3.631 Desa/Kelurahan di Jatim Sudah Memiliki Ruang Observasi Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Apr 2020 22:34 WIB

3.631 Desa/Kelurahan di Jatim Sudah Memiliki Ruang Observasi Covid-19

SURABAYA PAGI, Surabaya - Sebanyak 3.631 desa/kelurahan di Jawa Timur telah memiliki ruang observasi Covid-19. Jumlah ini artinya setara dengan 47,02 persen. Jumlah desa/kelurahan di Jawa Timur yang memiliki ruang observasi untuk kasus covid-19 ini terus bertambah hingga hari Jumat ini (10/4/2020). Jumlah desa/kelurahan ini kenaikan cukup signifikan. Hal ini dapat diketahui karena data sehari sebelumnya pada hari Kamis (9/4/2020) jumlah ruang observasi yang tersedia hanya 2.527 atau setara dengan 29,9 persen. "Setelah kita koordinasi kemarin bersama Forkopimda Jatim, dan kabupaten/kota, kita dapat update hari ini bahwa jumlah ruang observasi yang tersedia sudah mencapi 47,02 persen, atau mencapai 3.631. Kita harap jumlah ruang observasi berbasis desa/kecamatan ini jumlahnya akan terus bertambah," ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat konferensi pers di Gedung Grahadi pada hari Jumat (10/4/2020) Untuk itu Khofifah menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada seluruh aparat desa maupun kelurahan yang telah menyediakan tempat untuk ruang observasi. Ruangan observasi ini akan digunakan oleh para pekerja migran maupun pemudik utamanya yang datang dari daerah episentrum untuk observasi atau isolasi selama 14 hari. "Kami mohon dengan sangat bagi para pemudik yang baru datang untuk melakukan proses observasi atau isolasi atau karantina selama 14 hari. Ini untuk kebaikan kita, keluarga kita, serta lingkungan sekitar kita," ujar Khofifah. Selain itu Gubernur Jawa Timur ini juga menjelaskan bahwa per hari ini Jumat (10/4/2020) pukul 17.00 WIB juga terdapat 527 area pemukiman yang menerapkan area tertib physical distancing dengan melibatkan 39 Polres seluruh Jawa Timur. Ini sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai penularan covid-19 serta menjaga diri dan lingkungan tetap sehat. "Area tertib physical distancing ini diterapkan untuk memastikan warga tetap tinggal di rumah dan hanya keluar rumah untuk urusan yang urgent seperi logistik, kesehatan, dan perekonomian atau perdagangan. Sehingga bagi warga yang masuk atau keluar pemukiman akan didata dengan detail," tambah Khofifah.adt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU