NasDem, Demokrat dan PKS, Beda Alasan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 10 Nov 2022 20:14 WIB

NasDem, Demokrat dan PKS, Beda Alasan

Penundaan Deklarasi Anies, 10 November

 

 

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ternyata tiga parpol yang akan mendeklarasikan Anies Baswedan, capres koalisi tiga parpol, masih belum sepakat. Alasannya, berbeda-beda.

Kamis (10/11/2022) kemarin, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut kehadiran 'burung hantu'. Burung Hantu ini yang dituding Andi Arief, sedang berupaya memisahkan Koalisi Perubahan di tengah tidak jadinya deklarasi NasDem, Demokrat, dan PKS. Siapa 'burung hantu' yang dimaksud Andi Arief?

Rencananya, deklarasi NasDem, Demokrat, dan PKS itu akan diselenggarakan pada 10 November. Namun, hingga Kamis siang hari kemarin, tak ada deklarasi 'Koalisi Perubahan' oleh ketiga partai tersebut. Andi Arief lantas bicara adanya upaya memisahkan NasDem, Demokrat, dan PKS oleh 'burung hantu'.

"Hanya 'burung hantu' yang bisa memisahkan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (10/11/2022).

Andi Arief tidak menyebutkan siapa burung hantu yang dimaksudnya. Seperti kehidupan burung hantu, menurut Andi Arief, pihak yang ingin memisahkan koalisi tersebut bekerja dalam gelap.

"Burung hantu, burung yang bekerjanya malam dan buas. Hanya itu yang bisa memisahkan koalisi perubahan dan perbaikan," ujarnya.

Ditanya lebih spesifik soal sosok 'burung hantu' ini, Andi Arief tidak memerincinya. "Biasanya yang mengerti spesial di hutan. Yang biasa bekerja dalam gelap," kata Andi Arief.

 

Versi PKS

Sementara PKS menyampaikan bahwa sejumlah pembicaraan pembentukan koalisi pengusung Anies Baswedan ini masih belum tuntas. PKS menepis batalnya deklarasi karena adanya keretakan dalam wacana Koalisi Perubahan.

"Ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan terkait deklarasi 10 November. Pertama, tanggal 10 November adalah usulan dari Partai NasDem. Kami sangat menghormati usulan tersebut," kata juru bicara PKS M Kholid kepada wartawan, Rabu (9/11).

Kholid mengatakan pihaknya masih akan mematangkan pembahasan di koalisi. Termasuk mengenai platform, desain pemerintahan, strategi pemenangan dan figur yang bakal diusung sebagai capres dan cawapres di 2024.

 

Versi NasDem

Waketum Partai NasDem Ahmad Ali menepis isu soal gagalnya deal-dealan nama cawapres yang akan diusung, sehingga deklarasi gagal dilaksanakan 10 November 2022.

"Tidak ada deal-dealan ini kan bukan dagang sapi," ujar Ahmad Ali di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Kemudian, Ahmad Ali juga menyinggung seharusnya pengumuman koalisi menjadi kado terindah untuk Partai NasDem. Pengumuman koalisi juga menjadi harapan yang besar bagi partai ini.

"Kami berharap pengumuman koalisi jadi hadiah terindah bagi ultah Partai NasDem. Tapi di sisi lain yang sempat disampaikan Pak Anies tadi di setiap partai itu memiliki mekanisme sendiri-sendiri," ucap dia.

Sedangkan Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya sehari sebelum tanggal 10 November sudah memastikan Koalisi Perubahan batal dideklarasikan pada 10 November. Willy menyebut deklarasi itu kemungkinan akan dilakukan akhir tahun.

"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama," kata Willy kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/11/2022).

Willy mengatakan rencana deklarasi itu batal lantaran PKS masih harus menggelar rapat majelis syuro pada Desember nanti. Selain itu, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga baru pulang ke Tanah Air dari pada 10 November.

"Karena memang, satu, PKS akan rapat majelis syuro itu akhir tahun Desember artinya. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," ujarnya. n erc/jk/cr5/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU