Pemerintah Terkejut Harga Beras di Pasar Tradisional Masih Mahal

author Lailatul Nur Aini

- Pewarta

Rabu, 13 Mar 2024 20:22 WIB

Pemerintah Terkejut Harga Beras di Pasar Tradisional Masih Mahal

i

Harga beras medium di Pasar Pucang Anom, awal pekan kemarin, masih belum normal meski pemerintah sudah memasok beras di sejumlah pasar tradisional dan mengadakan pasar murah. SP/Nur Aini

Bapanas Jual Beras Medium Rp14 ribu per Kilogram, Pedagang Tradisional Jual Rp16.150 per Kilogram 

 

Baca Juga: Tata Kelola Beras Amburadul

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pemerintah terkejut harga beras di pedagang tradisional dan warung-warung di Jakarta, masih tetap mahal. Padahal harga di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan Pasar Induk Beras Johar, Karawang sudah turun.

Deputi III KSP Edy Priyono, menyorot rata-rata harga beras medium pada panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang ada di kisaran Rp14 ribu per kg.

Menurutnya, ini berbeda dengan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) dan data Kementerian Perdagangan yang menunjukkan harga beras medium masih di level Rp16 ribu per kg.

"Yang bikin kami penasaran itu misalkan Jakarta, harga di Jakarta dan kemudian harga di Jawa Barat. Karena dalam beberapa kesempatan Bapak Presiden (Joko Widodo) menyampaikan bahwa harga di Pasar Induk Cipinang dan Pasar Johar Karawang itu kan sudah turun dan memang benar. Kalau kita cek harga beras medium di PIBC itu sudah sesuai harga eceran tertinggi (HET) lah sekitar Rp11 ribu (per kg)," kata Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, dikutip dari YouTube Kemendagri, Rabu (13/3).

 

Beras medium Rp16.150 per kg

Meski di pasar induk sudah turun, Edy mengatakan harga beras di tingkat pedagang dan warung masih tetap mahal. Ini terjadi merata di Jakarta maupun Jawa Barat.

Ia mencontohkan rata-rata harga beras medium di Jakarta menembus Rp16.150 per kg atau lebih tinggi dari rata-rata nasional. Harga rata-rata harga beras medium di Jawa Barat juga cukup tinggi, yakni Rp16.050 per kg.

"Ini menjadi pertanyaan besar, tidak untuk kita diskusikan sekarang, tapi mohon menjadi perhatian teman-teman, saya enggak tahu kalau begini nih Kementerian Perdagangan atau Badan Pangan. Kenapa harga beras medium yang sudah murah di Pasar Induk Cipinang dan Pasar Johar Karawang itu tidak tertransformasi menjadi harga beras medium yang rendah di pasar tradisional dan warung-warung? Itu pertanyaan," tutur Edy.

Baca Juga: Panen Raya Maret, Bapanas: Harga Beras Dipastikan Turun saat Ramadhan

"Apakah mereka (pedagang) mengambil margin cukup besar atau gimana? Kita gak tahu. Upaya kita sudah sangat besar kan, sudah banyak yang dilakukan teman-teman Badan Pangan, Bulog, kerja sama dengan teman-teman pemerintah daerah," sambungnya.

 

Mentan Khawatir

Sementara, ada kekhawatiran pasokan beras pada Juni-Oktober 2024, tidak mencukupi kebutuhan beras nasional.

Pasalnya, kalau kekhawatiran jadi kenyataan, kurang pasokan bisa mengakibatkan kenaikan harga.

Baca Juga: Mantan Mendag Tuding Kelolaan Beras Kacau Balau

Demikian diungkapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI, Rabu (13/3/2024).

"Kekhawatiran kami selanjutnya adalah produksi padi Juni-Oktober dikarenakan luas tanam pada pada Februari 2024 lebih rendah dari Februari 2019-2023," ujar Amran Sulaiman.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipaparkan Amran, total luas tanam padi pada Oktober 2023-Februari 2024 seluas 5,4 juta hektar (ha) atau turun 1,9 juta ha (26,2 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2015-2019 yang seluas 7,4 juta ha.

"Penurunan luas tanam ini tentu berpengaruh ke luas panen dan terdampak ke penurunan produksi padi yang dihadirkan," kata Amran.

Selain itu, penyebab lain berkurangnya produksi beras adalah perubahan iklim, El Nino. Fenomena cuaca ini belakangan ini memang membuat harga beras tembus Rp18 ribu per kilogram (kg). n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU