SURABAYAPAGI.com, Ponorogo - Mengingat peralihan musim hujan mulai berangsur rata se-Indonesia, membuat sumber mata air lama-kelamaan berangsur kembali mengalir meski tidak masih terbatas.
Melihat hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menghentikan distribusi air bersih untuk sejumlah wilayah terdampak kekeringan.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Akses di 6 Titik Wilayah Ponorogo Lumpuh Total
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, mengungkap, penghentian distribusi air bersih tersebut melihat pertimbangan sebagian besar sumber air bawah tanah warga berangsur pulih seiring datangnya musim hujan.
"Hasil asesmen kami menunjukkan beberapa sumber mata air mulai kembali mengalir, meski debitnya masih terbatas," kata Agung, Senin (11/11/2024).
Baca Juga: BPBD Ponorogo Gercep Perbaiki 1 EWS Longsor dan 3 EWS Banjir
Sedangkan diketahui, saat ini penghentian pengiriman yang efektif dilakukan sejak Rabu (06/11/2024) itu meliputi tujuh kecamatan, 19 desa, dan 24 dukuh yang sebelumnya bergantung pada bantuan air bersih akibat kekeringan berkepanjangan sejak pertengahan tahun.
Masih lanjut Agung, kondisi ini sudah memungkinkan warga untuk memenuhi kebutuhan air dasar secara mandiri. Mengingat meningkatnya debit mata air, ditambah medan licin di wilayah perbukitan juga menjadi faktor penting penghentian distribusi air.
Baca Juga: Atasi Masalah Kekeringan, BPBD Ponorogo Salurkan 1,2 Juta Liter Air Bersih
"Medan licin saat hujan bisa mengancam keselamatan tim distribusi air bersih. Setelah mempertimbangkan aspek keamanan dan efisiensi, distribusi dihentikan," tambahnya.
Meskipun pengiriman air bersih dihentikan, BPBD tetap siap mengantisipasi potensi bencana lainnya yang mungkin timbul akibat cuaca ekstrem di masa depan. Seperti fokus pada mitigasi bencana hidrometeorologi, terutama mengantisipasi potensi banjir dan tanah longsor yang sering terjadi di beberapa wilayah Ponorogo saat musim hujan. Yakni di desa-desa rawan bencana guna memastikan kesiapan alat, jalur evakuasi, dan peningkatan kapasitas personel di lapangan. pn-01/dsy
Editor : Desy Ayu