Cuaca Buruk, Penyebab Pesawat Tempur TNI, Jatuh di Lereng Gunung Bromo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 16 Nov 2023 20:40 WIB

Cuaca Buruk, Penyebab Pesawat Tempur TNI, Jatuh di Lereng Gunung Bromo

i

Bangkai pesawat Super Tucano milik TNI AU yang ditemukan jatuh di lereng Taman Nasional Bromo, Desa Keduwuung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11/2023).

SURABAYAPAGI.COM, Pasuruan - Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Dua pesawat itu diperkirakan jatuh sekitar pukul 12.00 WIB, Kamis (16/11/2023). Empat penerbang yang membawa dua pesawat Super Tucano itu dinyatakan telah gugur.

Kadispen TNI Angkatan Udara (Kadispenau) mengatakan dua jet tempur jenis Super Tucano, yang jatuh sedang melakukan latihan formasi rutin. TNI AU menyebut kedua jet tempur mengudara dalam kondisi baik.

Baca Juga: Hotel di Batu, Okupansi Sudah 60%, Dekati Bali

"Kedua pesawat sedang melakukan latihan formasi secara rutin, dan diketahui bahwa kedua pesawat ini pada saat terbang dalam kondisi baik, tidak ada masalah," ujar Kadispenau Marsekal Pertama Agung Sasongkojati, Kamis (16/11/2023).

Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati menyebut hal itu dalam konferensi pers di Lanud Abdulrachman Saleh Malang. Dia mengatakan bahwa sebelum pesawat berangkat dipastikan tidak ada masalah dari kedua pesawat itu.

"Tidak ada masalah pada pesawat, pure (karena) cuaca buruk. Semua pesawat kondisi baik, tidak ada masalah," tambah Agung.

 

Kronologi

Agung Sasongko Jati mengatakan kedua pesawat tempur itu take off dari Lanud Abdurrachman Saleh pukul 10.51 WIB bersama dua pesawat lainnya.

Artinya ada empat pesawat yang melakukan penerbangan saat itu, untuk misi latihan Profisiensi Formation Flight rute ABD – Area - ABD (Alpha, Bravo, Charlie, Delta, Med-Low).

"Kemudian pada pukul 11.18 WIB lost contact saat menerjang awan," ungkapnya dalam konferensi pers di Gedung Cakrawala Lanud Abdulrachman Saleh, Kamis (16/11/2023).

Sementara ini, penyebab kecelakaan itu disimpulkan akibat faktor cuaca buruk, usai menerjang awan. "Saat menerjang awan, kedua pesawat bisa melalui awan. Namun kedua pesawat lain hilang kontak. Saat dicari dan dikontak sudah tidak ada balasan lagi," ujarnya.

Setelah kedua pesawat landing di Abdulrachman Saleh, muncul kabar dari warga ditemukannya dua pesawat jatuh di kawasan lereng gunung bromo.

"Kedua pesawat ditemukan terpisah. Namun sama-sama berada di sisi utara pegunungan," pungkasnya

 

3 Jenazah Penerbang Ditemukan

Pada Kamis (16/11/2023) malam, Agung juga menjelaskan bahwa tiga jenazah penerbang TNI AU yang gugur dalam peristiwa itu telah ditemukan. Sementara satu penerbang masih dicari.

"Saat ini dua jenazah sudah ditemukan, yaitu almarhum Mayor (Pnb) Yuda A Seta dan Kolonel (Pnb) Subhan," ucap Agung.

Dua jenazah itu sudah dalam proses evakuasi ke Malang. Jenazah Kolonel Widiono juga sudah ditemukan, sementara Letkol Sandhra masih dalam pencarian.

"Korban yang saat ini ketemu tiga jenazah, yang satu dalam pencarian," ucapnya.

