Kebijakan OPEC+ Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Turun 2 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 01 Des 2023 11:30 WIB

Kebijakan OPEC+ Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Turun 2 Persen

i

Ilustrasi OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak pada kuartal pertama tahun depan. SP/ Tangkapan layar twitter @PIF_en

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - OPEC+ baru saja merilis pernyataan pada hari Kamis (30/11/2023) yang tidak secara resmi mendukung pengurangan produksi. Namun masing-masing negara justru mengumumkan pengurangan sukarela.

Pengurangan sukarela tersebut dilakukan masing-masing negara sebesar 2,2 juta barel per hari untuk kuartal pertama tahun 2024. Dengan Arab Saudi, sebagai negara utama dan anggota terbesar, yang memimpin langkah tersebut.

Baca Juga: Arab Saudi Pangkas Harga, Minyak Dunia Jatuh 4 Persen di Awal Pekan

Para pedagang lantaran mereka semakin yakin bahwa OPEC+, sebuah kelompok yang terdiri dari OPEC ditambah sekutu produsen minyaknya, tidak akan memenuhi pengurangan produksi yang dijanjikan.

"Riyadh setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar satu juta barel per hari," kata seorang sumber di Kementerian Energi kepada Saudi Press Agency, Jumat (01/12/2023).

Melansir CNBC, Jumat (1/12/2023), harga emas WTI untuk kontrak bulan Januari turun USD 1,20, atau 1,54%, menjadi USD 76,66 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak bulan Januari kehilangan 14 sen, atau 0,17%, diperdagangkan ke level USD 82,96 per barel.

Disisi lain, Irak memangkas produksi sebesar 223.000 barel per hari, Uni Emirat Arab 163.000 barel per hari, Kuwait 135.000 barel per hari, Kazakhstan 82.000 barel per hari, Aljazair 51.000 barel per hari, dan Oman 42.000 barel per hari.

Rusia juga memperdalam pengurangan pasokan sukarela menjadi 500.000 barel per hari hingga akhir kuartal pertama. Ini dikatakan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.

Disatu sisi, OPEC+ sendiri juga memiliki masalah besar dalam hal kohesi dan kepatuhan terhadap pengurangan produksi, kata John Kilduff dari Again Capital.“Kecurangan adalah nama tengah mereka dalam situasi ini yaitu OPEC,” kata Kilduff.

Kilduff mengatakan OPEC+ semakin tertekan oleh rekor produksi dari negara-negara termasuk AS dan kehilangan pangsa pasar di Asia, dimana pertumbuhan permintaan mengalami kesulitan akibat hambatan ekonomi di Tiongkok.

“Mereka menghadapi masalah besar,” kata Kilduff tentang OPEC+ dan Arab Saudi pada khususnya. Mereka sedang sibuk dan bagi saya ini tidak akan menjadi strategi kemenangan bagi mereka,” katanya mengenai pengurangan produksi. jk-04/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU