Di Jombang, Balita Stunting Terima Sayur dan Susu Ditemukan Berbelatung

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 13 Nov 2023 16:54 WIB

Di Jombang, Balita Stunting Terima Sayur dan Susu Ditemukan Berbelatung

i

Sayuran yang diterima balita stunting ditemukan Berbelatung. SP/Istimewa

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Makanan tambahan stunting di Kabupaten Jombang banyak dikeluhkan masyarakat.

Ini karena ditemukan belatung atau ulat di dalam makanan yang diberikan kepada anak dan ibu hamil (bumil) dalam acara kegiatan pos pemulihan gizi (PPG). Salah satunya, di Kecamatan Sumobito, Jombang. 

Baca Juga: Komoditas Unggulan Vanili: Perawatan Mudah, Harga Jual Tinggi

Belatung itu ditemukan di dalam sayuran yang diduga diberikan petugas dari Dinas Kesehatan Jombang, saat acara PPG di Kecamatan Sumobito pada Senin (13/11/2023).

Dalam foto yang beredar di lini media sosial, nampak ulat belatung berada di dalam sayur sop yang dibungkus plastik. Selain itu bumil di Kecamatan Bareng, mendapatkan susu yang ada ulatnya.

Kades Madiopuro, Sumobito Suwito Hadi mengaku, dari 8 warga penerima bantuan stunting yang mengikuti PPG di kecamatan Sumobito, terdapat dua warganya yang menerima makanan tambahan tidak layak.

"Bantuannya saya tolak semua, saya kembalikan, karena makanannya tidak layak untuk dikonsumsi," ujarnya, Senin (13/11/2023). 

Dari 8 warga masyarakat Desa Madiopuro yang balitanya menderita stunting, semuanya menerima makanan berulat dan tidak layak konsumsi.

Baca Juga: Upacara Hardiknas di Jombang, Belasan Peserta Bertumbangan: Kelamaan ‘Dijemur’

"Yang stunting di Desa saya ada 8, ada dua warga yang makanannya sempat dibuang karena tidak layak dimakan manusia. Yang 6 saya kembalikan ke Puskesmas," tegas Suwito. 

Ia pun mengaku heran mengapa anggaran miliaran rupiah dari pemerintah untuk stunting namun makanan tambahan untuk perbaikan gizi justru tidak layak konsumsi. "Dana miliaran kok ngasi warga kayak gitu," tuturnya. 

Diketahui, alokasi anggaran untuk balita stunting tahun ini dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang untuk 5.354 anak, sebesar Rp 379,7 juta.

Suwito menyesalkan kualitas makanan yang diperuntukkan balita stunting tidak layak konsumsi. Padahal pemerintah pusat memberikan bantuan untuk mengatasi stunting ini miliaran rupiah setiap kabupaten. 

Baca Juga: Panen Raya Berakhir: Petani di Jombang Nangis, Harga Gabah Anjlok

"Pemerintah ini kan menggelontorkan biaya untuk stunting itu bukan jutaan, tapi miliaran. Khusus untuk mengentas masalah stunting. Tapi pemerintah (Kabupaten) memberikan bantuan makanan untuk stunting, kalau gak layak konsumsi kan malu besar," katanya.

Selama ini di Desanya, warga miskin dan warga yang masuk dalam kategori balita stunting, diberikan makanan layak dari pihak Pemerintah Desa. Tapi mengapa bantuan stunting dari Pemkab Jombang, melalui Dinkes malah tidak layak konsumsi.

"Saya jadi lurah itu berani miskin. Makanannya gak layak, di konsumsi. Kalau PPG di Desa saya berikan susu sama macam-macam. Nah ini pemerintah kok ngasi makanannya gak layak. Ini jutsru stuntingnya gak habis, malah nambah," tuturnya memungkasi. Sarep

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU