Pilgub Jatim 2024 Mulai Diramesi di Tik-Tok

author Riko Abdiono

- Pewarta

Jumat, 01 Mar 2024 21:06 WIB

Pilgub Jatim 2024 Mulai Diramesi di Tik-Tok

i

Riko Abdiono Wartawan Surabaya Pagi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Coblosan Pemilu 14 Februari 2024 baru saja usai. Tapi tahun politik masih belum tuntas. Tak sampai 3 hari setelah coblosan, publik mulai ribut bicara pemilihan Gubernur Jawa Timur. Padahal pemilihan Gubernur masih nanti 27 November 2024. Berbarengan dengan pilkada kabupaten/kota.

Ributnya publik itu dapat dipotret di arena-arena diskusi. Kalangan elit Partai politik mulai menghitung-hitung siapa kandidat kuat untuk maju pemilihan Kepala Daerah (Pilakada). Sambil menghitung perolehan suara calon legislatif, elit parpol juga mencetuskan siapa kira-kira yang berani melawan incumbent, Khofifah Indar Parawansa.

Baca Juga: Isu Cak Imin Maju Pilgub, PKB Jatim : Kami Fokus Gugatan Pilpres di MK

Tak kalah riuh, netizen pun mulai meramesi (memprediksi dan meramal) siapa kandidat yang maju di Pilgub Jatim 2024 melawan Khofifah Indar Parawansa.

Netizen sudah melaju lebih dulu berkicau menerobos kasak-kusuk elit Partai politik. Media sosial seperti tik-tok langsung deklarasi, tiga hari setelah coblosan 14 Februari kemarin.

Dari pantauan sejumlah akun Tik-Tok, yang mana setiap akun followersnya diatas 10K itu lugas menyebut sejumlah kandidat.

Ada yang berjudul ‘7 Calon Gubernur Jatim’. Ada juga berjudul ‘Ini Lima Calon Gubernur Jatim’ lengkap dengan foto-fotonya. Berseliweran di laman tik-tok. Tapi apapun itu, kita tak boleh meremehkan kreatifitas kontent di Medsos. Cukup bisa menggiring opini.

Di Akun-akun Tik-Tok tersebut, Nama-nama Calon Gubernur itu antara lain, sudah pasti adalah Hj Khofifah Indar Parawansa. Lalu ada nama Emil Dardak, Tri Rismaharini, Puti Guntur Sukarnoputri (PDI-P), Saifullah Yusuf, Heru Tjahjono, Thoriqul Haq (PKB), Anwar Sadad (Gerindra) hingga Sarmuji (Golkar).

 

 

***

 

Sementara kita tak bahas incumbent Hj Khofifah Indar Parawansa yang punya sederet prestasi. Apalagi, Ketum PP Muslimat NU ini baru saja sukses mengantarkan kemenangan Prabowo-Gibran di angka 65% (Prediksi).

Coba kita timang-timang nama lain yang kini masih diragukan bakal berani maju Pilgub 2024. Siapa tahu setelah ini mereka dapat mood boster maju Cagub.

Emil Dardak misalnya. Meski sudah menjadi Ketua DPD Partai Demokrat, Emil cenderung jadi "anak baik".

Soal popularitas, jangan ditanya. Istri Arumi Bachsin itu public figur dan jago nyanyi. Emil belum pernah menyampaikan akan maju sendiri. Apalagi kini kursi Partai Demokrat di DPRD Jatim hasil Pemilu 2024 melorot. Paling aman, jubir Gibran ini adalah tetap meneruskan duet Khofifah-Emil dua periode.

Baca Juga: PDI-P Jatim Pertimbangkan Usung Mbak Khofifah di Pilgub Jatim 2024

Lalu, Tri Rismaharini. Wali kota Surabaya dua periode itu cukup populer di Kota Surabaya. Tapi di luar Surabaya, sama sekali belum pernah diukur oleh lembaga survei.

Tapi diyakini cuma Bu Risma yang paling populer di Partai berlogo banteng ini. Jauh daripada Puti Guntur yang pilgub 2018 lalu tak mampu memperkuat Cagub Saifullah Yusuf. Padahal kala itu, pasangan Saifullah-Puti didukung empat partai besar Jawa Timur. Mulai dari PDI-P, PKB, Gerindra dan PKS.

Nah, nama baru yang muncul adalah Heru Tjahjono. Mantan Sekdaprov Jatim yang kini lolos Caleg DPR RI dari Partai Golkar Dapil Jatim VI (Tulungagung, Blitar dan Kediri).

Kalkulasi saya, kalau jadi Cagub, Heru tak mungkin berani melawan mantan atasannya. Tapi kalau jadi calon Wakil Gubernur, mungkin saja mantan Bupati Tulungagung itu tak menolak.

Kemudian dari PKB, Partai peraih suara dan kursi terbanyak DPRD Jatim hasil Pemilu 2024 ini juga galau soal kader. PKB bisa mengusung cagub sendiri sama dengan PDI-P. Tapi Ketua DPW PKB Halim Iskandar tak mau nekad maju, kalau popularitas dan elektabilitasnya kurang mencukupi.

Satu-satunya pilihan PKB jika maju sendiri adalah Thoriqul Haq yang kemarin menjadi Bupati Lumajang. Cukup fenomenal, karena berulangkali viral di media sosial sampai tingkat Nasional. Lumayan jadi modal awal untuk maju Pilgub.

Sedangkan nama Anwar Sadad Ketua DPD Gerindra Jatim dan Sarmuji Ketua Golkar Jatim diakui cukup punya kans.

Karena partai-partai tersebut tinggal mencukupi syarat minimal 20% perolehan suara atau kursi untuk bisa mengusung calon sendiri.

Baca Juga: Miliki Golden Tiket, PKB Jatim tak Ingin Grusa-grusu dalam Pilgub

Tapi dua Partai tersebut baru-baru ini sudah memberikan rekomendasi kepada Khofifah Indar Parawansa untuk maju pilgub Jatim 2024. Kalau untuk maju sendiri, tentu rekomendasi itu perlu diubah dulu.

Filosofi Politik semacam itu bakal berubah pernah ditulis sebuah buku penelitian milik Andreas Penjadwal mahasiswa Oxford University asal Indonesia. Buku berjudul :The Politics of Uncertainty pada tahun 2013.

Dalam buku tersebut secara Abstrak ia memperkenalkan tentang “politik ketidakpastian”. Menurut penelitiannya, semua rezim otoriter, menderita dari dua bentuk ketidakpastian: Pertama, “ketidakpastian institusional” yang berasal dari ketidakamanan struktural rezim otoriter dan “ketidakpastian informasi” yang berasal dari ketidakjelasan struktural mereka.

Dari penelitian itu kita dapat berkaca, bahwa dalam politik tidak boleh merasa aman atau nyaman. Tetapi harus terus menjaga komunikasi dan kebutuhan-kebutuhan pragmatisme.

Sehingga political of trust itu bisa saling terjaga hingga hari pendaftaran di KPU Jatim. Tercatat dalam sejarah Pilpres kemarin, Muhaimin batal jadi Cawapres Prabowo dan AHY pun berubah dukungan.

Nah, untuk menjaga semua rekomendasi dukungan di Pilgub Jatim, Khofifah bisa menggunakan teknik pentahelix saat sukses meredakan Covid-19 lalu. Termasuk media.

Kalau tidak, maka segala kemungkinan akan terjadi. Jangan sampai rekomendasi yang sudah ditangan, kemudian terkena cuci tangan para petinggi Partai. Meski tidak ada yang berani melawan, Khofifah kurang elegan jika maju lewat jalur independent. (Riko Abdiono)

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU