SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - PT Panca Wira Usaha Jawa Timur menunjukkan kerja positif pasca melewati masa krisis di era Covid-19. Bahkan di tahun 2022 lalu, PT PWU berhasil membukukan laba sebesar Rp 3,42 Miliar.
Erlangga Satriagung, Direktur Utama PT PWU Jatim mengatakan ukuran kinerja tersebut merupakan hasil capaian dari 8 Anak Perusahaan. Ia mengakui meski secara umum mencapai laba signifikant di Tahun 2022, namun di tahun 2023 nanti PT PWU akan mengalami penurunan proyeksi laba menyesuaikan kondisi terkini beberapa anak perusahaan. Tercatat ada dua anak perusahaan yang saat ini dalam kondisi rugi. “Capaian penjualan kompilasi seluruh anak perusahaan membuat RKAP tahun 2023 diprediksi turun, karena sejak Covid-19 selama 2 tahun seluruh Bisnis anak perusahaan terdampak,” terang Erlangga, Selasa (12/9/2023).
Baca Juga: Dilarang Jokowi, Jatim Expo Malah Jualan Pakaian Bekas Impor
Hal yang sangat menyulitkan, kata Erlangga, membuatnya mengubah proyeksi laba perusahaan menjadi Rp 439 Juta saja di tahun 2023 ini. Karena harus melakukan sejumlah kewajiban hutang anak perusahaan yang merugi. “Penyebab anak perusahaan yang rugi itu dikarenakan seluruh supplier bahan baku minta pembayaran secaa tunai. Sehingga menyulitkan anak perusahan mengingat keterbatasan modal tunai untuk membeli bahan baku,” sebutnya.
Kondisi yang paling parah menerpa anak perusahaan PT PWU, yakni PT Kasa Husada. Meskipun anak perusahaan itu bergerak di penyedia sarana kesehatan (perban, kapas dsb), namun tidak mendapatkan untung saat masa covid. “Saat itu, untuk membeli bahan baku, supplier minta pembayaran cash tunai, dan perusahaan tidak memiliki modal cukup untuk menangkap peluang usaha di saat covid,” ujarnya menyayangkan. “Sementara PT PWU sebagai induk, baru dapat membantu kesulitan keuangan di bulan Juli 2023 kemarin,” imbuhnya.
Baca Juga: Nabil, Berpeluang Ketua Koni Jatim Gantikan Airlangga
Dijelaskan Erlangga, sebenarnya untuk mengantisipasi permasalahan semacam itu, pihaknya sudah melakukan analisa di tahun 2018 dan 2019 lalu sebelum COvid. Dimana hasil analisa tersebut diketahui untuk bisa tumbuh, PT PWU membutuhkan modal sebesar Rp250 miliar. Yang bisa didapat dari menjual 5% dari keseluruhan aset. “Kalau tidak ada dana segar Rp250 M tersebut tentunya anak perusahaan termasuk induknya hanya datar-datar saja dan tidak bisa dipacu sebagai mesin penghasil bagi APBD Jawa Timur,” jelasnya.
Rencana mencari tambahan modal tersebut urung dilakukan akibat terbitnya perda No 8 tahun 2019 yang melarang pelepasan aset atau pemindahtanganan aset hasil inbreng. "Sedangkan aset anak perusahaan PT PWU itu semua hasil inbreng. Jadi tak bisa optimalisasi permodalan,"jelasnya.
Baca Juga: Ditengah Pandemi, PWU Jatim Raih Laba Rp 3 Miliar di Tahun 2021
Khusus PT Kasahusada, lanjut Erlangga, selama covid-19 ditengah minimnya permodalan, tak pernah sama sekali melakukan PHK terhadap karyawannya. "Untuk menalangi operasional yang besar termasuk gaji karyawan, akhirnya manajemen PT Kasahusada melakukan peminjaman modal dari beberapa pihak termasuk perbankan untuk bisa tetap beroperasi,” tuturnya.
PT Kasahusada sendiri, terang Erlangga, bagi PT PWU merupakan anak perusahaan yang memiliki prospek produksi yang menjanjikan. "Brand dan trustnya sangat bagus sekali sehingga tak perlu dilakukan penutupan. Coba dilihat hasil produksinya selama covid-19 ini sangat menguntungkan. Jangan hanya dilihat sekarang saja yang merugi, tapi lihat track recordnya selama ini sebagai mesin penghasil,” terang Wakil Ketua DPP REI ini.
Editor : Moch Ilham