 

Dua Penerbang Dievakuasi

Baca Juga: Kawasan Wisata Gunung Bromo Kembali Dibuka, Tak Ada Pembelian Tiket Offline

Tiga penerbang yang diteukan, masih 2 penerbang yang berhasil dievakuasi dengan parasut sekitar 50 meter dari lokasi pesawat yang hancur. Komandan Koramil (Danramil) Lumbang Kapten Sutiyono menyebutkan bahwa hingga pukul 16.30 WIB baru 1 titik jatuhnya pesawat di Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo yang bisa dijangkau.

Dari proses evakuasi tersebut, ada 2 awak pesawat yang telah ditemukan. Sayangnya keduanya sudah dalam keadaan meninggal. Keduanya ditemukan 50 meter dari lokasi pesawat jatuh.

"Jarak korban dan pesawat 50 meter," kata Sutiyono kepada wartawan usai melakukan proses evakuasi, Kamis (16/11/2023).

Saat ini, kedua jenazah awak pesawat itu sudah dievakuasi oleh petugas gabungan dibantu warga setempat. Karena dalam keadaan yang diperlukan kecepatan, kedua jenazah dievakuasi dengan parasut. "Darurat, dievakuasi pakai parasut. Nggak ada kantong mayat," jelasnya.

 

Ada Kobaran Api

Dari video yang beredar, warga menyebut ada korban dari pesawat jatuh ini. Dari video tersebut, tampak warga merekam insiden ini dari kejauhan. Tampak kobaran api di lokasi kejadian.

Sementara terdengar seorang pria berteriak bahwa ada korban dari kejadian ini. "Onok (ada) korban, korban pesawat rutuh (jatuh) lokasi Pasuruan, Bromo, Bromo," kata seseorang dalam video yang beredar yang dilihat detikJatim, Kamis (16/11/2023).

Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi terkait ada atau tidaknya korban dalam insiden pesawat jatuh tersebut.

Dari video yang beredar, pesawat TNI AU itu jatuh di dekat Desa Keduwung, Kecamatan Puspo. Lokasi itu tepatnya di lereng Gunung Bromo.

Baca Juga: Juragan 99 Berharap Pariwisata dan Perekonomian di TNBTS Bisa Segera Pulih

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo membenarkan insiden jatuhnya dua pesawat TNI AU itu. "Betul (di Pasuruan) dan ada dua (pesawat tempur)," kata Marsekal Fadjar saat dihubungi di Jakarta, dilansir Antara.

 

Punya 16 Tucano

Dua pesawat TNI AU yang jatuh itu diketahui masing-masing unit dengan nomor registrasi TT-3111 dan TT-3103 yang masing-masing diisi dua awak.  Untuk pesawat TT-3111, kedua awak di dalamnya adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater). Sementara untuk pesawat bernomor eko TT-3103, dua awak di dalamnya yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater).

EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih lanjut pabrikan Embraer, Brazil yang dirancang untuk dapat mengemban misi Counter Insurgency (COIN) sampai misi serangan darat berupa close air support.

Di lingkungan TNI AU, saat ini ada 16 Super Tucano yang beroperasi. Seluruh pesawat yang memiliki kode ekor Tempur Taktis (TT) tersebut bertugas di Skadron 21 Lanud Abdurahman Saleh, Malang seperti yang tertera pada laman TNI AU.

 

Pesawat Serang Darat

Indonesia memiliki Super Tucano atas sebuah kontrak pembelian yang diadakan oleh pemerintah pada 2010. Empat Super Tucano TNI AU pertama kali tiba pada 2012. Pesawat ini menggantikan peran OV-10F Bronco yang sebelumnya bertugas dan memiliki fungsi sebagai pesawat serang darat anti gerilya.

Di lingkungan TNI AU, ada tiga jenis pesawat yang memiliki kode ekor TT, yaitu Bae Hawk 109/209, T50i Golden Eagle dan Super Tucano. Seluruhnya merupakan pesawat latih lanjut yang juga memiliki kemampuan taktis jika diperlukan, bedanya Super Tucano menggunakan pesawat berkode TT yang menggunakan penggerak turbo propeller dan memiliki spesifikasi khusus serang darat. n ps-2/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU