Stok LPG 3 Kg Langka, Para Pedagang di Ponorogo Sambat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Jun 2024 11:31 WIB

Stok LPG 3 Kg Langka, Para Pedagang di Ponorogo Sambat

i

Ilustrasi. Salah satu pedagang gorengan yang mengeluh stok LPG 3 kg mulai langka. SP/ PNG

SURABAYAPAGI.com, Ponorogo - Warga Ponorogo baru-baru ini mengalami kesulitan mendapatkan LPG 3 Kilogram (Kg). Kondisi tidak adanya keberadaan LPG 3 Kg ini tidak hanya di pusat kota. Tetapi juga di wilayah pinggiran seperti Kecamatan Jenangan, Ngrayun, dan Slahung.

Bahkan, akibat fenomena itu, kini ibu rumah tangga hingga pedagang kesusahan mendapatkan si tabung melon itu. Kondisi serupa dialami pedagang angkringan, Cholis yang mengaku kesulitan dalam mendapatkan barang bersubsidi tersebut. 

Baca Juga: Pengunjung Ngeluh, Warung di Alun-alun Ponorogo Getok Harga Tak Wajar

“Sulit-sulit gampang sih. Kadang ada kadang juga gak ada,” ujar Cholis, Minggu (02/06/2024).

Kesulitan serupa juga dialami Supriyoko, seorang pedagang gorengan di Jalan Pramuka. Ia mengaku bahwa dalam dua pekan terakhir, mendapatkan gas melon menjadi tantangan tersendiri. 

“Harus nunggu 2 sampai 3 hari. Harganya kalau di tingkat eceran sampai Rp 21 ribu. Normalnya Rp 19 ribu,” jelas Supriyoko. 

Menyikapi hal itu, Pertamina menyatakan bahwa kuota tabung melon di Ponorogo tidak berkurang. Dipastikan barang subsidi tersebut tetap dikirim sesuai kebutuhan dan masih dalam kategori aman. 

Baca Juga: Kapolda Resmikan Sumur Bor di Ponorogo

"Suplai masih terjaga meskipun satu SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) ditutup karena izin belum diperpanjang," ungkap Head Section Communication Relation Pertamina Jatim Balinus, Taufik Kurniawan.

Dia mengklaim bahwa satu SPBE yang tersisa di Bumi Reog masih dapat memenuhi kebutuhan harian. Sehingga tidak ada korelasi antara SPBE tutup. Dari data yang ada menyebutkan bahwa setiap pangkalan memiliki stok minimal 50 tabung gas LPG 3 Kg.

“Stok pangkalan minimal 50 tabung. Satu desa ada 2 pangkalan. Rata-rata konsumsi harian 28.583 tabung masih dapat terpenuhi. SPBE yang ada ini bisa menampung limpahan agen yang seharusnya digarap SPBE yang tutup,” paparnya.

Baca Juga: Sejoli Digerebek Warga Mesum di Kamar Mandi Masjid

Taufik juga membantah adanya keterlambatan pengiriman. Pihaknya menduga kelangkaan di sebagian wilayah terjadi di tingkat toko non-resmi atau tingkat pengecer. Tabung gas melon yang dijual di toko kelontong bukan lagi tanggung jawab Pertamina.

“Karena kalau di warung tidak bisa menjamin stoknya. Harga juga tidak sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi),” jelasnya.

Dia berharap masyarakat lebih memilih membeli gas di tingkat pangkalan dan agen resmi ketimbang di warung. “Suplai kami pastikan terjaga, bahkan saat libur pun tetap kami kirim,” tandasnya. png-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU