SURABAYAPAGI.com, Jombang - Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, total seluas 1.284 hektar sawah warga per Desember 2024 mengalami kerusakan akibat diterjang banjir.
Salah satunya, Kecamatan Kesamben menjadi daerah dengan dampak terparah. Sedangkan di Kecamatan Ploso dan Gudo masing-masing mencatat sawah terendam seluas 67 hektare dan 4 hektare.
Baca Juga: Dorong Kesejahteraan Petani, Bulog Jatim Siap Serap Gabah dan Beras dengan HPP Baru
"Di Kecamatan Kesamben, luas sawah yang terendam mencapai 520 hektare. Selain itu, Kecamatan Sumobito tercatat mengalami kerusakan sebesar 485 hektare, disusul Kecamatan Peterongan dengan 235 hektare," ungkap Kepala Dinas Pertanian Jombang, M. Rony, Rabu (18/12/2024).
Dan dikarenakan, surutnya cukup lama kemungkinan besar tanaman padi milik petani juga mengalami kerusakan. Pasalnya, sebagian besar tanaman padi yang terdampak banjir masih berusia di bawah satu bulan. Kondisi banjir yang berlangsung lama ini diperkirakan akan merusak tanaman padi tersebut.
Menindaklanjuti permasalah tersebut, Disperta berencana menyalurkan bantuan berupa bibit padi sebanyak 25 kilogram per petani, yang diperuntukan hanya kepada petani yang sudah menanam, sementara petani yang masih dalam tahap pembenihan belum bisa mendapat bantuan tersebut.
Baca Juga: Mulai Tabur Benih Ikan, Petani di Lamongan Terima Bantuan Pupuk Non Subsidi
Di sisi lain, upaya penanganan genangan air di sawah juga menjadi prioritas Disperta saat ini. Fokus utama adalah perbaikan saluran irigasi agar banjir serupa tidak terjadi di masa mendatang.
"Kami berkoordinasi dengan Dinas PUPR Jombang untuk memperbaiki jaringan irigasi, karena ada pembagian kewenangan. Jaringan irigasi sekunder berada di bawah tanggung jawab PUPR, sementara irigasi tersier menjadi kewenangan Dinas Pertanian," jelas Rony.
Baca Juga: Pemkab Pamekasan Usulkan 131.371 Petani Terima Jatah Pupuk Subsidi
Rony menekankan pentingnya koordinasi antara kedua dinas tersebut agar perbaikan jaringan irigasi dapat dilakukan secara menyeluruh. Diantaranya adanya perbaikan infrastruktur irigasi, Rony optimis bahwa permasalahan pengairan akan teratasi.
"Harapan kami, ke depan sawah tidak lagi terendam saat musim hujan dan tidak kekurangan air saat musim kemarau. Jaringan irigasi yang baik sangat krusial untuk pengaturan pengairan dan pembuangan air," terangnya. jb-01/dsy
Editor : Desy Ayu