Home / Opini : Kasih Karunia

Mari Hidup Sederhana

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 31 Mar 2024 21:19 WIB

Mari Hidup Sederhana

Sebagai seorang ibu, saya merasa kenaikan bahan pokok sejak sebelum Paskah, seolah dipaksa mencari jalannya sendiri.

Terutama dalam menyiasati mahalnya kebutuhan pangan dan kebutuhan pokok dari mulai beras, minyak goreng, gula pasir, daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam, susu kental, tepung terigu, cabai, sampai bawang.

Baca Juga: Kisah Warga Kisten Gaza Saat Puasa

Berbulan bulan, saya merasakan tidak hadirnya pemerintah menstabilkan harga bahan pokok itu. Ini menambah beban anggaran rumah tangga sehari-hari. Sekaligus menyedot anggaran untuk kebutuhan lain. Jelang hari raya Idul fitri, harga berbagai kebutuhan pokok mahal, bahkan terus naik tiap hari.

Keadaan ini jelas memukul ekonomi masyarakat golongan ekonomi rendah.

Dalam situasi seperti ini, apa yang dapat kita ajarkan kepada putra dan putri kita ? Ya saya membantu mereka memiliki keberanian untuk memilih kesederhanaan .

Saya adalah ibu dari dua anak balita.

Dalam lingkungan tetangga, topik kesederhanaan terkadang muncul dalam pembicaraan ibu ibu. Saya selama bertahun-tahun, telah belajar bahwa kesederhanaan paling baik dengan mengajarkan ajaran dan memberikan contoh yang positif pada lingkungan keluarga

Ajaran akan membantu anak-anak kita memahami mengapa kesederhanaan demikian penting. Juga teladan kita akan menunjukkan berkat-berkat kesederhanaan dengan cara-cara yang membahagiakan.

Definisi kesederhanaan dalam Teguh pada Iman adalah “Sikap kerendahan hati dan kesopanan dalam berpakaian, berdandan, berbahasa, dan bertingkah laku.” ya

Baca Juga: Keluarga Kristen Milenial

Bagi saya, sederhanaan bukan kesia-siaan atau sombong.

Saya bersaksi bahwa pilihan-pilihan yang kita buat untuk tampil dan berperilaku sederhana mengirimkan pesan yang kuat bahwa kita memahami identitas kita sebagai putra dan putri Allah dan bahwa kita telah memilih untuk berdiri di tempat-tempat yang kudus.

Dalam Mazmur 116 : 6 , dikatakan bahwa: “ Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkanNya aku.” Gampangkah menjadi orang-orang sederhana? Saya jawab, kita bisa melihat kenyataan yang ada di sekitar kita, bahkan mungkin dalam diri kita.

Bagi saya, konsep hidup sederhana adalah perilaku yang disesuaikan dengan kondisi sesungguhnya. Perilaku atau gaya hidup minimalis lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan utama seperti makanan yang bergizi, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.

Baca Juga: Berdoa Jangan Bertele-tele

Ini karena, Alkitab mengajarkan setiap umat-Nya untuk hidup dengan penuh kesederhanaan. Hidup sederhana juga akan membawa kenikmatan yang lebih baik daripada hidup dengan kemewahan.

Hal ini bahkan sudah dicontohkan oleh anak Maryam yang dulunya hidup dengan sederhana.

Pengalaman hidup saya, dengan kesederhanaan dapat memberikan rasa ketenangan dalam jiwa. Seseorang juga akan lebih damai dan nyaman dengan kesederhanaan yang diikuti dengan rasa cukup.

Tentu akan mendorong kita untuk lebih banyak bersyukur atas nikmat Tuhan. Selamat hari Raya Idul Fitri saudaraku yang akan merayakan minggu depan. (Maria Sari)

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU