Bantuan bagi Rohingya Ditingkatkan Besar-besaran

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 13 Sep 2017 23:50 WIB

Bantuan bagi Rohingya Ditingkatkan Besar-besaran

SURABAYAPAGI.com, Dhaka - Menurut George William Okoth-Obbo, asisten komisaris tinggi untuk badan pengungsi PBB, jumlah bantuan yang dibutuhkan para pengungsi meningkat dengan tajam. Hal ini membuat badan bantuan harus meningkatkan upaya mereka. PBB mendesak badan bantuan internasional agar meningkatkan bantuan secara besar-besaran untuk para pengungsi Rohingya yang berada di Bangladesh. Desakan ini muncul setelah semakin banyaknya pengungsi Rohingya yang tiba di Bangladesh. "Kita semua harus meningkatkan respons secara besar-besaran, dari makanan sampai tempat berlindung," kata Wiliam dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters. Berdasarkan data PBB, jumlah pengungsi Rohingya yang tiba di Bangladesh telah mencapai 400 ribu jiwa. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat, mengingat masih terus berlangsungnya kekerasan di Rakhine. Terkait dengan bantuan, pemerintah Indonesia dilaporkan telah mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh. Bantuan yang dikirimkan dengan empat buat pesawat hercules itu terdiri dari beras, tenda, selimut, pakaian, makanan-makanan, alat-alat mandi. "Jumlah pengungsi paling banyak di Bangladesh dan mereka lebih cepat merespons dalam memberi daftar bantuan. Bantuan akan diberikan secara bertahap dan tidak hanya 1 kloter. Bantuan pertama diantar dengan 4 pesawat hercules dan untuk kloter berikutnya akan dibahas lebih lanjut, tapi jeda waktunya tidak akan lama," ucap Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, kemarin. Di kesempatan lain, pemimpin de-facto Myanmar, Aung San Suu Kyi dipastikan tidak akan menghadiri Sidang Umum PBB yang akan berlangsung pada pekan depan di kantor pusat PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Kepastian akan tidak hadirnya Suu Kyi dalam pertemuan tahunan tersebut disampaikan oleh juru bicaranya Aung Shin. Belum diketahui apa penyebab Suu Kyi tidak hadir dalam pertemuan itu, namun diduga hal ini disebabkan oleh krisis yang terjadi di Rakhine. "Dia tidak pernah takut menghadapi kritik atau menghadapi masalah. Mungkin dia punya banyak masalah mendesak untuk diurus," kata Aung Shin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters. Tahun lalu, dalam pidato pertamanya ke Sidang Umum PBB sebagai pemimpin Myanmar, Suu Kyi membela usaha pemerintahnya untuk menyelesaikan krisis mengenai perlakuan terhadap minoritas Muslim di Rakhine. Terkait dengan Sidang Umum, Presiden Turki Tayyip Erdogan beberapa waktu lalu menyatakan dia akan membawa isu Rohingya dalam pertemuan tersebut. Dia menyatakan ini dilakukannya agar hal ini dapat didengar langsung oleh para pemimpin dunia yang hadir. "Saya akan mengemukakan apa yang sedang terjadi di Myanmar di Sidang Umum PBB pada 19 September dengan cara yang paling luas. Kami akan membicarakan semua ini dengan para pemimpin di sana," ungkap Erdogan kala itu. 02

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU