Reni Astuti Dorong Pemkot Bisa Evaluasi Kampung-kampung yang Kurang Bertumbuh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 17 Sep 2023 19:15 WIB

Reni Astuti Dorong Pemkot Bisa Evaluasi Kampung-kampung yang Kurang Bertumbuh

i

Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti mengapresiasi keseriusan Pemkot Surabaya dalam membangun Surabaya di tingkat kampung. Mulai dari infrastruktur seperti jalanan dan saluran air hingga pembangunan balai RW yang mencapai 1.100 yang sudah terenovasi.

Menurut Reni pembangunan RW itu sangat penting. Sebab, disana tak hanya sebagai tempat layanan administrasi. Namun juga pendidikan untuk Paud, kesehatan lewat posyandu, sosial keagamaan, hingga tempat kegiatan pemberdayaan UMKM.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Sambut Delegasi Perdagangan dari Tiongkok

“Ini merupakan langkah bagus karena sebelumnya banyak keluhan balai RW yang bocor, plafon ambrol, dan lainnya. Harapannya, kedepan, tak ada lagi kasus tersebut. Sehingga masyarakat bisa menggunakan balai RW untuk makin produktif. Ini bisa membantu mengimplementasikan dan menyukseskan program-program Pemkot. Pembangunan balai RW pada akhirnya memiliki muara untuk peningkatan IPM,” ungkap Reni.

Reni mengatakan, Pemkot perlu terus melakukan upaya-upaya, bukan sekadar membangun balai RW tapi juga meningkatkan pelayanannya. Kampung harus menjadi deteksi awal problem masyarakat. Dalam hal itu, peran RT, RW, lurah, dan camat sangat diperlukan. Perihal biaya listrik hingga PDAM di balai RW, juga diharapkan Reni tak menjadi beban masyarakat, namun Pemkot harus hadir mengintervensi lewat bantuan-bantuan.

Apresiasi juga disampaikan Reni terhadap langkah Pemkot yang merenovasi 2.700 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dalam rangka penataan permukiman. Hal itu dinilai Reni memberikan dampak positif di lini ekonomi. Warga Surabaya yang tak memiliki pekerjaan bisa menjadi tukang hingga kuli bangunan.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah Tinjau Pencairan Marbot Musala dan Penjaga Rumah Ibadah

Reni juga mendorong Pemkot bisa mengetahui disparitas pertumbuhan infrastruktur dan ekonomi di kampung-kampung di Surabaya. Misalnya, kampung yang kurang bertumbuh, harus dievaluasi. Jika karena birokrasinya, bukan tak mungkin jika harus menurunkan pejabat.

Tingkat partisipasi masyarakat Surabaya, diyakini Reni, juga cukup tinggi. Pemkot hanya harus menyentuh, memperhatikan, memberikan kesempatan, dan mengapresiasi. Salah satu yang menjadi bukti adalah Kader Surabaya Hebat (KSH). Mereka banyak memberikan sumbangsih tenaga dan waktu demi kemajuan kota. Pengabdian itu pantas diganjar dengan kenaikan gaji.

Baca Juga: Manfaatkan Aset, Pemkot Surabaya Bangun 8 Lokasi Wisata Rakyat 

“Kalau kenaikannya Rp 200-300 ribu perbulan, itu hanya membutuhkan setidaknya Rp 10 miliar. Menurut saya Surabaya mampu menganggarkan itu. Ketika KSH atau pengurus kampung bersemangat, maka program Pemkot akan makin sukses,” ungkap Reni.

Pemkot kini juga memiliki profil keluarga miskin. Perlu dilakukan penelusuran lanjutan melalui profil tersebut. RT dan RW atau pejabat kampung bisa melihat background keluarga miskin, kemudian menggali permasalahan yang ada. Misalnya, jika ada anggota keluarga usia produktif, maka harus disentuh. Lewat pemberian lowongan pekerjaan hingga pelatihan. Dengan begitu, pendapatan per kapita bisa meningkat. Alq

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU