Penipuan BBM Rp 9,3 M, Eksepsi Ditolak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 07 Sep 2022 20:08 WIB

Penipuan BBM Rp 9,3 M, Eksepsi Ditolak

i

Tampak sidang secara online Vidio call, terdakwa Tan Irwan perkara penipuan 9,3 Miliar, diruang Kartika 1 PN Surabaya, Rabu (07/09/2022). SP/Budi Mulyono

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Sidang lanjutan perkara penipuan pengisian BBM Kapal Pelayaran senilai Rp.9,3 Miliar, dengan terdakwa Tan Irwan kembali digelar dengan agenda putusan sela majelis hakim yang diketuai I Made Subagja di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Rabu, (07/09/2022).

Dalam amar putusan yang dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim I Made Subagja menyatakan bahwa, yang pada intinya Majelis Hakim menolak eksepsi yang diajukan oleh Penasehat Hukum terdakwa, sehingga sidang dilanjutkan dengan masuk pokok perkara.

Baca Juga: Didakwa Terima Rp 23,5 Miliar, Eks Kepala BC Yogyakarta Diadili di Surabaya

"Kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk mempersiapkan para saksi untuk membuktikan dakwaannya," kata Hakim di ruang kartika 1 PN Surabaya.

Sementara itu JPU Darwis dari Kejaksaan Negeri Surabaya, memohon  kepada Majelis Hakim agar terdakwa dihadirkan secara offline guna kepentingan pembuktian dalam persidangan.

"Kalau bisa terdakwa dihadirkan saja Yang Mulia, untuk pembuktian di persidangan," kata JPU Darwis.

Peristiwa penipuan tersebut bermula saat Tan Irwan  berkenalan dengan korban pada 2007. Ketika itu, terdakwa Tan mengaku punya usaha pelayaran angkutan kapal dengan nama PT. Asia Mandiri Lines dan PT. Asia Mandiri Palu Prima. 

Kemudian keduanya kembali bertemu. Tan lalu menawarkan kerjasama usaha pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) kapal dengan menyertakan modal. Ketika itu Tan mengatakan kepada Soetijono akan memberikan keuntungan sebesar 2 % setiap bulannya.

"Selain itu setiap penyertaan modal terdakwa akan memberikan warkat berupa cek atau Bilyet Giro (BG) senilai uang yang diberikan dan warkat dapat dicairkan dalam jangka waktu satu bulan setelah penyerahan uang.

Selanjutnya untuk menyakinkan Soetijono, terdakwa menyerahkan cek/BG Bank BCA dan Bank Antar Daerah (Anda) atas nama PT. Asia Mandiri Lines dan Tan Irwan kepada Soetijono. 

Baca Juga: PN Surabaya Didemo, Nama Crazy Rich Budi Said Disebut Dalam Kasus Tanah

Saat terdakwa menyerahkan cek/BG tersebut, terdakwa telah mengetahui bahwa dalam rekening bank penerbit cek/BG dimaksud sebenarnya tidak tersedia dana atau uang yang cukup.

Terdakwa tetap memberikan warkat kepada saksi Soetijono tanpa memberikan tanggal jatuh tempo dengan harapan Soetijono percaya dan bersedia memberikan dananya kembali kepada Terdakwa. 

Selanjutnya Soetijono tergerak hatinya untuk menyerahkan uang untuk usaha pengisian BBM kapal yang keseluruhannya berjumlah Rp.9,3 miliar kepada Terdakwa secara bertahap melalui BG Bank Maspion atas nama Soetijono secara bertahap.

Setelah terdakwa menerima uang tersebut, ternyata tidak ada realisasi pemberian bunga sebagaimana dijanjikan terdakwa kepada Soetijono. Saat dicairkan,  10 Cek/BG yang diberikan terdakwa senilai uang yang diserahkan korban Soetijono ternyata tidak ada dananya.

Baca Juga: Aniayaa Pacarnya Erwin Dwi Kurnia Dituntut 1 Tahun Penjara

Ketika cek/BG akan dikliringkan/dicairkan justru ada penolakan dari pihak Bank yang menyatakan bahwa rekening bank penerbit cek/BG telah ditutup.

Selain itu, PT. Asia Mandiri Lines yang beroperasi di wilayah Kota Surabaya yang selama ini diakui milik terdakwa ternyata tidak terdaftar dalam data base Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surabaya.

Sampai dengan sekarang, saksi Soetijono belum menerima keuntungan dan uang pengembalian atas penyertaan modal yang diserahkan kepada terdakwa.

Atas perbuatannya terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 KUHP. nbd

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU