Wakil Ketua DPRD Surabaya Suport Temuan Alat Pendeteksi Kebakaran dan LPG Bocor Karya Bocah SMP

author Al Qomaruddin

- Pewarta

Minggu, 11 Feb 2024 15:37 WIB

Wakil Ketua DPRD Surabaya Suport Temuan Alat Pendeteksi Kebakaran dan LPG Bocor Karya Bocah SMP

i

Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony saat menerima Adita Zahrah dan Vanesa Dewi Saraswati, bocah SMPN 52 Surabaya pembuat alat pendeteksi kebakaran di kantor DPRD Surabaya. SP/ Al Qomaruddin

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Generasi muda merupakan kunci menuju kesuksesan Indonesia Emas 2045. Sebuah prestasi ditunjukan dua anak muda Adita Zahra Putri Purwana dan Vanesa Dewi Saraswati. Dua siswa kelas 9 SMP ini berhasil membuat alat pendeteksi kebakaran yang terjadi di setiap permukiman.

Berbagai langkah dilakukan untuk memaksimalkan potensi anak muda. Wakil Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Surabaya mengapresiasi tiap inovasi yang diciptakan oleh anak muda. Alat sederhana yang sangat aplikatif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Baca Juga: AH.Thony Dorong Pemkot Fasilitasi Pendaftaran HAKI Alat Deteksi Kebakaran Bocah SMP

Tidak hanya bisa mendeteksi kebakaran, alat IWS ciptaan anak SMPN 52 Surabaya, itu mampu mendeteksi kebocoran gas LPG. Saat ada rumah dengan kebocoran gas di dalam dapur, alat tersebut bisa diandalkan untuk mendeteksi gas. Dengan sistem kerja yang sama, bau itu akan mengirimkan sinyal.

Bahkan alat tersebut juga tidak berhenti di dua sasaran tersebut. Alat itu juga bisa mendeteksi aksi pencurian karena sensor pada alat tersebut juga bisa mendeteksi gerak di setiap pintu rumah. "Ini karya cipta dan temuan yang wow. Bocah SMP yang luar biasa," kata AH Thony memberi apresiasi, Kamis (08/02/2024) kemarin saat ditemui diruang kerjanya.

AH Thony melanjutkan meski ada HP dan CCTV, kebakaran semacam itu juga luput dari pantauan warga. Sebab tidak ada warga yang tahu kejadian dan melihat TKP sudah ludes. Padahal kalau ada alat deteksi api itu bisa cepat terpantau hingga satpam dan warga kampung bergerak.

"Kalau satpam pasti akan tanggap dan diikuti tindakan cepat. Melapor ke petugas dan 112. Tapi deteksi dini ini yang penting sehingga tidak sampai api membesar," kata AH Thony.

AH. Thony mensuport penuh agar temuan itu bisa dikembangkan. Dia juga mendukung agar temuan itu nantinya bisa dikembangkan lebih sempurna dan bisa diterapkan di setiap kampung. Apalagi tidak alat sederhana itu tidak mahal. Menurut Lilik Indrayanto yang mahal itu pengeras suaranya. Speaker di pos satpam.

AH Thony pun mendorong agar temuan yang masih proto type itu bisa dikembangkan dan bisa diandalkan. "Kejadian kebakaran harus terdetekasi dini agar tidak merantak dan jatuh korban. Kalau satu kampung terpasang beberapa alat murah ini, tidak sebanding dengan manfaatnya yang jauh luar biasa. Pemkot Surabaya harus mengadopsi temuan ini," kata wakil rakyat asli Bojonegoro ini.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Inisiasi Gerakan Pelestarian Aksara Jawa

Vanesa, penemu alat pendeteksi kebakaran tersebut menerangkan saat muncul benih api kecil, alat itu sudah bekerja dengan sinyal. Sinyal dengan sensor api dan panas itu akan bekerja. Begitu terdeteksi sistem akan bekerja dengan dihubungkan pengeras suara. Detik itu juga, suara alarm akan nyaring terdengar seluruh kampung.

"Satu alat sensor kami pasang di rumah. Satu lagi dipasang di pos satpam atau poskamling. Akan terdengar alarm dan terhubung dengan notifikasi di layar monitor laptop atau komputer," terang

Alat tersebut mereka namakan Integrated warning system (IWS). Yakni alat sederhana pendeteksi panas dan kebakaran yang terintegrasi satu kampung. Sebab alat tanpa kabel, tapi melalui sinyal frekuensi radio itu bisa menggugah seluruh warga kampung dengan alarm.

Begitu alarm berbunyi artinya ada kejadian kebakaran. Notifikasi bahkan akan menunjukkan lokasi tempat dan titik kebakaran. Lengkap dengan alamat yang sesuai titik api. Setelahnya satpam dan petugas jaga di poskamling akan melihat di monitor dan melakukan tindakan awal.

Baca Juga: Pemotongan Insentif OS Pemkot Surabaya Tidak Salahi Aturan

Yang luar biasa, alat pendeteksi kebakaran tersebut dibuat dengan tidak berbiaya mahal. Alat dengan komponen utama sensor dan sinyal tersebut terhubung dengan pengeras suara. Adita menambahkan bahwa daya jangkau sensor itu bisa menjangkau sampai 500 meter. Bahkan bisa diperkuat hingga radius 1 KM.

"Jadi satu alat sederhana dipasang di rumah. Alat ini bisa mengcover 10 rumah kanan kiri. Begitu alat ini mendeteksi api dan panas, sinyal bekerja dan alarm melalui pengeras suara di pos satpam akan nyaring," kata Adita.

Vanesa dan Adita diundang di ruangan Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony. Pimpinan DPRD ini memberi apresiasi khusus atas temuan alat tersebut.

Dua bocah itu tampil untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan jaminan keselamatan saat terjadi insiden kebakaran dan insiden di kampung lainnya. Temuan alat itu memang terinspirasi dua bocah itu yang mendapati kebakaran rumah kosong di kampungnya hingga ludes. Alq

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU