Jumlah Pemotongan Hewan Kurban di Tulungagung Diprediksi Meningkat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Jun 2023 04:14 WIB

Jumlah Pemotongan Hewan Kurban di Tulungagung Diprediksi Meningkat

i

Petugas memeriksa kesehatan sapi di Kabupaten Tulungagung. Foto: Disnakkeswan Tulungagung.

SURABAYAPAGI.COM, Tulungagung - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung memastikan ketersediaan hewan kurban menjelang Hari Raya Idhul Adha di wilayah setempat aman.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkeswan Kabupaten Tulungagung, Drh. Tutus Sumariyani,MM mengatakan bahwa populasi ternak di Kabupaten Tulungagung saat ini sebanyak 323.601 ekor.

Baca Juga: Perajin Kaligrafi di Tulungagung Banjir Pesanan, Tembus Qatar dan Amerika

Secara rinci, sapi potong sebanyak 119.525, sapi perah sebanyak 25.500 ekor, kerbau sebanyak 278 dan kambing sebanyak 178.298 ekor.

"Jika melihat jumlah populasi hewan ternak di Tulungagung masih aman, untuk kebutuhan hari raya kurban mendatang," kata Tutus, usai meninjau kesehatan hewan ternak di Pasar Hewan Terpadu, Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Selasa(20/6/2023).

Tutus pun memprediksi jumlah hewan yang dikurbankan saat Hari Raya Idul Adha 2023 akan mengalami kenaikan hingga 15 persen dibandingkan pada 2022 lalu.

Pada tahun 2022 lalu, tercatat ada 2.945 sapi dan 16.730 kambing yang dikurbankan. Sedangkan pada 2023, diperkirakan sapi yang dikurbankan ada 3.387 ekor, kambing 19.240 ekor dan domba 15 ekor.

Menurutnya, kenaikan jumlah hewan yang dikurbankan tahun ini disebabkan karena dampak optomalisasi dalam penanganan penyakit hewan menular seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat terkendali.

“Ada proyeksi kenaikan hewan kurban sekitar 15 persen dari tahun lalu. Karena tahun ini sudah tidak ada PMK (penyakit mulut dan kuku) seperti tahun lalu,” ujarnya.

Baca Juga: Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Korban Tertimpa Pohon Tumbang

Selain itu, harga hewan kurban yang kini masih stabil turut meningkatkan minat masyarakat untuk berkorban.

"Ya karena kasus PMK dan juga penyakit hewan menular lainnya sudah bisa dikendalikan dan harga sapi serta Kambing relatif stabil masyarakat semangat untuk berniat ibadah kurban," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, pihaknya mulai meningkatkan pengawasan terhadap hewan yang diperdagangkan di Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan tidak ada ternak yang terjangkit PMK maupun lumpy skin disease (LSD).

“Pemeriksaan ini, sebenarnya rutin setiap pasaran. Tapi menjelang Idul Adha, jumlah petugas kami tambah dan pemeriksaan diperluas,” tuturnya.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan di Tulungagung Enggan Melaut

Apalagi PHT Tulungagung juga didatangi ternak dari wilayah sekitar, seperti Blitar, Kediri dan Trenggalek. Berdasarkan, hasil pemeriksaan tidak ditemukan sapi atau kambing yang terjangkit dua penyakit itu.

"Alhamdulillah dari pemantauan yang kami lakukan, kondisi sapi maupun kambing di pasar hewan ini kondisinya sehat dan layak untuk diperdagangkan," ungkapnya.

Sementara untuk memperketat perdagangan hewan antar wilayah, pihaknya mempersyaratkan adanya Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Hal ini untuk menjamin hewan yang diperdagangkan dalam kondisi sehat. tlg

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU