Home / Peristiwa : Kemacetan Setiap Sore Ahmad Yani - Sidoarjo

Jelang Weekend, Macet Bisa Lebih dari 1,5 Jam

author Raditya Mohammer Khadaffi

- Pewarta

Minggu, 25 Feb 2024 21:22 WIB

Jelang Weekend, Macet Bisa Lebih dari 1,5 Jam

i

Kemacetan di Jalan Ahmad Yani Surabaya, khususnya pada jam pulang kerja antara pukul 16:00 hingga jam 18:00 sangat sering terjadi. Terlihat, kemacetan pada Jumat (23/2/2024). SP/Arlana

Warga: Batasi Pemakaian Kendaraan Pribadi, Perbanyak Armada Transportasi Publik

 

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

 

 

Laporan:

Raditya M Khadaffi, Wartawan Surabaya Pagi

 

Bila sore, kondisi macet di Jalan Ahmad Yani Kota Surabaya yang mengarah ke arah Sidoarjo tidak terhindarkan lagi. Peristiwa kemacetan ini hampir tiap hari, saat jam kantor.

Bahkan kemacetan terjadi sejak dari Jalan Raya Darmo yang akan menuju ke arah Jalan Ahmad Yani situasi padat tidak hanya terjadi di Jalan Utama Ahmad Yani, namun juga di Ringroad sebelah kiri juga terpantau padat merayap.

Menurut penelitian mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya, pada Senin-Kamis dari pukul 16.00-17.00 dari arah Surabaya ke Sidoarjo, pada hari Senin sebanyak 2.816 kendaraan per jam. Sementara pada hari Jumat sekitar pukul 17.00-18.00, mengalami intensitas yang tinggi, yakni sekitar 2.808,15 kendaraan per jam. Ini dikarenakan bertepatan dengan aktivitas kegiatan orang keluar kota.

Penelitian ini menggunakan nilai EKR dengan tipe jalan 4/2T dan arus lalu lintas per lajur yaitu ≥ 1050 didapat nilai ekr untuk SM = 0,25, KR = 1, KB = 1,2.

Perhitungan Volume Lalu Lintas Arah Sidoarjo (16.00- 17.00) Hari Jumat. KR x ekr KR = 1021 x 1

=1021 Skr/jam KB x ekr KB = 82 x 1,2 = 98,4 Skr/jam. SM x ekr SM = 6755 x 0,25 =1688,75 Skr/jam

Dengan demikian total Volume Lalu Lintas dalam skr/jam pada pukul 16.00-17.00 didapat: 1021 + 98,4 + 1688,75 = 2808.

 

Kemacetan Lebih Satu Jam

Ada dua karyawan yang berkantor di Jalan Dukuh Kupang dan Simo Mulyo, harus merasakan kemacetan setiap hariya baik saat berangkat kerja maupun pulang kerja. Bahkan, kemacetan bisa lebih dari satu jam, khususnya saat pulang jam kerja.

"Saya keluar dari kantor jam 17.46, naik motor sampai di bundaran dolog pukul 19.15. Itupun masih terjebak belum sampai bundaran waru," ujar Agus, warga Sidoarjo.

Terlihat petugas kepolisian juga belum mampu mengurai kemacetan yang cukup panjang ini.

Kemacetan ini juga dirasakan Surabaya Pagi, saat Jumat (23/2/2024) kemarin. Kendaraan padat mulai mengekor sejak Flyover Mayangkara, hingga Bunderan Tol Waru Sidoarjo. Bahkan, waktu perjalanan sejak turun Flyover Mayangkara sampai mampir di Pecel Murni yang berada sebelum Bunderan Waru, sekitar 1 jam 12 menit.

Terlihat kemacetan ada beberapa titik yakni di perempatan Margorejo dan perempatan Jemursari - Bunderan Dolog.

Kemacetan ini nyaris hampir terjadi setiap hari, terutama ketika pulang kerja. Hal ini diakui Mahruf, petugas parkir yang berjaga di sekitar Pecel Murni dan sekitarnya.

"Wes langganan macet'e iki mas. Tapi gitu yah kok ada pemecahan yo kemacetane iki. Padahal yo wis onok frontage, tapi gak ngaruh," celetuk Mahruf, yang sudah lebih 10 tahun menjadi juru parkir di sekitar Ahmad Yani.

Dia pun juga sering melihat banyak pengendara yang melipir istirahat di minimarket yang berada di sekitaran menjelang Bunderan Tol Waru. "Banyak juga yang istirahat, seperti beli minum atau cuma ngiup aja," lanjut Mahruf bercerita.

Ada juga beberapa mobil ambulans juga terjebak di kemacetan yang mengarah ke arah Sidoarjo. Ini diperparah bila hujan sejak sore hari. Namun untuk arah sebaliknya dari Sidoarjo ke arah dalam kota, sore hari terpantau ramai lancar. Beda bila pagi hari.

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

 

Jalur Frontage Tak Jadi Solusi

Seperti apa yang dialami Abdi, saat ditemui usai makan di Kedai Soto di Jalan Ahmad Yani. Abdi yang tinggal di daerah Sukodono, Sidoarjo, dan harus setiap hari wara-wiri ke tempat kerjanya di daerah Jalan Pahlawan, kemacetan sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari.

"Ini sebelum ada frontage, lebih parah mas. Cuma kemacetan perlu solusi yah dari dishub dan kepolisian," katanya, kepada Surabaya Pagi, Minggu (25/2/2024).

Abdi berandai-andai, solusi yang ia harapkan pada saat jam pulang kerja, yakni pukul 16:00 hingga 19:00 WIB dilakukan pembagian jalur kendaraan, yakni roda dua hanya boleh melewati jalur frontage dan jalur utama khusus kendaraan roda empat.

"Soalnya saya lihat, jam-jam macet itu, jalur frontage masih agak longgar. Dan di jalur utama sini, motor roda dua banyak yang lewat juga. Jadi penumpukan yah pasti terjadi. Kasihan orang-orang Sidoarjo yang  kerja di Surabaya. Capek di jalan," harapnya.

Selain itu, Abdi juga menilai kemacetan di Ahmad Yani bakal tak akan selesai, bila tidak dibatasi mobil pribadi dan ditingkatkan kendaraan transportasi publik.

"Selain itu, ini yang penting menurut saya, sampai kapanpun, kalau gak dibatasi pembatasan penggunaan mobil pribadi saat jam-jam tertentu, yah sama aja. Tapi ini juga perlu diimbangi pembenahan transportasi publik yang nyaman antar kota. Kalau belum dilakukan, sampai macet terus. Ini butuh keberanian seorang pemimpin untuk melakukannya," kata Abdi.

Abdi melihat, Suroboyo Bus dan Bus Trans Jatim saat ini masih belum sebanding warga Sidoarjo yang bekerja di Surabaya. Ia pun mempertanyakan program MRT yang pernah dicanangkan saat Wali Kota Risma dan Gubernur Pakde Karwo.

"Coba deh buat kayak Jakarta, bangun MRT. Jadi alternatif pemecah kemacetan. Saya yakin, orang-orang akan ramai-ramai meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi publik," lanjutnya.

 

Transportasi Publik di Surabaya

Saat ini, data yang dihimpun Surabaya Pagi, transportasi publik di Surabaya yang menghubungkan kota Surabaya dan Sidoarjo hanya Suroboyo Bus, Bus Trans Jatim dan Kereta Commuter Line.

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

Khususnya untuk Suroboyo Bus dengan Jalur Purabaya-Rajawali, hanya tersedia 28 unit dengan jam operasional mulai pukul 05:00 WIB hingga pukul 21:00 WIB setiap harinya. Suroboyo Bus sendiri dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

Sementara Bus Trans Jatim dengan jalur Sidoarjo-Surabaya-Gresik, saat ini memiliki total 32 unit, terdiri dari 22 unit yang dikelola Perum DAMRI dan Dishub Jatim, dan 10 unit dari PT Harapan Jaya Transport.

Surabaya Pagi pun mencoba Suroboyo Bus dari Terminal Purabaya ke pusat kota Surabaya, dengan kode bus SB02, Sabtu (26/2/2024) ditengah kemacetan mulai Bunderan Waru, Taman Pelangi hingga Royal Plasa sebelum bunderan flyover Mayangkara, butuh waktu sekitar 50 menit. Dan Suroboyo Bus turun di Embong Malang, tambah sekitar 30 menit. Praktis total dari Purabaya hingga Embong Malang butuh waktu 80 menit atau 1 jam 20 menit.

Sementara, proyek MRT sendiri dibatalkan oleh Wali Kota Eri Cahyadi. Menurut Eri, proyek MRT tidak bisa dibangun di dalam kota.

 

Jelang Weekend Macet Parah

Tak heran, kemacetan sepanjang Jalan Ahmad Yani hingga Bunderan Tol Waru Sidoarjo, apalagi jelang weekend, yakni Jumat malam, macet parah. Jalanan dipenuhi sepeda motor maupun mobil di Surabaya, yang akan pulang kerja atau yang akan luar kota.

Kemacetan cukup parah terjadi di jalan protokol Surabaya. Mulai Jalan Ahmad Yani baik di frontage road maupun di jalur utama. Beberapa pengguna jalan mengaku terjebak jam-jaman di Jalan Ahmad Yani menuju Sidoarjo.

Tidak hanya di Jl Ahmad Yani, kemacetan juga terjadi di sejumlah ruas jalan baik di Jalan Wonokromo, Jalan Raya Darmo, bahkan di Jalan Margorejo, Wonocolo, hingga di kawasan Siwalankerto arah Korem.

Di tengah kota kemacetan terasa di Bundaran Dolog. Baik sepeda motor maupun mobil berjubel berjalan merambat hingga tak jarang terkunci tak bergerak dalam waktu yang lumayan lama.

Akibat kepadatan di Bundaran Dolog itu macet terasa cukup parah di kawasan Jemur Handayani sekitar pukul 16.00 wib.

Kemacetan juga sering terjadi di Bundaran Waru juga di Jalan Brigjen Katamso sekitar Pabrik Paku. rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU