Komisi B Desak Dinas Pertanian Jatim Maksimalkan Kualitas dan Fungsi UPT Hortikultura di Batu

author Riko Abdiono

- Pewarta

Sabtu, 30 Mar 2024 22:39 WIB

Komisi B Desak Dinas Pertanian Jatim Maksimalkan Kualitas dan Fungsi UPT Hortikultura di Batu

i

Pimpinan dan Anggota Komisi B DPRD Jatim saat melakukan kunjungan di UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di Batu, Rabu 28/3/2024.

SURABAYAPAGI.COM, Batu - Petani apel di Kota Batu menghadapi masa sulit. Produksi apel menurun dan banyak petani yang beralih ke tanaman lain, terutama jeruk karena dinilai lebih menguntungkan.

Anggota Komisi B DPRD Jatim Hidayat Maseaji mengusulkan adanya upgrade seluruh UPT dibawah pengelolaan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Pasalnya, banyak UPT yang kondisinya kurang perhatian dan melakukan program pertanian yang kurang inovasi. "UPT di Kota Batu ini seharusnya dapat menjadi rujukan bagi para petani di sekitarnya untuk peningkatan kualitas tanaman khususnya buah-buahan. Sehingga hadirnya UPT milik Pemprov Jatim ada manfaatnya buat petani," jelas Hidayat, Rabu 28/3/2024. 

Baca Juga: Pertahankan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah-sekolah Jawa Timur 

Politisi Partai Gerindra ini memintan Gubernur melalui Dinas Pertanian Provinsi Jawa timur untuk segera melakukan pendataan UPT-UPT yang perlu di upgrade. Mulai dari SDM, bibit tanaman hingga dukungan Pupuk. "Program petik olah kemas jual perlu diterapkan di UPT Pertanian, di negara lain, petani juga diajari bisnis, supaya petani tidak hanya menanam tapi juga mengemas agar produknya bernilai tinggi," pesan Hidayat.

Senada, Anggota Komisi B lainnya, Ahmad Hadinuddin harus dicari solusi yang tepat ketika petani enggan untuk menanam apel karena sudah dinilai tidak ekonomis.
Selain karena biaya produksi yang mahal, harga apel juga tidak menentu sehingga petani mulai beralih untuk menanam komoditas lain.
“Ya ada petani-petani merasa penanganan apel membutuhkan biaya produksi mahal,” katanya saat sidak di Kebun Bulukerto, kota Batu yang dikeloa oleh UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Jatim Rabu 28/3/2024.

Baca Juga: Komisi E Dorong KONI Jatim Segera Ajukan Anggaran PON XII Aceh

Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim itu sangat menyayangkan pergantian komoditas tersebut. Pasalnya, apel di batu merupakan tanaman lokal yang tidak ditemui di wilayah lain sehingga harus dipertahankan.
“Di Batu dan Malang yang menjadi ikon adalah apel. Terutama apel Anna. Ini harus dipertahankan,” tambahnya.
Dia meminta agar Pemprov Jatim memberikan bantuan kepada petani untuk meringankan ongkos produksi mereka. Diantaranya adalah bantuan bibit dan pupuk, agar para petani bisa melakukan peremajaan terhadap tanaman apel yang sudah melewati masa produktif.
“Pemprov harus memberikan subsidi pupuk, benih dan alat-alat pertanian,” jelasnya.
Anggota komisi B DPRD Jatim itu meminta agar Pemprov Jatim juga mendorong gerakan makan buah segar, untuk menarik minat masyarakat. Kolaborasi dengan BUMD dengan menjadikan pertanian apel sebagai destinasi wisata juga harus digalakkan.
“Harus dikampanyekan gerakan makan buah segar. Supaya petani bisa terserap hasil produksi mereka. Selain itu nantinya program petik, kemas jual harus dijalankan secara serius,” tambahnya.

Alimatus Sadiyah, pengelola kebun Bulukerto milik Dinas Pertanian Jatim mengaku kalau pihaknya membutuhkan pompa air agar hasil panen bisa maksmal. Menurut dia, kebun yang dikelolanya memiliki luas 0,5 hektar yang terdiri dari berbagai macam tanaman seperti apel, jeruk dan tanaman musiman lainnya.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Ajak Kembali Semangat Bekerja dan Maksimalkan Pelayanan untuk Masyarakat

“Kalau disini ada 300 ponon dan setahun satu pohon bisa menghasilkan 30 kg apel. Kalau bisa kedepan ada pompa air karena selama ini masih iktu swadaya warga,” pungkasnya. rko

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU