Home / Peristiwa : Fenomena Alam Aneh di Bojonegoro

Sungai Bengawan Solo Menghijau, Dipenuhi Tanaman Eceng Gondok, Ahli: Ini Jelas Tidak Normal

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 31 Okt 2023 13:47 WIB

Sungai Bengawan Solo Menghijau, Dipenuhi Tanaman Eceng Gondok, Ahli: Ini Jelas Tidak Normal

i

Fenomena aneh di Sungai Begawan Solo, Bojonegoro, Jawa Timur nampak hijau dipenuhi tanaman eceng gondok. SP/ BJN

SURABAYAPAGI.com, Bojonegoro - Sungai Sungai Bengawan Solo, Bojonegoro, Jawa Timur terlihat menghijau jika dilihat dari atas lantaran dipenuhi dengan tanaman eceng gondok sejak Rabu (25/10/2023) lalu. Namun, fenomena aneh tersebut bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem di sungai tersebut.

Menurut Ahli Ekologi dan Jenis Invasif, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Decky Indrawan Junaedi mengatakan apa yang terjadi di Sungai Bengawan Solo adalah fenomena langka.

Baca Juga: Tempuh 39 Km Perjalanan, Mobil Listrik Xiaomi SU7 Rusak Parah

Diketahui, eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Dia masuk dalam tumbuhan invasif, artinya mereka bisa tumbuh cepat dan dominan sehingga terkadang bisa mengancam lingkungan di sekitarnya.

“Disebut tidak biasa karena memang secara umum eceng gondok itu sebaran alamnya bukan di kita, bukan di Indonesia. Sebelumnya itu juga terjadi di Rawa Pening, bahkan sampai sekarang. Jadi memang kalau disebut normal, ini jelas tidak normal,” kata Decky, Selasa (31/10/2023).

Ada beberapa dugaan kenapa populasi eceng gondok di Sungai Bengawan Solo membludak. Pertama, kemungkinan eceng gondok terbawa arus dari hulu ke hilir hingga akhirnya sampai di sungai tersebut. 

Melimpahnya makanan eceng gondok di sungai membuat populasinya semakin banyak hingga menyebabkan eutrofikasi, atau ledakan populasi.

Baca Juga: Unittrack Oruga, Monotrack Listrik Pertama yang Kokoh di Berbagai Medan

Selain itu, kurangnya ikan, udang, dan predator lain di dalam sungai yang biasanya memakan akar atau daun eceng gondok, membuat tanaman ini semakin tidak terkendali populasinya. Faktor-faktor inilah yang membuat eceng gondok di Sungai Bengawan Solo membludak.

Decky menegaskan jika ledakan eceng gondok di Sungai Bengawan Solo dibiarkan, ada beberapa dampak buruk yang bisa ditimbulkan bagi lingkungan, terutama untuk organisme di dalam sungai.

Baca Juga: Kelahiran Ferrari 12Cilindri, Bermesin V12 Buas di Era Elektrifikasi

Padahal, kata Decky, tanaman eceng gondok sebenarnya bisa bermanfaat untuk ekosistem jika populasinya terjaga dan seimbang dengan organisme yang ada di sungai.

“Sebetulnya bila komposisi dia seimbang dengan kondisi habitatnya, misalnya, dalam permukaan sungai Bengawan Solo itu mungkin hanya ada satu-dua eceng gondok, itu bagus. Karena eceng gondok itu bisa jadi dia menyerap logam berat. Itu dalam kondisi dia jarang-jarang atau sedikit populasinya,” kata ujar Decky.

Oleh karena itu, perlu adanya tindakan dari stakeholder, baik masyarakat dan pemerintah setempat untuk menangani masalah ledakan populasi eceng gondok ini. Salah satunya dengan mengelola eceng gondok dan mencari sumber masalah yang membuat tanaman bisa tumbuh subur di Sungai Bengawan Solo. bjn-02/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU