Lestarikan Tradisi Ruwat Desa, Pemdes Kedung Kembar Gelar Wayang Kulit

author Juma'in Koresponden Sidoarjo

- Pewarta

Selasa, 12 Mar 2024 13:06 WIB

Lestarikan Tradisi Ruwat Desa, Pemdes Kedung Kembar Gelar Wayang Kulit

i

Acara Ruwatan Desa Kedung Kembar, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Jumat (08/03/2024). SP/ HIKMAH

SURABAYAPAGI.com, Sidoarjo - Sedekah Bumi adalah salah satu upacara tradisional untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta. Upacara ini masih banyak kita jumpai pada masyarakat di daerah pedesaan, yang kehidupannya ditopang dari sektor pertanian.

Seperti di Desa Kedung Kembar, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo. Dalam Tradisi ruwat desa dilestarikan dengan menggelar kesenian wayang kulit, syukuran dan doa bersama.

Baca Juga: Jaga Kekompakan, AJS Gelar Halal Bihalal

Kepala Desa Kedung Kembar, Arieska David Susanto mengatakan, jika sedekah bumi atau disebut dengan ruwat desa ini, merupakan salah satu tradisi desa yang terus dilestarikan. Menurutnya, tradisi ini sudah berlangsung sejak turun temurun. 

Selain sebagai bentuk rasa syukur, dalam tradisi ruwat desa juga diyakini untuk mendapatkan berkah bagi masyarakat desa. "Sebagai bentuk rasa syukur dan mendapatkan keberkahan di masyarakat," ujarnya, Jumat (08/03/2024).

Baca Juga: Warga Sidoarjo Minta KPK Segera Tahan Gus Muhdlor

Tidak hanya itu, menurut dia, dalam tradisi ruwat desa ini, identik dengan pagelaran wayang kulit. Sebab, wayang kulit juga diyakini sebagai sarana untuk melakonkan cerita sejarah dan mengumpulkan warga untuk mempererat tali persaudaraan dan kekompakan warga untuk guyub rukun.

Baca Juga: H-2 Lebaran, Volume Sampah di TPA Jabon Naik Hampir 100 %

"Ruwat desa ini juga dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga," ungkapnya.

Ia berharap, dalam tradisi sedekah bumi atau ruwat desa ini bisa menjadi makna yang mendalam. Selain mengajarkan rasa syukur, tradisi sedekah bumi juga mengajarkan, bahwa manusia harus hidup guyub rukun antar sesama dan terus melestarikan tradisi yang menjadi kebudayaan nusantara. man/hik

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU