Sule dan Psikolog: Bully itu Jatuhkan Mental

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 26 Sep 2024 19:49 WIB

Sule dan Psikolog: Bully itu Jatuhkan Mental

Pengakuan Sule, Komedian berusia 47 tahun, Mertua Mahalini. Dua Psikolog Tegaskan bullying Tindakan Penggunaan Kekuasaan untuk Sakiti Seseorang dan Cari Perhatian 

 

Baca Juga: Pebisnis AS Bantah Nikahi Aktris Raline Shah

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pengakuan Sule, Komedian berusia 47 tahun, mertua Mahalini, untuk mendukung istri Rizky Febian mempolisikan para pelaku bullying.

"Saya mah cuma... kamu biar selamat dunia akhirat aja. Saya nggak ada hubungan apa pun, mungkin hubungan saya sebagai public figure nggak pernah ganggu siapapun. Tapi, kalau Hazwa mau bully atau hujat jangan ke Iky dan Lini. Hujat saya saja, kalau berani. Hujat saya sampai kena mental saya. Saya tantang. Kalau sampai mental saya kena sama kamu Hazwa, kamu hebat," kata Sule, saat menjadi bintang tamu Pagi Pagi Ambyar, di Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Rabu malam (25/9/2024).

Komedian berusia 47 tahun itu mendukung langkah Mahalini melaporkan akun yang membullynya.

Sejak awal, Sule sudah meminta Mahalini dan Rizky Febian untuk tidak menggubris akun tersebut, tapi ternyata hoaks yang dibuat semakin menjadi-jadi.

"Saya mendukunglah. Kalau Lini sampai melaporkan berarti udah mengganggu banget. Itu sudah tanggung jawab Lini dan Iky. Saya sebagai orang tua, 'Sudahlah kalau seperti itu biarlah'. Kita ini kan public figure, mungkin dari sisi mental Iky sama Lini belum seperti saya. Kita bagaimana caranya supaya mereka nggak terlalu lemah aja," katanya.

 

Yakin Mahalini tak Selingkuh

Sule meyakini Mahalini tidak akan selingkuh. Dia mempercayai menantunya.

"Tapi nggak mungkinlah, kan itu hanya kedekatan dengan pemusik. Saya tahulah Mahalini nggak mungkin melakukan hal itu," ungkapnya.

"Paling saya tuh cuma bisa menyemangati di Instagram biar bisa dibaca semua orang, biar si akun itu baca juga dan tahu saya ada di depan dan belakang Lini," tegas Sule .

 Sule pasang badan membela menantunya, Mahalini, yang dibuat kesal dengan akun penyebar hoaks perselingkuhan. Sule yakin Mahalini tidak akan melakukan hal seperti itu.

Baca Juga: Lima Selebriti Lapor Hoaks Dugaan Asusila, Mahalini Terbaru

Ayah Rizky Febian itu sampai membuka blok pada akun tersebut. Dia ingin bertanya langsung soal maksud dan tujuannya mengusik kehidupan Mahalini.

"Saya telusuri wah orang ini lagi. Saya udah blok si akun itu, sampai saya buka lagi. Saya mau ngomong sama dia. Dia nggak balas-balas. Sama Lini juga di DM nggak balas-balas," tambah Sule.

 

Dosen Psikologi Universitas Airlangga

Dikutip dari beranda https://unair.ac.id, Tiara Diah Sosialita MPsi Psikolog, dosen Departemen Psikologi Universitas Airlangga, menjelaskan, terdapat beberapa penyebab mengapa kasus bullying banyak terjadi pada remaja. Secara psikologis, bullying dapat dipicu sikap-sikap negatif seperti perasaan iri, dendam, dan permusuhan antar remaja.

Dari sisi pelaku, biasanya bullying dilakukan karena kepercayaan diri mereka yang cenderung rendah. Bullying menjadi sarana si pelaku untuk mencari perhatian orang-orang di sekitarnya. “Asumsi mereka, dengan mem-bully orang lain mereka akan merasa puas, lebih kuat, serta menjadi lebih dominan,” jelasnya pada wawancara Senin lalu.

Guna mencegah perilaku bullying pada remaja, Tiara menekankan pentingnya para remaja mengetahui bentuk-bentuk tindakan bullying itu sendiri. Pada remaja, umumnya bullying dapat dilakukan dalam bentuk verbal (mencemooh, membentak, mencela), fisik (menendang, memukul, meludahi), relasional (mengabaikan, mengucilkan), serta dalam bentuk cyberbullying.

Baca Juga: Perseteruan Nikita dan Anaknya Makin Seru

“Kalau sudah mengenal bentuk-bentuk bullying, jika merasa mereka melakukan bullying maka perlu untuk berhenti. Dan sebaliknya, jika seseorang menyadari bahwa ia korban bully, ia perlu melakukan langkah-langkah untuk tidak membiarkan (tindakan, Red) bully itu terus,” tegas Tiara.

Pada korban bullying, Tiara menyampaikan pentingnya menyikapi tindakan bullying dengan percaya diri dan menghadapinya dengan kepala tegak. “Ingat, yang melakukan tindakan tercela adalah pem-bully, bukan korban. Jadi, yang harusnya merasa bersalah adalah si perundung,” ujarnya.

 

Psikolog RS Mardi Rahayu

Sedangkan, mengutip akun https://www.rsmardirahayu.com, Maria Renny K, S.Psi, M.Psi, Psikolog RS Mardi Rahayu Purwokerto mengatakan Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.

Remaja yang menjadi korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademis. n jk/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU