Home / Peristiwa : “Gubernur Khofifah” Trending Twitter

Pemprov Tolak Buzzer, Pilih Manajemen Media

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 05 Apr 2021 21:34 WIB

Pemprov Tolak Buzzer, Pilih Manajemen Media

i

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendadak menjadi trending topic secara nasional di media sosial Twitter, pada Minggu (4/4/2021). Bahkan, trending nama “Gubernur Khofifah” ini tanpa ada musabab apapun. Lucunya, mayoritas akun yang mencuitkan "Gubernur Khofifah" tersebut adalah akun-akun baru yang baru bergabung di bulan Januari 2021 dengan jumlah follower atau pengikut kurang dari 100.

Baca Juga: Pemprov Jatim Layani Mudik dan Balik Gratis Kepulauan

Dari pantauan Surabaya Pagi, isi cuitan akun-akun tersebut hanya berupa petikan-petikan isi berita dan statement bu Khofiffah. Peristiwa ini pun menjadi bola liar bagi wanita kelahiran 19 Mei 1965 yang juga adalah mantan Menteri Sosial.

Banyak warganet yang menyebut, trandingnya bu Khofiffah akibat permainan buzzer yang dibayar oleh pemprov untuk menaikan namanya. Bahkan, trending nama Khofiffah pernah terjadi pada 9 Februari 2021 lalu dan pernah dimuat di harian kita. Modelnya pun serupa, nama orang nomor 1 di Jatim ini melejit tanpa ada isu atau peristiwa apapun yang dibawa.

Dari informasi yang dihimpun, beberapa akun yang mencuitkan kata “Gubernur Khofifah” membanjiri hingga ribuan cuit.

Mulai dari pengulangan atau re-tweet dari beberapa akun. Seperti dua akun ini. “Gubernur Khofifah meminta masyarakat tak perlu khawatir,pi terus te2tep waspada & ati2,” tulis akun @GakuhAriani. Dan juga dicuit ulang, “Gubernur Khofifah meminta masy tak khawatir, tp hrs tetep waspada n hati-hati,” tulis akun @Hafidd Rizally

Selain itu juga ada cuitan program Khofifah menjadi Gubernur Jawa Timur. “Gubernur Khofifah,jga melakukan penyerahan honor TKSK Provinsi Jawa Timur TW 1 thn 2021 utk 666 orng masing-masing sebesar Rp. 500 ribu selama tiga bulan,” tulis akun @ SendyMaretta

“Gubernur Khofifah,jg melakukan penyerahan honor TKSK Provinsi Jatim TW 1 thn 2021 u/ 666 org masing-masing sebesar Rp. 500 ribu selama 3 bln,” tulis KrishtiShifa.

“Gubernur Khofifah jga mengajak jajaran Bupati n Wali Kota di Jawa Timur utk ruz mendorong penerapan digitalisasi dlm birokrasi ASN di wilayahnya” tulis @HanawatiIca

 “Gubernur Khofifah jg mengajak jajaran Bupati & Wali Kota di Jatim u/ trus mendorong penerapan digitalisasi dlam birokrasi ASN di wilayahnya” tulis akun @AnnisaArabella

 

Diduga Naikkan Citra

Banyak unggahan serupa yang akhirnya membuat warganet lain curiga dan mengatakan bahwa Gubernur Jawa Timur, Khofifah membayar buzzer untuk menaikan citranya. “Liat trending topics "Gubernur Khofifah" di scroll banyak tweet serupa dan seirama!! Hallo hallo para BuzzeRp ud dpt bayarannya lom??” tulis akun @ryanmyusup.

“Apa cmn gw yg ngrasa tiap kali ada trending bu khofifah isinya buzzer semua.” tulis @S_Yudhani

“Pake buzzer buat naikin twit yg kurang terstruktur dan ketahuan sekali gak natural. Apakah ini strategi komunikasi Pemprov? Atau hanya cek ombak pemanasan mesin?. Gubernur Khofifah. Mohon pencerahan” tulis @Arekkampung5.

