Harga BBM Naik, Kadin Jatim : Daya Beli Masyarakat Bisa turun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 04 Sep 2022 12:10 WIB

Harga BBM Naik, Kadin Jatim : Daya Beli Masyarakat Bisa turun

i

Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kenaikan harga BBM menimbulkan keresahan bagi banyak pihak.  Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menilai bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite, Solar dan BBM non subsidi jenis Pertamax dapat menurunkan daya beli masyarakat.

“Kondisi Indonesia saat ini memang tidak baik-baik saja. Daya beli masyarakat sedang menurun akibat tingginya inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga berbagai kebutuhan dan jasa. Dengan adanya kenaikan harga BBM yang mencapai Rp 2000 lebih ini, maka bisa dipastikan daya beli mereka semakin melemah,” kata Adik Dwi Putranto, Sabtu (3/9/2022) malam.

Baca Juga: Per 1 Agustus: Harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex Naik Lagi

Adik menegaskan bahwa konsumen menjadi yang paling terdampak akibat kenaikan harga BBM. Pasalnya, biaya kenaikan tersebut akan dibebankan kepada mereka, baik kenaikan biaya logistik maupun kenaikan biaya lainnya.

“Kalau dari sisi perusahaaan, kenaikan itu bisa dibebankan pada harga jual. Perusahaan akan menaikkan harga jual sesuai dengan kenaikan harga BBM. Sehingga yang tetep terkena ya konsumen. Dampak selanjutnya daya beli kian turun,” ujarnya.

Industri barang maupun jasa akan mengurangi produksi jika daya beli masyarakat yang lemah ini semakin turun. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi terganggu.

“Besar kemungkinan target ekonomi Indonesia pada tahun ini sebesar 5,2 persen tidak akan tercapai,” pungkasnya.

Adik pun menyadari bahwa keputusan ini memang sangat berat yang harus diambil pemerintah. Karena beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah semakin membengkak akibat kenaikan harga minyak dunia yang kian tinggi.

“Ini adalah langkah yang sangat berat akibat kenaikan harga minyak dunia. Pemerintah sudah tidak sanggup untuk terus menanggung subsidi BBM,” ucapnya.

Baca Juga: HM Rofiq Temukan Harga BBM Tidak Satu Harga di Bawean

Biaya logistik pasti mengalami kenaikan sehingga menurutnya hal yang harus dilakukan pengusaha selanjutnya adalah berhitung ulang.

“Sektor transportasi inilah yang paling cepat melakukan penyesuaian harga. Sedangkan untuk sektor lain, masih perlu waktu untuk menghitung beban biaya produksi yang bertambah,” tuturnya.

Maka dari itu, Kadin Jatim meminta pemerintah mampu menjaga daya beli masyarakat agar tidak semakin menurun.

Terkait dengan bantuan sosial yang rencananya akan dikucurkan pemerintah, ia mengatakan hal itu memang seharusnya dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat.

Baca Juga: Menkeu Takut Dimarahi Rakyat

“Bansos ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan itu sudah benar,” tutupnya.

Seperti diketahui, sejak Sabtu (3/9/2022) kemarin pukul 13.30 WIB, pemerintah telah meresmikan kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite, solar dan BBM non subsidi jenis Pertamax.

Adapun rincian kenaikan harga beberapa jenis BBM adalah harga Pertalite yang awalnya sebesar Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari harga Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan harga Pertamax meningkat dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU