Pengusaha Resah, Aturan Pasangan Belum Nikah Check In Hotel

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 24 Okt 2022 21:27 WIB

Pengusaha Resah, Aturan Pasangan Belum Nikah Check In Hotel

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pengusaha resah dengan RKUHP (Rancangan Kitab Undang undang Hukum Pidana). Diantaranya ada pasal melarang pasangan yang belum menikah melakukan check in di hotel. Keresehan ini menjadi polemik sepekan ini. Ini karena pasangan yang belum menikah berpotensi dipidana jika menginap di hotel.

Pasal 415 ayat (1) berbunyi, "Setiap orang yang melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan semua atau istrinya dipidana karena perzinaan dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak kategori II."

Baca Juga: RUU KUHP Sejak 1963 Disahkan DPR-RI

Sementara itu, Pasal 415 ayat (2) menyatakan, "Terhadap Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan penuntutan kecuali atas pengaduan: a. suami atau istri bagi orang yang terikat perkawinan; atau b. orang tua atau anaknya bagi yang tidak terikat perkawinan."

 

Belum ada Pemahaman

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP Albert Aries menilai polemik itu muncul karena belum ada pemahaman yang utuh dari publik termasuk kalangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

"Kami dapat memahami adanya kekhawatiran dari Apindo terkait pengaturan Pasal perzinaan dalam RKUHP, yang mungkin dikarenakan belum adanya pemahaman yang utuh atas pengaturan Pasal tersebut," ujar Albert dalam pesan tertulis, Senin (24/10/2022).

 

Baca Juga: RKUHP Kumpul Kebo, Tak Ada Pengaduan, Tak Boleh Digerebek

Untuk Hormati Lembaga Perkawinan

Albert menjelaskan pengaturan tindak pidana perzinaan (Pasal 415 RKUHP) dan hidup bersama sebagai suami-istri di luar perkawinan/kohabitasi (Pasal 416 RKUHP) dimaksudkan untuk menghormati dan melindungi lembaga perkawinan, yang diatur sebagai delik aduan (klach delicten) di RKUHP.

 

Bakal Rugikan Dunia Pariwisata

Baca Juga: Draft RKHUP, Hina Presiden dan Lembaga Negara Bisa Dipidana

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Budi Santoso menyatakan bahwa pasal perzinaan yang dimasukkan ke dalam draf RKUHP bakal merugikan dunia usaha, terutama bidang pariwisata dan perhotelan.

"Dapat dipahami bahwa aturan pidana perzinaan sangat erat kaitannya dengan perilaku moral, namun sesungguhnya perbuatan itu termasuk pada ranah privat yang seharusnya tidak diatur oleh negara dan tak dianggap sebagai perbuatan pidana," kata Hariyadi.

Menurutnya, substansi dari isi pasal perzinaan tersebut akan membuat wisatawan beralih ke negara lain, sehingga menurunkan pariwisata Indonesia. n jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU