SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengusulkan perubahan rute pembangunan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) atau Outer East Ring Road (OERR) untuk menekan biaya pembebasan lahan dan pembangunan yang mencapai Rp 7 triliun. Rute JLLT yang semula direncanakan melewati Jalan Middle East Ring Road (MERR) kini diusulkan bergeser ke sisi luar di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa pergeseran rute ini diprediksi dapat menghemat anggaran hingga 30 persen.
Baca Juga: 22.935 Warga Pelayan Masyarakat Mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan
"Kalau digeser, biaya bisa berkurang. Kalau perhitungan kita, rute digeser bisa berkurang hampir sekitar 30 persen," ungkap Eri.
Meski potensi efisiensi anggaran terlihat menjanjikan, rencana ini masih perlu mendapat persetujuan dari pemerintah pusat. Hingga saat ini, Pemkot Surabaya belum menyampaikan usulan resmi tersebut.
"Kita memang belum sampaikan ke sana (pemerintah pusat), nanti kita diskusikan mulai kapan pengerjaannya dari pemerintah pusat," jelas Eri.
Pergeseran rute JLLT ke kawasan Pantai Timur Surabaya tidak hanya berpotensi mengurangi biaya pembangunan, tetapi juga berdampak pada pengembangan wilayah tersebut. Kawasan Pamurbaya, yang dikenal dengan potensi alam dan keindahan pantainya, akan menjadi titik lintasan baru JLLT.
Namun, pemindahan rute ke kawasan pantai ini juga memunculkan tantangan baru terkait dampak lingkungan dan sosial. Dalam hal ini, Pemkot Surabaya perlu melakukan kajian mendalam terkait dampak pemindahan rute tersebut terhadap ekosistem pantai dan masyarakat setempat.
Baca Juga: Cegah Inflasi, Pemkot Surabaya Gelar GPM
Dengan besarnya anggaran yang dibutuhkan, Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan pentingnya memasukkan proyek JLLT ini ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya. Hal ini untuk memastikan keberlanjutan proyek tersebut di tengah keterbatasan anggaran.
"Rp 7 triliun ini harus dibuat RPJMD Pemkot Surabaya, kapan selesainya. Jadi tidak bisa diselesaikan tahun ini. Kalau diselesaikan tahun ini, APBD Surabaya habis," tegas Eri.
Keberanian dalam pengambilan keputusan besar ini diharapkan menjadi perhatian bagi pemimpin Surabaya di masa depan.
Baca Juga: Revitalisasi THR Surabaya Dimulai 2025
"Setiap wali kota yang menjabat harus berani membuat keputusan besar agar proyek pemecah kemacetan di wilayah timur Surabaya itu bisa terus berlanjut," pungkasnya.
Proyek pembangunan JLLT sepanjang 16,8 kilometer ini direncanakan akan melintasi enam kecamatan di Kota Surabaya, yakni Kenjeran, Bulak, Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, dan Gunung Anyar. Meski demikian, waktu pasti dimulainya pengerjaan proyek ini masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat.
Dengan langkah ini, Pemkot Surabaya berharap pembangunan JLLT dapat dilaksanakan dengan lebih efisien tanpa membebani APBD secara berlebihan, sekaligus memanfaatkan potensi kawasan Pantai Timur Surabaya secara optimal. Zis
Editor : Mariana Setiawati