OJK: Penghimpunan Dana Pasar Modal Tembus Rp 216,19 Triliun per 22 November 2022

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 30 Nov 2022 10:49 WIB

OJK: Penghimpunan Dana Pasar Modal Tembus Rp 216,19 Triliun per 22 November 2022

i

Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Inarno Djajadi. Foto: Bisnis/Dedi Gunawan.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penghimpunan dana di pasar modal per 22 November 2022 mencapai Rp 216,19 triliun dengan jumlah emisi 195.

Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menyebut hal itu menunjukkan adanya perkembangan yang menjanjikan.

Baca Juga: OJK Gelar Festival Keuangan Inklusif 2023 di Jatim

"Sampai akhir November 2022 ini total nilai penawaran umum sudah mencapai Rp 216,19 triliun," kata Inarno dalam Rapat Kerja Dewan Komisioner OJK dengan DPR, Senin (28/11/2022).

Menurut Inarno, angka tersebut sudah melewati target penghimpunan dana yang telah ditetapkan. Sebelumnya OJK menargetkan penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 182,5 triliun.

Adapun OJK juga mencatat terdapat 31 emiten baru periode 1 Januari–19 Juli 2022 dengan total nilai Rp 24,66 triliun. Selanjutnya, ada 26 emiten baru pada periode 20 Juli sampai 22 November senilai Rp 15,06 triliun.

Baca Juga: Sektor Jasa Keuangan Jatim Relatif Stabil

Alhasil hingga 22 November 2022, jumlah perusahaan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencapai 57 emiten baru. Secara keseluruhan, BEI punya 820 emiten.

Selain itu, penghimpunan dana UMKM melalui securities crowdfunding (SCF) telah mencapai sebanyak Rp 661,32 miliar. Dana tersebut berhasil dihimpun 314 penerbit dan 11 penyelenggara SCF.

Baca Juga: Kinerja Premi Asuransi di Jatim per Kuartal I Turun 12,15 Persen

Di sisi lain, Inarno juga menyoroti kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih menunjukkan pertumbuhan positif. Kinerja IHSG menjadi indeks terbaik di kawasan ASEAN.

"Pertumbuhan IHSG saat ini masih tertinggi di ASEAN. Singapura 4,35 persen, Thailand minus 2,55 persen, Malaysia minus 8,05 persen dan Vietnam minus 36,45 persen," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU