SURABAYAPAGI.com, Jember - Dalam rangka melestarikan barang antik, Bupati Jember Hendy Siswanto menggelar acara pameran dan bursa barang antik pada 14-16 Juli 2023 yang diikuti seratus orang pelapak yang menjual sejumlah barang antik, mulai dari pusaka keris, tombak, batu akik, batu permata, dan lain-lain.
“Ini adalah bagian dari penguatan budaya. Budaya sangat penting kita lestarikan. Melestarikan barang antik adalah bagian dari bagaimana kita mencintai negeri ini,” kata Hendy, Senin (17/07/2023).
Baca Juga: Unik! BMW M4 Competition Disulap Jadi Armada Kepolisian Australia
Bupati Jember melelang sebuah batu rubi dengan penawaran Rp 500 ribu, namun akhirnya barang itu terjual Rp 2,5 juta kepada Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Jember Kasih Fajarini yang juga istri Hendy.
Tak seperti batu rubi, saat lelang keris berjalan justru lebih alot. “Ini pusaka Nagaraja. Ada sebelas luk (lekukan) sabuk inten dengan pamor melati,” kata Hendy.
Ada lebih dari lima kali penawaran yang muncul. Bahkan dosen Universitas Jember yang juga doktor ilmu komunikasi Muhammad Iqbal yang lebih terbiasa membeli buku daripada membeli keris pun ikut menawar.
Baca Juga: Unik Bernuansa Kerajaan, Petugas TPS di Magetan Kenakan Kostum Tari Jalak Lawu
Keris itu akhirnya terjual kepada Hendro Soelistijono, seorang dokter yang menjabat Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Jember dengan harga Rp 5 juta. Sebelum menawar, ia sempat maju dan meminta izin untuk melihat dari dekat keris tersebut.
“Saya melihat keindahan pamornya. Kita bisa melihat (usia) tua sebuah keris dari pamornya,” katanya usai acara lelang.
Keris Nagaraja adalah keris kedua yang dimilikinya. “Sebelumnya keris biasa saja. Kita harus menyelamatkan benda-benda pusaka Indonesia. Koleksi itu penting agar (benda-benda pusaka) tidak lari ke luar negeri,” kata Hendro.
Baca Juga: Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Wisata Unik Hidden Gem Para Wisatawan
Hendy mengingatkan, bahwa Jember pada masa lampau memiliki sebuah kerajaan bernama Sadeng. “Kita ngomong masa depan negeri kita. Festival hari ini adalah bagian dari penguatan. Packaging untuk mempertahankan itu, agar anak cucu kita senang melestarikannya juga,” katanya.
Selain urusan pelestarian budaya, Hendy mengatakan, pameran tersebut juga berdampak secara ekonomi. “Saat ini kita perlu Jember kuat dan mandiri. Sudah saatnya kita berdiri di atas kaki sendiri,” katanya. dsy
Editor : Desy Ayu