SURABAYAPAGI.com, Nganjuk - Warga di Nganjuk, Jawa Timur digegerkan adanya penemuan fosil banteng purba di lereng pegunungan kendang, tengah Hutan Tritik, yang awalnya ditemukan oleh petugas Perhutani, namun kondisinya sudah tidak utuh.
Fosil banteng purba tersebut kemudian dievakuasi oleh petugas dan Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Situs Purba Sangiran Jawa Tengah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nganjuk untuk dibawa ke Museum Anjuk Ladang Kota Nganjuk.
Baca Juga: Bulog Serap Gabah Melalui Program Mitra Tani
Terkait penemuan tersebut, tampak di permukaan tanah ini hanya berupa sisa tulang kepala, tanduk, potongan gigi dan potongan tulang kaki. Diduga, fosil banteng ini sebelumnya terkubur di dalam tanah.
Namun, karena posisinya berada di perbukitan dan tanah yang menimbunnya longsor, fosil banteng purba ini kemudian jatuh di tebing longsoran. Karena itu saat ditemukan, kondisinya patah-patah dan tidak utuh.
Tim Balai Pelestarian Situs Purba Sangiran, Dr. Agus trihascaryo menjelaskan, temuan banteng purba di Hutan Tritik Nganjuk ini adalah yang kesekian kalinya terjadi.
Baca Juga: Penjualan Hewan Kurban di Pasar Hewan Kedondong Nganjuk Lesu
“Sebelumnya, petugas Perhutani dan Dinas Pariwisata Kabupaten Nganjuk juga telah beberapa kali menemukan fosil harimau purba, rusa dan gading gajah purba,” ucapnya, Rabu (25/09/2024).
Seluruh temuan tersebut kini sudah diamankan di Museum Anjuk Ladang Kota Nganjuk. Diperkirakan, fosil banteng purba ini berusia antara 900 hingga 1.200 tahun. Namun untuk memastikannya masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: Nganjuk Dilirik Jadi Kawasan Industri Baru, Tekankan Kolaborasi Buruh dan Pengusaha
Agus Fuadi juga menyampaikan bahwa dengan banyaknya temuan fosil di kawasan Hutan Tritik ini, pihaknya mengusulkan agar wilayah ini dijadikan kawasan pra sejarah. Serta pihaknya meyakini manusia purba pernah tinggal di lokasi ini, dan penemuan-penemuan artefak peralatan bisa menjadi indikasi kuat kehadiran mereka.
Dengan banyaknya temuan fosil di Nganjuk, ini menjadi pengingat pentingnya melestarikan peninggalan-peninggalan purbakala dan sejarah. Dan diharapkan, kawasan ini tidak hanya menjadi pusat penelitian arkeologi, tetapi juga menjadi warisan bagi generasi mendatang. Sehingga perlu untuk tetap dijaga dan dihargai kekayaan sejarah dan alam sekitar. ng-01/dsy
Editor : Desy Ayu