 “Orang memberi isyarat tidak oke. Baru tau masa sih sekelas Gubernur Khofifah  pake jasa Buzzer” tulis akun @ChaStoryJujur

 

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Ajak Kembali Semangat Bekerja dan Maksimalkan Pelayanan untuk Masyarakat

Tak Pekerjakan Buzzer

Menanggapi hal itu, Plh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono menegaskan Pemprov Jatim tidak memiliki dan mempekerjakan buzzer atau pendengung di media sosial.

“Sekali lagi saya ingin tegaskan bahwa Grahadi tidak pernah memanipulasi percakapan di platform media sosial manapun. Kami juga tidak pernah menganggarkan untuk menggerakkan buzzer,” ungkap Heru di Grahadi, Senin (5/4/2021).

Gubernur Khofifah sendiri, kata Heru, mengaku kaget saat dirinya diberitahu menjadi trending topic di Twitter.

Terlebih percakapan yang trending tersebut berpola dan seperti mengikuti satu instruksi.

Lanjut Heru, juga menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menginstruksikan siapapun untuk memanipulasi percakapan di media sosial.

“Jadi isinya petikan-petikan isi berita dan statement, namun tidak jelas apa yang dimaksud. Inilah yang mengakibatkan netizen menuding Grahadi menggerakkan buzzer. Padahal kami sendiri tidak tahu siapa dirigennya,” imbuhnya.

Mantan Bupati Tulungagung ini pun tidak ingin berspekulasi siapa pelakunya. "Mungkin orang iseng yang ingin menjatuhkan kredibilitas Gubernur Khofifah. Tapi yang pasti, kami tidak pernah mempekerjakan buzzer untuk pencitraan Gubernur Khofifah,” tambah Heru.

Pihak Pemprov pun, dikatakan Heru sempat menelusuri siapa yang ada dibalik pembuat trending topic tersebut. Saat ditelusuri, mayoritas akun yang mencuitkan 'Gubernur Khofifah' adalah akun-akun baru yang baru bergabung di bulan Januari 2021 dengan jumlah follower atau pengikut kurang dari 100.

Baca Juga: Pemprov Jatim Buka Rekrutmen CASN, 5.200 Formasi

 

Manajemen Media

Dikonfirmasi terpisah soal ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jatim Benny Sampirwanto enggan memberikan tanggapan. "Saya kira sudah cukup (statement Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono)," ujar Beny dalam pesan singkatnya pada Surabaya Pagi, Senin (5/4/2021).

Namun, sebelumnya, pernah meyakinkan bahwa Pemprov Jatim tidak pernah menggunakan buzzer untuk menaikkan citra Gubernur atau citra Pemprov. “Kita tidak memakai buzzer, tapi lebih menekankan pada manajemen media yang cerdas,” ungkapnya.

Media sosial kata Benny diperuntukkan Gubernur Khofifah sebagai media berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan dimanfaatkan sebagai sarana yang bagus oleh masyarakat untuk berkomunikasi dengan Gubernurnya.

Bila terdapat postingan komentar yang sama dari beberapa netizen pada upaya Gubernur Khofifah dalam memimpin Jatim tetapi sebaiknya dipandang dari sisi positif tak langsung mengatakan itu adalah buzzer.

“Saya melihatnya ada sekelompok orang yang ikut membantu menyebarkan informasi dari Bu Gubernur saja, dengan copy and paste daripada repot – repot nulis. Apabila dilihat dari sudut pandang negatif, ya mungkin ada yang punya agenda. Apa itu? Kami tidak tahu,” ungkap Benny.

Cara pandang positif sangat bermanfaat bagi pribadi manusia selain itu dalam ajaran religius juga diajarkan. ”Agama mengajarkan agar kita selalu berpikiran positif, sehingga melihat dunia menjadi indah,” urai mantan Karo Humas dan Protokol Pemprov Jatim ini. ana/arf/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU