Home /

NTP Jatim Alami Penurunan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 01 Mar 2018 15:17 WIB

NTP Jatim Alami Penurunan

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Nilai Tukar Pertani (NTP) Jawa Timur pada Februari 2018 ini mengalami penurunan. Penurunan tersebut mencapai 1,18 persen dari 106,72 menjadi 105,47 persen. Penurunan tersebut disebabkan turunnya indeks harga yang diterima petani (lt) sedangkan indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan. "2018, terdapat tiga sub sektor pertanian yang mengalami penurunan NTP berada pada sektor pangan sebesar 2.01 persen dari 108,85 persen menjadi 106,66 persen. Diikuti sub sektor Peternakan, sebesar 1,08 persen dari 110,14 menjadi 108,95. Dan sektor Horyikultural sebesar 1,07 persen dari 100,74 menjadi 99,66. Sedangkan kenaikan NTP terbesar terjadi pada sektor Perikanan sebesar 0,65 persen dari 111,82 menjadi 112,54 dan sub Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,37 persen dari 102,65 menjadi 103,03 ," jelas Teguh di Kantor Dinas BPS Jatim, Kamis (01/03/2018). Berdasarkan keterangan tegush, ada 4 provinsi yang mengalami penurunan di Jawa. Diantaranya Jateng sebesar 1,40 persen, Jatim 1,18 persen, Daerah Istimewa Jogjakarta 0,90 persen dan Banten 0,19 persen. "Sedangkan Jabar mengalami kenaikan Nilai Tukar Pertanian (NTP) sebesar 0,30 persen," kata Teguh. Teguh menjelaskan, indeks harga yang diterima petani turun hingga 0,60 persen dibanding bulan 2018 dari 142,41 menjadi 141,56. Penurunan indeks ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani pada tiga sub pertanian dan sisanya mengalami kenaikan. " Penurunan indeks harga yang diterima petani tertinggi yaitu sektor sub sektor Tanaman Pangan sebesar 1,24 persen, diikuti sub sektor Peternakanakan sebesar 0,83 persen dan sub Hortikultural sebeaar 0,52 persen. Sedangkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan adalah sub sektor Perikanan sebeaar 1,49 persen dan Tanaman Perkebunan Rakyat sebsar 1,12 persen," jelasnya. Komoditas yang menyebabkan penuruan indeks harga yang diterima petani bulan February 2018 adalah jeruk, gabah, jagung, sapu potong, durian, kelapa, cengkeh, ikan tengiri, lele dan kopi. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat penueuan indeka harga perani adalah bandeng, kapuk, rumput laut, nilam, teri, ikan lemuru, ikan kembunh, ketela, tomat dan mangga. Teguh menjelaskan, Indeks harga yang dibayar petani 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen dibanding bulan Januari 2018 yaitu 133,44 menjadi 134,322. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naikanya indeks harga konsumsi rumah tangga ( inflasi perdesaan) sebesar 0,75 persen, sedangkan indeks Harga Biaya Produksi dan Pembentukan Barang Modal ( BPPBM) naik sebsar 0,35 persen. "Terdapat 3 komoditas indeks harga dibayar petani (lb) bawang putih 28,56 persen, tomat sayur 13,33 persen dan cabai rawit 7,51 persen. Sedangkan komoditas yang mengalami penuruan harga telur ayam ras sebear 5,14 persen, jagung pipilan 1,97 persen dan bekatul 2,59 persen," pungkas Teguh.tus

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU