Bajul Ijo Draw, Bonek Ricuh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 10 Apr 2019 09:40 WIB

Bajul Ijo Draw, Bonek Ricuh

Firman Rachman, Julian Dona, Tim Wartawan Surabaya Pagi Ricuh pada pertandingan Persebaya melawan Arema FC dalam final leg 1 final Piala Presiden 2019 di Gelora Bung Tomo (GBT), Selasa (9/4/2019), tak terhindarkan. Apalagi tim berjuluk Bajul Ijo ini gagal memetik kemenangan. Skor akhir 2-2 membuat Bonek, sebutan pendukung fanatik Persebaya, kecewa. Mereka pun melampiaskan dengan menyalahkan flare di dalam stadion. Bahkan, pemain dan official dilempari botol. Sebelumnya, kericuhan terjadi di luar Stadion GBT. Sejumlah suporter yang tidak bertiket membuat kericuhan di depan pos penjagaan GBT. Polisi pun sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka. Pasalnya, para suporter itu menyerang aparat dengan melempari sandal, kayu hingga batu. Pantauan di dalam Stadion GBT, hujan botol air mineral dan asap flare terjadi setelah Persebaya Surabaya ditahan imbang Arema FC Malang. Padahal, pertandingan digelar di kandang Persebaya dan disaksikan 50 ribu penonton yang memadati GBT. Persebaya memang sempat unggul lebih dulu. Di babak pertama, di menit ke-33, kiper Persebaya, Miswar Saputra, kebobolan ketika Hendra Siswanto penyerang Arema FC berhasil memanfaatkan peluang kesalahan pemain tengah Persebaya. Padahal, saat itu Bonek masih menikmati euforia gol Irfan Jaya di menit ke-7. Kemudian di menit ke-72, Persebaya mendapat hadiah penalti setelah Amido Balde dilanggar di kotak penalti. Damien Emanuel Lizio berhasil mengeksekusi dan membobol gawang Arema FC. Tapi tidak bertahan lama, di menit ke-78 gawang Persebaya yang dijaga Miswar kebobolan lagi. Tendangan Konate Makan, pemain tengah Arema FC, menggetarkan gawang Persebaya. Hingga peluit panjang dibunyikan wasit Oki Dwi Putra Senjaya dari Bandung, skor 2-2 tak berubah. Hasil ini membuat supporter kecewa. Mereka melempar gelas air mineral ke tengah lapangan dan menyalakan api flare hingga asap memenuhi Stadion GBT. "Ayo rek dimatikan flarenya. Kasihan ada anak-anak," seru panpel di Stadion GBT. Tak menghiraukan seruan panpel, suporter tetap menyalakan flare hampir di setiap sudut stadion. Bahkan upaya Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan yag mencoba menenangkan suporter tetap tidak dihiraukan. Kekesalan suporter pun terlihat memuncak ketika sejumlah pemain dan offisal yang masuk ke ruang ganti tetap dilempari oleh botol mineral. Ricuh di Luar Kericuhan juga terjadi di luar Stadion GBT di saat laga Persebaya vs Arema FC tengah berlangsung. Saat itu aparat keamanan memberlakukan aturan ketat bagi mereka yang tak bertiket. Saat menghalau ratusan suporter tak bertiket, aparat sempat menembakkan gas air mata beberapa kali untuk memaksa mundur yang merangsek masuk ke areal Stadion. Sementara suporter membalas dengan melempari sandal, kayu hingga batu ke aparat. Batu yang dilempari itu sempat mengenai beberapa suporter lainnya yang masih berada di sekitaran jalan masuk dan keluar dari stadion. Beberapa suporter juga ada yang terkena gas air mata hingga di bopong kawan-kawannya untuk diselamatkan. "Saya tadi mau keluar mas, lewat sebelah kanan tiba-tiba ada yang banyak ngelempar batu terus kena ke kepala saya berdarah," kata penonton yang tidak mau disebut namanya. Selain itu, suporter lainnya juga dilarikan ke mobil ambulans. Mereka mengalami sesak napas, dan sakit mata karena gas air mata. Kericuhan pun berakhir saat polisi menambah personelnya untuk mengamankan massa. Polisi menerjunkan water cannon dan situasi pun kembali kondusif. Sedangkan massa perlahan meninggalkan lokasi. Evaluasi Kiper Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman mengaku kecewa dengan hasil pertandingan leg pertama ini. Dia pun mengakui sejumlah kesalahan pemain dan akan mengevaluasi hasil pertandingan ini untuk penampilan tim pada leg kedua di Malang. Salah satu faktor yang membuat permainan Persebaya menurun, lanjut dia, adalah penggantian Muhammad Hidayat dengan Fandi Eko Utomo, pemain tengah. "Dayat memang cidera sejak pertandingan terakhir kemarin, dan hari ini dia memang agak dipaksakan untuk main. Ada miss, memang, karena Fandi ternyata juga tidak cukup siap untuk pertandingan ini," ujar pelatih yang akrab disapa Djanur ini. Sebenarnya, menurut Djanur, dia berharap penggantian Dayat dengan Fandi ini dapat membantu lini penyerangan Persebaya. Fandi, menurut Djanur, pemain tengah yang biasanya lebih banyak membantu serangan. Djanur juga mengatakan, dia akan mengevaluasi penampilan Miswar Saputra kiper Persebaya yang tampil penuh di semua babak dan dua kali kebobolan sehingga hasil pertandingan menjadi Imbang. "Kami punya tiga kiper dengan kemampuan yang hampir sama. Ya, saya mungkin akan mengevaluasi penampilan Miswar kali ini," ujarnya. Kendati demikian, Djanur menegaskan ini bukan akhir dari segalanya. Sebab, masih ada leg 2 di Malang di Stadion Kanjuruhan, pada 12 April mendatang. "Ini bukan akhir dan kita masih punya kesempatan di Malang," ujar mantan pelatih Persib Bandung itu. Sementara itu, Pelatih Arema FC Milomir Seslija menyatakan, hasil imbang di kandang Persebaya ini tidak mengecewakan, tapi kurang maksimal. Sebenarnya, kata dia, pemain Arema FC datang ke Surabaya untuk menang. "Berarti ada 50 persen dari target kami yang tidak tercapai. Tapi seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kami ingin menikmati pertandingan ini," ujarnya

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU