Home / Hukum dan Kriminal : Ahli Poligraf Adi Febrianto Ar-Rosyid

93% Ferdy dan Putri Lakukan Kebohongan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 14 Des 2022 20:39 WIB

93% Ferdy dan Putri Lakukan Kebohongan

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, saat disidik di Bareskrim Polri pernah menjalani tes poligraf (kebohongan). Hasil tes yang dilakukan terhadap Ferdy Sambo dkk punya akurasi di atas 93 persen.

Demikian dinyatakan Ahli poligraf Adi Febrianto Ar-Rosyid yang dihadirkan sebagai salah satu saksi ahli di sidang pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat, di PN Jaksel, Rabu (14/12/2022).

Baca Juga: Pembunuh Mahasiswi di Malang Tertangkap Hampir 2 Tahun

 "Sesuai dengan jurnal yang dikeluarkan, untuk teknik kita gunakan, (tes poligraf) memiliki keakuratan di atas 93 persen," ungkap Adi seorang pemeriksa tes poligraf.

 

Sambo Ngaku tak Tembak

Dalam sidang sebelumnya, jaksa mengungkapkan hasil tes poligraf Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dan Kuat Ma'ruf. Sambo mengatakan pada saat itu menjawab tidak ikut menembak Yosua. Jaksa lalu bertanya apa hasil tes kebohongan saat Sambo menjawab itu.

"Pertanyaan apa yang diajukan kepada Saudara saat itu. Di pertanyaan poligraf, apakah Saudara ditanya, 'apakah Saudara menembak kepada Saudara Yosua'. Jawaban Saudara apa?" tanya jaksa.

"Tidak (menembak)," aku Sambo.

Sambo mengungkap hasil tes kebohongan itu menyatakan dirinya tidak jujur. Sambo lalu meminta izin memberikan keterangan tambahan soal hasil tes poligraf itu. Sambo menilai hasil tes tersebut tidak bisa dijadikan bukti di persidangan.

"Tidak jujur," jawab Sambo.

Apakah Anda Berselingkuh?

Kemudian, Putri Candrawathi juga diperiksa dan hasilnya demikian.

"Dalam pertanyaan 'apakah Anda berselingkuh dengan Yosua?', 'apakah Anda berselingkuh dengan Yosua di Magelang?', 'Apakah Anda berselingkuh dengan Yosua selama di Magelang?' Saat itu Anda jawab apa?" tanya jaksa.

Baca Juga: Wanita di Koper itu Hasil Perselingkuhan dan Bisnis Seks

"Tidak," kata Putri.

Jaksa kemudian mengungkap hasil tes poligraf dari jawaban Putri. Menurut jaksa, jawaban Putri terindikasi berbohong.

"Di sini diindikasi Anda berbohong, bagaimana tanggapan Anda?" kata jaksa

"Saya tidak tahu," ucap Putri.

 

Sambo dan Putri Dipasangi Sensor

Baca Juga: Di Jakarta, Perempuan BO tak Tampak ABG, Agresif Tawarkan Diri

Ahli poligraf Adi Febrianto Ar-Rosyid menjelaskan ada tiga tahapan pemeriksaan, yakni pre test, test, dan post test. Dia mengatakan terperiksa Fredy dan Sambo, dipasangi alat-alat dengan empat sensor, yaitu sensor pernapasan dada, pernapasan perut, elektro derma, dan sensor radiovaskular.

"Setelah terperiksa dipasang alat-alat, kemudian diberi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan metode yang kita gunakan. Setelah itu tahapan post test, di mana dalam ini kami nggak bekerja sendiri. Kami kerja tim untuk tentukan terperiksa apakah terindikasi bohong atau jujur," jelas Adi.

"Saudara jelaskan bahwa menurut standar di Amerika, tingkat keakuratannya 93 persen, 7 persen sisanya?" tanya hakim ketua Wahyu Iman Santosa.

"7 persen sisanya lebih ke-expert-an seorang pemeriksa," ucap Adi.

"Semakin pandai seorang pemeriksa, nilai keakuratan tes ini akan semakin tinggi. Untuk nilai ambang bawahnya 93 persen," imbuh Adi.

Menurut Adi, tes poligraf jarang digunakan. Namun Mabes Polri memiliki alat ini. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU