SURABAYAPAGI, Surabaya - Viral dugaan kasus perselingkuhan Camat Asemrowo Khusnul Amin yang menggegerkan jagat maya. Dari video yang beredar, camat tersebut mengaku sedang melaksanakan rapat. Namun anehnya, ketika warga merangsek masuk, mereka malah menemukan seorang perempuan yang tengah bersembunyi di bawah kolong meja camatnya.
Perempuan yang bersembunyi di bawah kolong meja camat itu diketahui adalah Staf Kecamatan Asemrowo Devi. Pada saat kejadian itu, Devi mengaku tidak berduaan di dalam ruangan tersebut. Ada staf kecamatan lain yakni Alfian yang juga mengikuti rapat dengan camatnya.
"Memang saya dengan mas Alfian sedang di ruangan pak camat. Kita melakukan koordinasi yang siangnya itu ada zoom meeting. Makanya kami prepare apa saja yang perlu disiapkan," kata Devi.
Pada proses koordinasi itu, Devi mengatakan, tiba-tiba datang gerombolan warga yang melakukan aksi anarkis dengan cara menggedor pintu. Tidak berhenti di situ, mereka menurut Devi juga mencoba mencongkel jendela ruangan camat tersebut dan berteriak-teriak.
"Saya sebagai seorang wanita yang tidak pernah mengalami hal seperti ini menjadi trauma. Banyak masa yang masuk. Terus misal ada yang bawa senjata tajam, apa saya gak takut," ucap dia.
Devi menegaskan, keperluan dia dan Alfian di dalam ruangan camat itu murni koordinasi. Sedangkan camatnya pun menurut dia sudah berjanji menemui para warga tersebut untuk mendengarkan aspirasi mereka.
"Kenapa saya lari ke mejanya pak camat, ya saya ketakutan. Bukan karena saya melakukan sesuatu yang aneh-aneh dengan pak camat. Ndak ada. Di situ pyur kami koordinasi. Baju saya juga utuh. Saya tidak melakukan apa-apa. Dan di sana saya bertiga," ujarnya.
Devi mengaku dirinya sangat ketakutan dan mengalami trauma yang mendalam. "Orang begitu banyaknya, saya panik. Sampai teman saya mengaku pembantu. Dia juga sama ketakutan. Mas Alfian di belakang pintu. Saya tidak ngapa-ngapain dan lari ke belakang meja," tuturnya.
Kenapa dia tidak keluar dari meja, Devi mengaku kondisinya sudah sangat panik. Banyak orang membawa Hp dan merekam semua ruangan. Hal itu membuat dia semakin takut untuk keluar dari kolong meja.
"Saya malu, sedih, takut. Saya takut ada yang bawa sajam. Saya keluar akhirnya setelah ada pak babinsa. Itu mereka bukan media tapi perkumpulannya orang-orang itu. Saya nangis," ujarnya.
Klarifikasi Camat Asemrowo Khusnul Amin
Sementara Menanggapi hal ini, Camat Asemrowo Khusnul memberikan klarifikasi kalau video yang viral itu memang dirinya. Insiden ini bermula dari penertiban bangunan liar. Pertama di bawah jembatan Dupak Rukun Barat. Kemudian penertiban di bawah jembatan tol Asemrowo.
"Lanjut penertiban ke rumah potong ayam. Sama semua kita sosialisasi dan ada peringatan satu dua tiga alhamdulillah," kata dia.
Dari penertiban itu, kemudian muncul protes dari pemilik bangunan liar kenapa hanya dirinya yang ditertibkan. Dari situ Khusnul mengaku menyanggupi dan menerbitkan surat peringatan. "Dari sini mereka (pemilik bangli yang disurati) datang ke kantor. Awalnya telfon, saya janjian. Tiba-tiba pagi datang saat itu saya rapat dengan staf saya mengenai inovasi program," bebernya.
Khusnul mengakui, di ruangannya ada Alfian dan Devi yang merupakan stafnya. Rombongan warga itu datang teriak-teriak dan menggedor pintu. "Katanya kita gak melayani masyarakat. Kita ini selama dua tahun jadi camat, gak ada komplain warga," ucapnya.
Malahan, dia mengaku seringa melakukan inovasi di masa jabatannya. Karena ada teriakan dan gedor-gedor pintu, otomatis kedua stafnya ketakutan. "Kalau mereka datang baik-baik, ya kita terima dengan baik-baik. Toh saya ada rapat di dalam," tegasnya.
Dia menyampaikan, melayani warga adalah hal yang wajar dilakukan pejabat. Namun, caranya juga harus baik-baik. Sedangkan cara mereka menurut Khusnul kurang sopan.
"Nah mereka ini minta agar bangunannya tidak ditertibkan. Alasannya karena ini dan itu. Tidak bisa. Kalau mereka melanggar perda dan mengganggu masyarakat ya kita tertibkan," ujarnya.
Perhari ini, dia menyebut sudah menerbitkan surat peringatan kedua terkait bangunan liar di sana. Dan jika sampai ketiga tetap tidak ada tindak lanjut maka akan ditertibkan.
Dan Khusnul mengatakan, pihaknya akan melaporkan pristiwa ini ke Polda Jawa Timur"Saya rencana melaporkan ke polda. Kurang lebih ada 30 orang (yang menggerebek saat insiden tersebut," kata Khusnul.
Insiden itu tidak bisa dianggap hal yang biasa saja. Sebab, stafnya yang ada di lokasi sampai merasakan trauma yang mendalam. "Ada banyak orang teriak-teriak itu rekamannya ada semua," ucapnya.
Terkait kapan akan melapor, Khusnul mengaku masih akan merembukkan dengan keluarganya. " Saya niat lapor ada. Cuma saya masih punya orang tua, istri, anak juga," ujarnya. Alq
Editor : Mariana Setiawati