SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berkomitmen untuk mendorong kemudahan milenial memiliki rumah. Pasalnya, menurut Erick, rumah atau hunian bagi penduduk adalah salah satu wujud pemerataan dan simbol pertumbuhan ekonomi.
Mengutip sensus penduduk Indonesia per 2020, dari total populasi 271,35 juta penduduk, sebanyak 25,87 persen atau 70,2 juta adalah milenial. Erick Thohir menyebut 31 persen dari jumlah itu belum punya rumah, artinya ada 21,7 juta penduduk milenial yang bernasib seperti itu.
Baca Juga: Garuda Indonesia - Pelita Air Merger, Diakui Erick Thohir
"Ada 31 persen milenial Indonesia belum memiliki rumah. Rata-rata alasannya, mahal. BUMN sebagai roda penggerak ekonomi, harus berperan menjawab persoalan ini," kata Erick Thohir dalam siaran pers, Jumat (28/10/2022).
Sehingga, penting bagi perusahaan BUMN menyediakan rumah dengan harga terjangkau dan mudah diakses transportasi bagi generasi milenial.
"Indonesia akan diberkahi bonus demografi berupa kalangan generasi muda yang penting dalam menunjang perekonomian nasional. Jadi kita harus membantu mereka dalam menyediakan hunian dengan akses mudah, menggunakan transportasi publik, dan terjangkau harganya bagi kalangan milenial," ujar Erick.
Tingginya angka backlog kepemilikan hunian saat ini yang mencapai 12,75 juta menjadi pekerjaan rumah yang besar dan kompleks. Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah backlog perumahan.
Baca Juga: Terkait Pemecatan Shin Tae-yong, Mafia Bola Digulirkan
Sebagai upaya mengatasi backlog, BUMN Perumnas menggelar Festival KPR Hunian Pemuda di Gedung Sarinah, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Ajang yang berlangsung selama tiga hari itu menampilkan ragam proyek perumahan Perumnas yang strategis, solutif, dan cocok untuk milenial.
Dengan mengusung konsep TOD (Transit Oriented Development) atau hunian terintegrasi langsung dengan transportasi umum diharapkan mobilitas para milenial untuk bekerja tetap tinggi meski harus menempuh jarak tertentu.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediromengatakan, terdapat empat lokasi yang dibangun BUMN tersebut dengan mengusung konsep TOD.
Baca Juga: Erick Pamerkan Eks Ketum PSSI, jadi Komut Pertamina
Tiga proyek di antaranya merupakan rumah vertikal yakni Samesta Mahata Tanjung Barat, Samesta Mahata Margonda Depok, Samesta Mahata Serpong, dan satu rumah tapak Samesta Parayasa Bogor. Adapun harga rumah yang ditawarkan serentang Rp200 juta hingga Rp400 juta per unit.
“Dengan konsep ini, hunian dibangun di area stasiun KRL Jabodetabek sehingga memudahkan penghuninya bermobilisasi, menghemat waktu tempuh, minim polusi, dan kemudahan menjangkau lokasi aktivitas kerja,” ucap Budi. jk
Editor : Redaksi