Menkeu Sri Mulyani Klaim Defisit APBN RI Selama Pandemi Masih Moderat Dibandingkan Negara Lain

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 19 Okt 2022 15:22 WIB

Menkeu Sri Mulyani Klaim Defisit APBN RI Selama Pandemi Masih Moderat Dibandingkan Negara Lain

i

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Kementeri Keuangan RI mencatat pada tahun 2020 Indonesia mengalami defisit APBN sebesar 6,14 persen. Lalu, pada 2021 mengalami penurunan ke 4,57 persen. Akumulasi defisit fiskal Indonesia dalam dua tahun tersebut mencapai 10,7 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa defisit fiskal tersebut menjadi salah satu instrumen yang digunakan banyak negara saat menghadapi wabah pandemi COVID-19. Maka dari itu, belanja negara ditingkatkan demi menangani pandemi melalui pembelian vaksin dan biaya pengobatan pasien COVID-19.

Baca Juga: Layanan Bea Cukai 'Brengsek', Menkeu Ajak Pejabat Rapat Mendadak Malam-malam

Sri Mulyani menilai bahwa defisit APBN Indonesia selama pandemi Covid-19 masih lebih moderat dibandingkan negara-negara lain di dunia. Hal itu disampaikannya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI dengan tema "Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Berkelanjutan di Tengah Tantangan Dinamika Global" di Jakarta, Rabu (19/10/2022).

“Jumlah defisit yang meningkat di Indonesia relatif moderat dibandingkan negara yang harus menggunakan instrumen fiskalnya selama pandemi dengan jauh lebih banyak, bahkan ada negara yang jumlah defisitnya dua kali lipat dari (defisit) Indonesia," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: DPR: Reputasi Bea Cukai, Terdegradasi

Jika dibandingkan dengan pencapaian negara lain misalnya, Singapura mencatatkan akumulasi defisit fiskal 2020-2021 di 6%, Malaysia 10,1%, Filipina 12,2%, Thailand 12,6%, dan Australia 16,3%. Bahkan, ada negara-negara yang akumulasi defisitnya melebihi 20%,misal Inggris di 20,7% dan AS 24,7%.

"India yang pertumbuhan ekonominya saja 6%, dalam dua tahun terakhir ini defisit APBN-nya bahkan melonjak hingga 24,7% hanya dalam dua tahun," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Realisasi Pembiayaan Utang 3 Bulan ini, Turun 53,6%

Sri Mulyani pun menyebut bahwa dengan tingkat defisit seperti itu, Indonesia tetap mencatatkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang moderat. Pada 2021, rasionya berada di 40,7 persen dan Juli 2022 turun ke 37,9 persen.

Adapun, Indonesia pada tahun ini menargetkan defisit APBN 3,92 persen dan pada tahun depan targetnya 2,84 persen. Konsolidasi fiskal menjadi agenda utama setelah selama pandemi Covid-19 defisit APBN diperbolehkan di atas 3 persen. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU