Klinik Estetika dr. Affandi Unggul Layanan Kecantikan Digital di Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 30 Jun 2021 12:33 WIB

Klinik Estetika dr. Affandi Unggul Layanan Kecantikan Digital di Indonesia

i

dr. Hengky Affandi. SP/ Lady Yuvinda

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Klinik Estetika dr. Affandi bisa dibilang menjadi salah satu pionir digitalisasi di bisnis klinik kecantikan. Berdiri pada tahun 1987 di Semarang, klinik yang didirikan oleh dr. M. Affandi ini berhasil menjadi standar perawatan kulit secara medis.

Jauh sebelum pandemi, Estetika dr. Affandi mulai melirik potensi pelayanan digital untuk pasiennya. Salah satu ide inovatifnya adalah teknologi yang memungkinkan pasien bisa mengirimkan foto wajah dari berbagai sisi, lengkap dengan keluhan yang dirasakan.

Baca Juga: DJP Jatim 2 Gandeng Media untuk Tingkatkan Pencapaian Target Pajak

Ide dr. Affandi ini sekaligus membuktikan bahwa layanan konsultasi kecantikan ternyata bisa dilakukan tanpa melakukan pertemuan tatap muka. Artinya, sejak awal bisnis ini sangat memungkinkan melalui perantara teknologi agar lebih efisien.

Estetika di bawah komando CEO dr. Hengky mulai masuk ke ranah digital. Saat itu, Estetika dr. Affandi membuka layanan photo consultation melalui e-mail. Layanan ini begitu diminati hingga proses digitalisasi terus berkembang dengan hadirnya mobile apps Estetika dr. Affandi di Google Play Store serta App Store.

Hengky secara kreatif mengembangkan bEauty-Commerce, yaitu e-commerce produk-produk Estetika yang bisa didapatkan dengan resep dokter pasca konsultasi ataupun produk non resep (OTC). Fitur ini dilengkapi dengan fitur pembayaran seamless yang bisa langsung dilakukan di dalam aplikasi Estetika dr. Affandi. Sehingga pasien bisa langsung membayar resep online yang diberikan oleh dokter.

“Klinik ini memiliki Estetika Solutions dan Estetika Digital Solutions untuk memfokuskan layanan di perawatan kulit. Jadi, kami menyediakan layanan online dan offline yang diperkuat dengan sistem seamless connectivity. Sehingga, pasien bisa dengan bebas berganti layanan dari online ke offline atau sebaliknya, tergantung dengan kebutuhan mereka,” papar dr. Hengky, Rabu (30/6/2021).

Strategi omnichannel ini nyatanya cocok untuk diterapkan Estetika sebagai klinik kecantikan yang sudah berdiri sejak lama. Lewat penyediaan dua kanal, mereka melayani pasien Gen X dan Baby Boomer yang sudah lama berlangganan melalui pelayanan offline di klinik maupun konsultasi online di klinikestetika.com. Klinik ini juga bisa merangkul pelanggan baru , yaitu Gen Y dan Gen Z sebagai upaya meregenerasi pelanggan melalui layanan online tersebut.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencana Tambah 2 Rumah Anak Prestasi

“Kami tetap menginginkan pelayanan langsung dari platform kami. Untuk mendorong penggunaan aplikasi, kami menghadirkan Estetika Loyalty Program  bagi pelanggan yang hanya bisa diakses melalui aplikasi Estetika dr. Affandi,” lanjutnya.

Langkah cepat dan masif dalam digitalisasi yang dilakukan oleh Estetika dapat dirasakan manfaatnya secara besar saat pandemi melanda. Kanal digital ini  berhasil mendapatkan momentumnya dan tumbuh dua digit selama periode pandemi

“Inovasi ini juga menjadi cara kami untuk menawarkan solusi permasalahan kulit dengan cepat, efektif, dan efisien. Awalnya memang terasa sangat terburu-buru. Namun, langkah cepat ini terbukti bermanfaat di kondisi pandemi yang menjadi penghalang layanan langsung. Hal ini sejalan dengan tagline Estetika dr.Affandi , yaitu Don’t worry be beautiful,” katanya.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

Klinik ini terus mengembangkan layanan digitalnya, salah satunya berupa pengembangan fitur live chat consultation di aplikasinya. Menurut dr. Hengky, layanan ini bisa menjadi solusi konsultasi kecantikan cepat yang cocok dengan gaya hidup masa kini.

Strategi omnichannel yang digunakan oleh Estika dr. Affandi ini berhasil mengantar layanan kecantikan ini untuk meraih Marketeers Omni Brands of The Year 2020.

“Pada era sekarang, pasar mengalami volatility dengan ambiguity yang tinggi. Hal ini harus direspons dengan beradaptasi lebih cepat. Caranya, memanfaatkan segala kanal, baik online, offline, maupun gabungan dari keduanya,” pungkas Hengky. La

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU