Berkah Musim Kemarau, Produksi Tembakau di Ngawi Naik 300 Hektar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 03 Sep 2024 14:07 WIB

Berkah Musim Kemarau, Produksi Tembakau di Ngawi Naik 300 Hektar

i

Ilustrasi. Petani tembakau menjemur hasil panennya di musim kemarau. SP/ NGW

SURABAYAPAGI.com, Ngawi - Musim kemarau kali ini menjadi berkah tersendiri bagi para petani tembakau di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Pasalnya, produksi komoditas tersebut tahun ini naik 300 hektar ketimbang tahun lalu seluas 1.400 hektar. Merujuk total luas tanam yang mencapai 1.700 hektar.

Kabid Perkebunan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi Hendro Budi Suryawan, mengungkap sejumlah faktor peningkatan luas tanam tembakau. Seperti, musim kemarau yang lebih kering. Bahkan satu hektar lahan biasanya menghasilkan 1,8 ton tembakau rajang kering.

Baca Juga: Dongkrak Sektor Ekonomi, Pemkab Lumajang Perluas Pasar Tembakau

“Saat ini sudah mulai panen petik daun pertama. Dan minim dampak negatif akibat hujan,” ujarnya, Selasa (03/09/2024).

Tambah Hendro, panen kali ini membuat harga jual juga relatif tinggi. Petik pertama, tembakau rajang kering mencapai Rp 35 ribu per kilogram. Sedangkan, saat petik kedua hingga keempat, daun di batang tengah, tahun lalu Rp 55 ribu per kilogram tembakau rajang kering. 

Baca Juga: Berkah Kemarau, Petani Probolinggo Sumringah Harga Tembakau Melonjak

"Tahun lalu sekitar Rp 26 ribu per kilogram. Hasilnya bisa dua kali lipat padi,” ungkap Hendro.

Faktor lain, yakni para buyer yang semakin jelas. Beberapa pergudangan dan perusahaan rokok mulai kerjasama dengan Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Ngawi. Itu menjadi keyakinan tersendiri bagi petani. Sebab, pasar tembakau sangat terbatas.

Baca Juga: Masuki Panen Raya, Petani Tembakau di Probolinggo Ketar-ketir Cuaca Ekstrem

"Kami juga terus mendampingi petani untuk mendapatkan buyer," klaimnya. 

Lebih lanjut, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengklaim industri tembakau mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Ada enam ribu petani tembakau dan buruh pabrik rokok yang bergantung pada IHT lokal. Sehingga, pihaknya terus mendorong pengembangan UKM industri kretek agar dapat bersaing dan memberikan nilai tambah bagi produk tembakau lokal. ng-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU