Gus Dur, Wali ke-10, Wajar...

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 18 Des 2022 20:29 WIB

Gus Dur, Wali ke-10, Wajar...

i

H. Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Dalam Haul ke-13 di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) kemarin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yakin Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai wali ke 10. Salah satu pertimbangan Gus Yahya karena alasan pribadi dan sosiologis. Dan posisi Gus Dur disebut wali ke 10, kini telah menjadi kenyataan.

"Sekarang jadi kenyataan. Sekarang Gus Dur sungguh-sungguh masuk dalam rangkaian resmi biro-biro travel ziarah Wali Songo untuk mampir ke Tebuireng dan ziarah kepada wali ke-10 yaitu Sunan Abdurrahman Wahid," kata Yahya.

Baca Juga: Aib Eks Mentan SYL, Dibeber di Ruang Sidang

Catatan jurnalistik saya menilai keyakinan Gus Yahya, wajar dan masuk akal. Mengutip kitab Tanbihul Ghafilin, Juz 2 halaman 429, disebutkan ciri akhlak atau sifat wali, Hatinya Bersih.

Gus Dur, menurut catatan jurnalistik saya memiliki hati yang bersih, selalu istiqamah menjaga diri dari berbagai hal yang dapat mengotori hati. Gus Dur tak pernah berprasangka buruk.

Misal saat Gus Dur, dilengserkan dengan paksa dari kursi kepresidenan, pada 23 Juli 2001) Gus Dur dilengserkan dengan paksa dari kursi kepresidenan, ia tidak melakukan perlawanan, tapi bertindak bijak. Gue Dur mengutamakan kedamaian rakyat  dari pada jabatan. Padahal itu tercatat sebagai sebuah peristiwa politik paling tragis dalam sejarah Indonesia. Saat itu nyaris "chaos".

Sampai kini, nama Gus Dur, sebagai presiden ke 4 itu, tetap harum mewangi. Gus Dur, tetap mendapat pujian dan kekaguman  sepanjang tahun. Beliau masih dan selalu dicintai dan dirindukan oleh rakyat yang hatinya bersih.

Sementara orang-orang yang merekayasa pelengserannya seperti Amien Rais, makin lama tak berharga lagi, bahkan direndahkan publik. Terbaru Partai Ummat yang didirikan tak lolos verifikasi di KPU.

 

***

 

Ciri dan sifat wali Allah adalah dermawan, yakni ikhlas memberi, menolong, atau rela berkorban di jalan Allah baik dengan harta maupun jiwa raga.

Selain itu ucapan Selalu Benar dan suka menasehati Sesama serta sayang Sesama. Termasuk mencari pelajaran dari setiap kehendak dan ketetapan-Nya. Diantaranya memberi pelajaran atas peristiwa yang terjadi di lingkungannya.

Misal pada saat Soeharto masih berkuasa, Abdurrahman Wahid  menjadi salah satu tokoh yang kritis terhadap pemerintahan orde baru. Lewat tulisan-tulisannya di media, Gus Dur yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Umum PBNU pada 1984, kerap mengkritik kebijakan Soeharto dan membela masyarakat miskin tertindas.

Soeharto membenci Gus Dur, terutama gara-gara tulisan Adam Schwarz dalam buku berjudul: A Nation In Waiting: Indonesia in The 1900. Dalam buku itu, Adam mengutip hasil wawancaranya dengan Gus Dur yang menyebut Soeharto "bodoh".

Wartawan majalah Far Eastern Economic Review yang berbasis di Hongkong itu menulis kalimat, "That is the stupidity of Soeharto that he did not follow my advice." (Itulah kebodohan Soeharto yang tidak mengikuti nasehat saya).

Ucapan Gus Dur, ini persis seorang Wali yang selalu benar alias sesuai dengan faktanya. Ia selalu mengutarakan sesuatu tanpa diselubungi dengan karangan-karangan, kebohongan, apa lagi sampai tipuan

 

**"

 

Gus Dur menurut catatan jurnalistik saya juga diakui seorang yang Rendah Hati.

Baca Juga: MiChat, Sudah Jadi Media Eksploitasi Seksual

Kisah Gus Dur itu pernah dibagikan melalui Q&A di Metro TV oleh Wahyu, Kepala Protokol Istana yang istrinya sendiri memarahi Gus Dur.

Wahyu membagikan kisah ini dihadapan para keluarga Gus Dur. Kisah ini sempat viral usai diunggah oleh akun Twitter @kang1mam pada Jumat (18/3/2022) lalu.

"Gus Dur diomelin istri ajudan. Saat Gus Dur menjabat Presiden RI, beliau pernah dibentak isteri ketua Protokoler Istana. Tapi Beliau tetap rendah hati dan sabar," cuit akun @kang1mam.

Juga saat Jokowi hadir di rumah keluarga Gus Dur, pada Selasa (25/3/2014). Jokowi menceritakan kisah raja Daud dalam salah satu mazmur.  Raja Daud berkata orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri. Mengenai kapan pasti mewarisi negeri, Daud tidak menyebutkan itu.

Namun yang jelas mereka yang rendah hati suatu saat bakal mendapatkan anugerah dari Tuhan untuk menguasai daerah atau wilayah di bumi ini.  

Menurut kitab Tanbihul Ghafilin, Juz 2 halaman 429, rendah hati adalah sikap menyadari batasan kemampuan sendiri, sikap menyadari kemampuan sendiri, sehingga ia akan terbebas dari kesombongan, angkuh, dan tinggi hati.

 

***

 

Ciri seorang wali adalah tabah menghadapi kesulitan. Kitab Tanbihul Ghafilin menulis kadang Allah mengujinya dengan cobaan. Seorang wali menghadapi kesulitan hatinya akan tetap tabah dan sabar menerima.

Baca Juga: Wanita di Koper itu Hasil Perselingkuhan dan Bisnis Seks

Kejadian kesulitan pernah dialami ketika Gus Dur akan dimakzulkan dari jabatan Kepresidenannya. Banyak sekali barisan pendukung Gus Dur yang tidak terima dan mendeklarasikan barisan siap mati demi mendukungnya. Namun, dengan kebijaksanaan Gus Dur, amarah mereka redam dan mengiringi Gus Dur dengan perasaan terharu.

Gus Dur juga mencegah para kiai, ulama, dan santri di lingkungan NU untuk tidak pergi berunjuk rasa di Jakarta. Gus Dur mengatakan bahwa sesama orang Islam itu bersaudara. Tindakan kekerasan tidak akan menyelesaikan persoalan. Gus Dur juga meminta mereka untuk percaya pada pemerintah untuk menuntaskan persoalan politik.

Ciri ciri wali yang suka menasehati Sesama, Sayang Sesama, Bertafakur Tentang Kebinasaan dan Mengambil Pelajaran dari Segala Peristiwa, menurut catatan jurnalistik saya, juga ada pada diri Gus Dur.

Saya juga mencatat, Gus Dur,  gemar sekali menebarkan nasihat kebaikan sebagai amaliah yang besar sekali nilai manfaatnya. Gus Dur, saya akui satu-satunya presiden RI yang mencerminkan ketakwaan.

Gus Dur juga gemar bertafakur. Ini salah satu sifat yang dimiliki oleh para kekasih Allah. Bertafakur adalah merenungi atas kekuasaan dan keagungan Allah.

Saya pernah membaca catatan seorang gusdurian yang mengambil Pelajaran dari Segala Peristiwa bersama Gus Dur.

Gus Dur ditulis pernah mengajarinya tentang hakikat diri bahwa manusia sehebat apa pun sebenarnya tidak ada apa-apanya.

Kemuliaan adalah hak Allah semata. Maka, manusia, siapa pun, tidak pantas merasa mulia, tak pantas minta, apalagi menuntut dimuliakan. Jadi, semua manusia sepantasnya rela tidur di lantai karena sesungguhnya tak ada kemuliaan baginya melainkan hak Allah.

Gusdurian ini menyebut jalan pikiran Gus Dur terlalu nyufi. Ia mencari jawaban atas diri Gus Dur  yakni jalan pikiran pada rukun Islam yang pertama, syahadat. Setelah syahadat (taukhid) diucapkan fasih dengan lisan, dibenarkan dengan akal yang dipercaya dengan hati. Lalu? Seperti rukun Islam yang lain, syahadat sebenarnya menuntut implemantasi dalam bentuk perilaku nyata sehari-hari. Subhanallah kerendahan hati wali ke-10, Abdurrahman Wahid. Bagi saya Gus Dur lebih besar dari Presiden Indonesia siapa saja, termasuk Presiden Soekarno.

Kini mengapa dan bagaimana bisa Gus Dur diziarahi beribu orang? Jawabannya, Gus Dur selama hidup mencintai manusia dengan tulus. Melayani dan menggembirakan hati mereka yang luka. Itu rahasianya seperti yang dilakukan wali-wali sebelumnya. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU