SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Polda Jatim mengungkap mayat Uswatun Khasanah (29) pertama kali ditemukan warga di dalam sebuah koper yang berada di tumpukan sampah di Desa Dapdapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, pada Kamis (23/1/2025).
Mayat korban ditemukan sudah dalam kondisi tanpa kepala dan kedua kaki.
Baca Juga: Gelar Aksi, GAS Desak Polri Usut Tuntas Dugaan Korupsi Mantan Presiden Jokowi
Siapa sebenarnya wanita berkulit kuning langsat berusia 29 tahun ini?
Uswatun sendiri diketahui bekerja sebagai sales kosmetik di Tulungagung. Konon juga pemando karaoke free lance. Uswatun telah mempunyai 2 anak. Untuk urusan asmara, Uswatun telah 3 kali menikah dan 2 kali bercerai.
Nur Khalim, ayah Uswatun membenarkan bahwa anaknya telah tiga kali menikah. Namun, dua pernikahan sebelumnya berakhir perceraian. Korban memiliki dua anak, pertama usia 10 tahun (dengan suami pertama) dan satu lagi usia 7 tahun (dengan suami kedua).
"Nikah pertama kali itu dengan warga Srengat, Blitar nikah resmi dan punya anak 1 tapi cerai. Nikah lagi (siri) dengan orang Lumajang juga punya anak satu, dan cerai," kata Khalim, (25/1/2025).
Menurut Khalim, setelah lama menjanda, Uswatun menikah lagi yang ketiga kalinya dengan pria asal Tulungagung. Pernikahan tersebut dilakukan secara siri sekitar 3 tahun yang lalu.
"Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah," imbuhnya.
Berdasarkan pengakuannya kepada polisi, tersangka RTH (Rochmat Tri Hartanto) adalah suami siri korban.
Nur Khalim, mengatakan, korban dan suami sirinya menikah pada 2021.
Korban dan pelaku sempat hidup di kampung halaman korban di Blitar saat awal menikah, namun kemudian pindah ke Tulungagung.
Disebutkan Uswatun Hasanah selama sering pindah-pindah lokasi sesuai permintaan klien.
Pemandu Lagu di Karaoke
Menurut informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, Uswatun selama ini bekerja menjadi pekerja lepas sebagai pemadu lagu di beberapa tempat karaoke .
Terkuak profesi Uswatun Hasanah (29) mayat wanita tanpa kepala dalam koper di Ngawi.
Adapun profesi Uswatun Hasanah kini menjadi sorotan.
Disebutkan Uswatun Hasanah selama ini sering pindah-pindah lokasi sesuai permintaan klien.
Menurut informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, Uswatun selama ini bekerja menjadi pekerja lepas sebagai pemandu lagu.
Sehingga dia sering berpindah lokasi di sejumlah tempat hiburan, sesuai permintaan klien.
“Dia tidak menetap di satu tempat. Pindah-pindah di sejumlah tempat,” ujar seorang sumber, sambil menyebut sejumlah tempat karaoke.
Selama ini Ana tinggal di sebuah rumah kos di Jalan Panglima Sudirman kawasan Kelurahan Kenayan.
Mencintai Pria Bernama Nopa
Ana, panggilan akrab Uswatun Hasanah, tinggal di salah satu kamar di lantai bawah, dari 2 lantai yang ada di area rumah kos Tulung Agung.
Tarif sewa kamar dengan AC yang ditempatinya adalah Rp 1.200.000 per bulan.
Masih menurut Aan, selama ini tidak ada teman yang datang ke tempat kos Ana.
"Tidak ada teman yang datang. Dia sendirian tinggal di kamarnya," tambahnya.
Ana terakhir mengunggah foto dirinya berbaju merah di akun TikToknya, beberapa hari sebelum ditemukan tewas.
Dari unggahan itu Ana terkesan sangat mencintai sosok pria yang bernama Nopa.
Sekurangnya 3 kali dia mengunggah materi ungkapan sayang Ana dan Nopa.
Dia juga pernah mengunggah 2 foto anaknya.
Uswatun juga sempat curhat pilu:
"Nanti kamu bakal merasakan berharganya seseorang, ketika kamu mencarinya tapi gak lagi menemukannya.
Nanti kamu akan sadar udah kehilangan saat apa yang kamu genggam kemarin benar-benar pergi.
Yang tulus gak akan kedua kali, walaupun kamu menemukan yang baru pasti gak akan sama yang dulu lagi," tulis Uswatun di media sosialnya pada awal tahun 2024 silam, jauh sebelum ditemukan tewas dalam koper.
Pesan untuk Kedua Anaknya
Ia juga sempat menulis pesan untuk kedua anaknya. "Ya Allah kutitipkan segala urusan anakku kepada-Mu. Kesehatan, rezeki, masa depan, hati, akhlak, kebahagiaan dan agamanya. Ya Allah berikan takdir terbaik untuk anakku, wujudkan harapan dan mimpinya di waktu yang tepat.
Lindungilah setiap langkahnya, jagalah dari ujung rambut sampai ujung kakinya dan wakafkan dia dalam ilmu akhirat agar kelak bisa menjemputku di pintu surga-Mu. Hasbunallah wanik'mal wakil," tulisnya.
Ngotot Minta Ceraikan Istrinya
Polisi mengungkap sederet aksi keji Rochmat Tri Hartanto alias Antok (32), tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi wanita bernama Uswatun Khasanah (29). Mayat korban ditemukan pertama kali dalam kondisi tanpa kepala dan kaki dalam koper di Ngawi, Jawa Timur (Jatim).
Baca Juga: Selama Empat Tahun, Pengasuh Panti Asuhan di Surabaya, Cabuli Anak Asuhnya
Usai mutilasi, Rochmat Tri Hartanto alias Antok (32) ternyata sempat pulang ke rumahnya di Tulungagung usai membunuh dan memutilasi Uswatun Khasanah (29). Di rumahnya, Antok menemui istri dan anaknya, yang tinggal di Jombang.
Kabar yang berkembang di teman tersangka, Anto jengkel sampai mencekik leher Uswatun, karena ia ngotot minta dikawini asal menceraikan istrinya.
Pembunuhan ini terjadi di salah satu hotel di Kediri. Usai membunuh korban, ia pulang ke Dusun Banaran RT 04 RW 01 Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Tulungagung.
"Pelaku sempat pulang sempat ketemu anak istri," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaidi Jumhur, Selasa (28/1/2025).
Antok juga menemui ibu dan neneknya. Di mana, rumah mereka tak terlampau jauh dari rumah pelaku.
"Kalau untuk rumah istri agak jauh (dengan rumah ibunya), kalau neneknya 1 desa," imbuhnya.
Di rumah ibu dan neneknya, pelaku menyimpan barang bukti hingga menitipkan koper yang berisi tubuh Uswatun.
"Dia ke tempat ibunya untuk simpan BB-nya dan sempat ke rumah nenek untuk menyimpan kopernya, selama 1 hari sempat dibawa ke rumah neneknya," bebernya.
Motif Memutilasi Uswatun
Menurut keterangan pelaku kepada polisi, motif membunuh dan memutilasi korban karena sakit hati dan cemburu. Latar belakang tersangka sakit hati dan cemburu karena merasa korban pernah memasukkan seorang laki-laki ke dalam kamar kosannya.
"Motifnya sakit hati dan cemburu karena tersangka merasa korban pernah memasukkan laki-laki lain dalam kosannya," ujar Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman
Selain itu, Antok juga berdalih dirinya kesal dengan Uswatun yang kerap meminta uang kepadanya. "Ya minta-minta, cuman minta-minta uang gitu. (tapi) Paling kuat cemburu," ungkap Antok dalam video pengakuannya yang diperoleh Surabaya Pagi,Selasa (28/1/2025).
Nasib Pisau untuk Memutilasi
Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman mengungkap fakta mencengangkan dalam kasus pembunuhan dan mutilasi Uswatun. Ternyata, pisau yang dilakukan untuk memutilasi korban, sempat digunakan ibunda Antok untuk memasak.
Oleh sang ibu, pisau itu digunakannya di dapur untuk memasak. Kepada penyidik, Antok mengaku menggunakan pisau yang dibelinya di minimarket tersebut untuk memutilasi Uswatun.
"Pengakuan tersangka pisau itu setelah dipakai untuk melakukan mutilasi, sempat dibawa pulang dan diserahkan ke ibu, sempat dibuat masak-masak juga itu," kata Farman di Surabaya, Selasa (28/1/2025).
Namun, Farman menegaskan, penyidik tak langsung percaya dengan kesaksian Antok. Sejumlah upaya dilakukan untuk membuktikan bahwa pisau bergagang hijau itu digunakan untuk mutilasi korban.
"Penyidik tidak serta merta percaya dengan omongan tersangka, kita uji apakah pisau itu digunakan untuk mutilasi korban, kita juga minta tolong ke kedokteran forensik apakah bisa pisau digunakan untuk melakukan mutilasi," bebernya.
Ia menduga, pisau itu sudah dicuci hingga tak ditemukan bekas darah korban.
Baca Juga: Tersangka Mutilasi Wanita di Koper Didiagnosa Psikopat Narsistik
Proses Mutilasi 5 Jam
Penyelidikan polisi mengungkap pembunuhan terjadi di kamar 301 Hotel Adi Surya, Kediri, pada Minggu (19/1/2025). Farman menjelaskan, percekcokan antara korban dan pelaku berujung pada aksi keji Antok yang mencekik Uswatun hingga tewas.
"Pelaku mencekik korban hingga meninggal dunia. Karena bingung menghilangkan jejak, pelaku memutuskan memutilasi tubuh korban," ujar Kombes Farman.
Proses mutilasi dilakukan selama lima jam menggunakan pisau buah. Potongan tubuh korban kemudian dibuang di lokasi terpisah untuk mengelabui polisi.
Potongan tubuh korban dibawa menggunakan mobil Toyota Avanza yang disewa pelaku. Pada 20 Januari 2025 dini hari, koper berisi tubuh korban dibuang di Desa Dadapan, Ngawi. Keesokan harinya, bagian kaki dibuang di Hutan Sampung, Ponorogo.
Rencana membuang kepala korban di Ponorogo gagal karena bagian tubuh itu terpental saat perjalanan. Kepala akhirnya dibuang di bawah jembatan Desa Slawe, Watulimo, Trenggalek, pada 22 Januari 2025 malam.
Ingin Kelabui Polisi
Antok berusaha mengelabui polisi dengan membuang tubuh korban di lokasi berbeda. Namun, penyelidikan mendalam berhasil mengungkap perbuatannya. Pelaku ditangkap pada Minggu (26/1/2025) dini hari saat melarikan diri.
pihak kepolisian mengungkap mayat Uswatun pertama kali ditemukan warga di dalam sebuah koper yang berada di tumpukan sampah di Desa Dapdapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, pada Kamis (23/1/2025). Mayat korban ditemukan dalam kondisi tanpa kepala dan kedua kaki.
Tak lama setelah Antok ditangkap, beberapa potongan tubuh Uswatun lainnya ditemukan di lokasi berbeda. Potongan kedua kaki korban tersebut ditemukan warga di Desa/Kecamatan Sampung, Ponorogo, dalam kondisi terbungkus plastik.
"Jam 5 pagi tadi, kamar jenazah menerima bungkusan, kresek hitam lebar 28 sentimeter dan panjang 45 sentimeter," tutur Humas RSUD dr Harjono Sugianto, seperti dilansir detikJatim.
Selang beberapa jam usai penemuan tersebut, potongan tubuh Uswatun lainnya kembali ditemukan. Kali ini potongan kepala korban tersebut ditemukan di Trenggalek, tepatnya di pinggir jembatan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, sekitar pukul 08.00 WIB.
"Tim Polda Jatim meminta bantuan untuk mencari potongan tubuh korban mutilasi Ngawi. Ketemunya di pinggir jalan, posisinya di bawah jembatan," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Eko Widiantoro.
Polisi menyebut rentetan peristiwa pembunuhan dan mutilasi Uswatun dimulai sejak Minggu (19/1/2025) hingga Kamis (23/1/2025). Kejinya, mayat korban sempat tertahan atau menginap di rumah kosong milik Antok yang berlokasi di Tulungagung.
Kemudian, pada Selasa (21/1/2025), tersangka mulai membuang potongan tubuh korban. Sekitar pukul 08.00 WIB koper berisi tubuh korban oleh tersangka diisolasi menggunakan lakban dan plastic wrap. Kemudian koper tersebut diangkut menggunakan mobil Toyota Avanza yang disewa oleh pelaku.
Selanjutnya, Antok membuang potongan tubuh Uswatun di tiga lokasi berbeda. "Sekitar pukul 22.00 WIB tersangka sampai di lokasi pembuangan pertama yang di berada di daerah Dusun Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi," terang Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman.
Pelaku yang berinisial RTH alias A (33) diamankan di Kabupaten Madiun oleh tim Unit Jatanras.
Kinu tersangka mutilasi, Antok mengaku pasrah.
Ia mengaku sudah kw rumah ibunya dan ke rumah bertemu anak dan istri.
"Saya pulang ke rumah nemuin anak istri," katanya, kepada seorang penyidik. n o2d/med/hik/rmc
Editor : Moch Ilham