Home / Peristiwa : Tiga Hari Pasca Kenaikan BBM di Surabaya

Penumpang Mulai Pilih Naik Angkutan Umum, Meski Tarif Naik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 05 Sep 2022 20:37 WIB

Penumpang Mulai Pilih Naik Angkutan Umum, Meski Tarif Naik

i

Salah satu angkutan umum yang sedang ngetem di depan Kebun Binatang Surabaya, Jalan Raya Darmo, Surabaya, Senin (5/9/2022). SP/Aksa Tirani

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Tiga hari sejak Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan solar. Mulai berimbas pada tarif transportasi massal di Surabaya. Salah satunya, angkot atau angkutan umum. Meski tarif naik, namun penumpang angkutan umum masih ramai dan tidak terpengaruh. Justru mereka lebih memilih naik angkutan umum ketimbang membawa kendaraan pribadi. Seperti yang terjadi di beberapa angkutan umum jurusan Surabaya-Sidoarjo.

Dari pantauan Surabayapagi.com, Senin (5/9/2022) kemarin, beberapa angkutan umum menaikkan tarif jurusan Surabaya-Sidoarjo, Rp 3.000 per sekali naik. Dari tarif awal Rp 7.000, kini, per Senin (5/9/2022) menjadi Rp 10.000.

Baca Juga: Pembangunan Box Culvert Sebabkan Macet, Pemkot Surabaya Harap Warga Memahami Manfaat Jangka Panjang

"Harganya sih tidak menentu, kadang Rp 7.000, kadang Rp 10.000, kadang Rp 15.000, tergantung tempatnya, tapi sekarang jadi Rp 10.000 keatas," ucap Sholeh, supir angkot lyn TA jurusan Sidoarjo, ditemui Surabayapagi.com, di Terminal Intermoda Joyoboyo Surabaya, Senin (5/9/2022).

Namun, dengan kenaikan harga tersebut, penumpang masih tetap memilih menggunakan angkot. Hal tersebut tentunya membuat para supir bersyukur.

“Meskipun harganya naik, untung aja penumpangnya tidak berkurang, karena naiknya juga gak jauh-jauh banget,” lanjut Sholeh.

Hal itu terlihat dari beberapa penumpang yang ditemui sembari menunggu keberangkatan angkutan umum lyn TA. Seperti Astuti, dia menjelaskan mulai mengurangi penggunaan kendaraan roda dua, dan memilih naik angkutan umum massal ini.

"Mau gak mau, mbak. Per Senin ini, berangkat kerja naik angkot. Yah hitung-hitung menghemat. Bila sebelumnya, sehari PP Surabaya-Sidoarjo bisa isi pertalite Rp 50 ribu, sekarang cuma Rp 20 ribu, PP," sebut Astuti.

Kenaikan BBM ini, timpal Sholeh, sopir lyn TA itu, berdampak pada perawatan angkutan umum yang ia jalani, salah satunya oli mesin. "Senin pagi tadi (kemarin, red), ia untuk mengganti oli, yang biasa Rp 62 ribu, sekarang naik," lanjutnya.

 

Suku Cadang Ikut Naik

Baca Juga: Eri Cahyadi - Armuji Daftarkan Diri ke PDI-P untuk Maju Jadi Bacawali-Bacawawali Surabaya

Dampak kenaikan BBM subsidi yang merembet pada harga suku cadang dan oli, dibenarkan oleh Wakil Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Timur, Firmansyah Mustafa.

"Saya bersyukur, akhirnya BBM naik. Lha wong sebelum BBM naik saja, harga spare part dan oli sudah naik. Tapi aneh juga, begitu BBM naik, malah spare part dan oli agak susah dicari sekarang," keluhnya, Senin (5/9/2022).

Menurutnya, selain harganya yang mulai naik, beberapa suku cadang stoknya mulai langka dan sulit dicari. Dan hal ini, jelas akan berdampak pada harga komponen kendaraan lainnya.

Firmansyah yang juga pengusaha PO Menggala ini mengaku, kenaikan harga BBM bersubsidi jenis solar jelas akan berimbas pada membangkaknya biaya operasional transportasi umum.

"Selain itu, tarif bus AKDP dan AKAP jelas juga akan menyesuaikan seiring kenaikan harga BBM," ungkapnya.

Baca Juga: Mecapan Beauty, Platform Booking MUA & Stylist Perluas Jangkauan Hingga Kota Surabaya

 

Tarif AKAP Disesuaikan

Sementara, tarif bus antar kota antar provinsi (AKAP) akan menyesuaikan kenaikan harga menyusul kenaikan harga BBM subsidi ini. “Saat ini masih dilakukan pembaruan sistem tiket untuk menyesuaikan tarif bus AKAP,” kata Fredrick Sakona GM Damri, dikutip dari Antara, Senin (5/9/2022).

Ia mengatakan bahwa kenaikan tarif bus paling tidak 20 persen dari harga biasanya dan akan direalisasikan ketika pembaruan sistem tiket selesai. “Harga terbaru kami akan informasikan ke masyarakat setelah pembaruan sistem selesai,” ujarnya.

Sementara itu, lanjut dia, untuk tarif bus perintis, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Organisasi Angkutan Darat (Organda). “Tarif bus perintis terbaru belum diputuskan karena harus berkoordinasi dengan Dishub dan Organda,” kata dia. sa/erk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU