang, dan stres dengan tingkat stres dari sedang sampai berat.

Polda Metro Jaya menunjuk Novita Tandry sebagai psikolog untuk mendampingi istri Irjen Pol. Ferdy Sambo yang dalam kejadian ini berstatus sebagai saksi korban yang mengalami pelecehan, penodongan, serta melihat peristiwa baku tembak.

Pemulihan kondisi psikologi istri Irjen Pol. Ferdy Sambo, menurut dia, perlu karena yang bersangkutan memiliki empat orang anak yang butuh perhatian.

Novita mengatakan bahwa konsentrasi dari pendampingan psikologis ini agar peristiwa tersebut tidak berdampak pada keluarga lainnya.

“Concern saya adalah bagaimana peran ibu ini sebagai istri dan juga seorang ibu, ada anak empat anak umur 21, 17, 15, dan 1,5 tahun. Ini membuat saya justru pendampingan tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada anak-anaknya. Apalagi, anak-anak masih sekolah, kuliah, dan masih balita,” terangnya.

 

Jadi Pembelajaran Publik

Novita juga menyebutkan ada tahapan dalam penyembuhan trauma healing seorang korban. Hal itu membutuhkan waktu 3 bulan sampai 6 bulan, tergantung pada kemampuan beradaptasi dari korban. Tahapan yang dia maksudkan adalah DABDA.

DABDA singkatan dari denial (penyangkalan), angry (marah), bargaining (tawar-menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan).

Menurut dia, biasanya dalam langkah-langkah ini tergantung pada mereka bisa bolak-balik, bisa denial menganggap kejadian itu mimpi, tidak nyata, pasti marah, bisa marah pada lingkungan, bisa marah kepada diri sendiri.

“Selanjutnya, ada proses dengan bargaining, oh, kalau saya begini, begitu, saya kira-kira bagaimana, saya bargaining dengan keadaan diri sendiri, dia akan masuk lagi dengan posisi depresi, baru yang terakhir acceptance,” kata Novita.

Psikolog Novita memastikan kondisi istri jenderal itu dapat memberikan keterangan kepada penyidik terkait dengan peristiwa tersebut.

Dalam rangka menghormati hak korban, psikolog ini berpesan kepada masyarakat lebih bijak dalam menyebarkan informasi agar tidak menambah beban psikologi korban yang mengalami peristiwa. Selain itu, peristiwa yang dialami istri Ferdy Sambo, selaku istri pejabat Polri, dapat jadi pembelajaran bagi yang lainnya. Dalam hal ini tentunya perlu peran psikolog dalam mendampingi korban agar kuat menghadapi trauma.

“Jadi, mungkin harus lebih bijak karena saya juga perempuan, kami seperti ini jadi harus menanggung secara psikologi, menanggung ini ‘kan dibicarakan semua orang, mungkin harus lebih bijak dalam pemberitaannya,” kata Novita.

 

Dokumentasi Keluarga Beredar

Baca Juga: Wanita di Koper itu Hasil Perselingkuhan dan Bisnis Seks

Saat ini, dokumentasi keluarga Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo malah beredar luas di media sosial. Gambar foto dan video terkait peristiwa baku tembak antar ajudan itu viral.

Salah satu dokumentasi yang beredar ialah foto istri Ferdy, Putri Candrawathi yang tampak anggun serta mempesona saat mengenakan kebaya dengan rok belahan hingga paha.

Foto ini menjadi menarik, sebab terdapat di dalamnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Brigadir J terlihat mengenai pakaian dinas lengkap, dengan disertai baret biru muda atau biru langit, khas Divisi Propam Polri. Ia nampak berdiri di sebelah Putri.

Putri sendiri mengenakan kebaya warna hitam dipadu ikat pinggang merah, dengan belahan panjang menyingkap pahanya.

Selain Putri dan Brigadir J, ada juga dalam foto Irjen Ferdy Sambo yang juga mengenakan seragam polisi lengkap, dan menggenggam tongkat komando. Nampak pula anak perempuan Sambo yang terlihat ayu, dan anak laki-lakinya, serta seorang pria diduga ajudan lainnya.

Dokumentasi keluarga Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terus beredar luas di media sosial. Salah satunya terpampang di laman media online pantau.com.

 

Dipercaya Urus Keuangan Rumah

Brigadir J kepada keluarga, mengatakan bahwa dirinya nyaman bekerja dengan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Pengakuan Brigadir J tersebut diungkapkan oleh Rohani Simanjuntak, bibi dari Brigadir J.

Rohani mengaku pernah bertanya kepada keponakannya itu terkait kerjanya di Mabes Polri. Momen tersebut terjadi ketika Brigadir J pulang kampung ke Jambi. Selain nyaman, kata Rohani, semua keluarga Irjen Ferdy Sambo sangat baik kepada keponakannya.

Bahkan, Rohani menyebut bahwa keluarga Irjen Ferdy Sambo sangat mempercayai Brigadir J, sampai-sampai mengurus diserahkan untuk mengurus keuangan.

Baca Juga: Di Jakarta, Perempuan BO tak Tampak ABG, Agresif Tawarkan Diri

"Semua urusan dipercayakan sama dia (Brigadir J). Dia juga dipercaya urus keuangan di rumah dinas (Kadiv Propam)," kata Rohani.

Rohani pun menduga jika Brigadir J sangat dipercaya oleh atasannya Irjen Ferdy Sambo. Ia sendiri mengaku sangat mengenal keponakannya. Menurut Rohani, Brigadir J orang yang jujur, baik, dan bertanggung jawab.

"Tidak mungkin dia melakukan perbuatan buruk, karena sudah dekat dengan atasannya (Kadiv Propam)," ujar Rohani.

Ia melanjutkan, dirinya terakhir berkomunikasi dengan Brigadir J pada saat tahun baru. Kala itu, Brigadir J pulang ke kampung halamannya di Jambi.

Dan pada saat hari kejadian, Rohani menambahkan, pihak keluarga terakhir berkomunikasi pada Jumat (8/7/2022) pukul 16.00 WIB. "Setelah sore itu, nomornya tidak ada yang bisa dihubungi," kata Rohani.

Padahal, Brigadir J disebut tewas dalam insiden baku tembak dengan rekannya Bharada E. Baku tembak tersebut terjadi karena dipicu aksi pelecehan yang diduga dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di rumahnya.

 

Lakukan Pelecehan

"Benar, melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

Ramadhan memaparkan fakta itu setelah mendengar hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.

Sedang saksi yang diperiksa yakni istri Kadiv Propam Polri Putri Ferdy Sambo dan Bharada E. "Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dan menodongkan senjata,” ucap Ramadhan. Ketika dilecehkan Brigadir J, kata Ramadhan, istri Kadiv Propam Polri berteriak. n erc/cnn/tbn/pm/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU