Daerah Kaya, Tapi Warganya Tinggal Digubuk Reot

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 15 Sep 2017 01:01 WIB

Daerah Kaya, Tapi Warganya Tinggal Digubuk Reot

SURABAYAPAGI.com, Gresik Ternyata, tinggal di daerah yang memiliki potensi kaya raya, tak menjamin bisa hidup mapan dan jauh dari kata miskin. Buktinya, Kabupaten Gresik yang selalu disebut-sebut daerah seribu industri dan memiliki potensi daerah yang jauh lebih makmur dengan daerah lain di Jawa Timur, ternyata masih ada penduduknya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Lihat saja Ngadi. Dimana warga Dusun Sawahan, Desa Kedan Kulur, Kecamatan Cerme, Gresik, ternyata kehidupannya jauh di bawah garis kemiskinan. Bersama istrinya bernama Siti Khomsah dan kedua putranya, dia tinggal di sebuah gubuk berukuran 4x3 meter persegi tak ubahnya kandang hewan ternak. Gubuk derita pria berusia 50 tahun ini berada di ujung Rt.3 Rw.8 tak jauh dari persawahan. Sementara tetangga-tetangganya kehidupannya, boleh dibilang masih berkelebihan. Rumah layak huni dan memiliki lahan pertanian yang cukup. Sebaliknya, Ngadi yang juga kelahiran asli di desa tersebut, hanya seorang pekerja kuli sawah dengan penghasilan tak menentu. Kedua anaknya, kini tumbuh besar. Namun karena keterbatasan ekonomi, anak Ngadi ini hanya bisa mengecap bangku sekolah di tingkat SMP saja. Pasalnya, alih-alih untuk membiayai anak masuk sekolah, kebutuhan sehari-hari saja, harus banting tulang mandi keringat. Surabaya Pagi berkesempatan berkunjung ke gubuk derita Ngadi, saat itu suami Siti Khomsah tengah duduk santai di depan gubuknya bersama kedua putranya dam seorang wanita paruh baya yang kebetulan berkunjung kesana. Sambil tersenyum, Ngadi bersama putranya dan wanita si tetangganya tersebut langsung berdiri menyambut Surabaya Pagi tiba di gubuk yang hanya ditutupi dengan dinding anyaman bambu dan berlantai tanah. Yang menaruh ibah dibalik kehidupan Ngadi bersama keluarganya ini, tidak saja lantaran dia tinggal digubuk reot. Bukan pula karena sehari-hari dia harus memikul air dari waduk yang jaraknya berkilo-kilo dari gubuknya. Tetapi membuat miris, karena sang istri Ngadi, Siti Khomsah (45) ini ternyata kini tinggal dibalik jeruji rumah tahanan Banjarsari, Cerme, Gresik. Siti Khomsah ditangkap polisi Polsek Cerme dan sudah tiga kali menjalani sidang di Pengadilan Negeri Gresik. "Istri saya ini, ditangkap polisi karena dia terhutang ke rentenir. Belum sempat kami lunasi, sudah terlanjur ditangkap dan diadili di pengadilan," ujar Ngadi kepada Surabaya Pagi. Apa yang dialami istri Ngadi ini, sepertinya tak adil. Bagaimana tidak, Siti Khomsah ini meminjam uang ke seorang rentenir bernama Siani. Rentenir ini satu desa dengan Khomsah. "Utangnya itu cuma Rp 1 juta. Tapi harus dikembalikan ke Siani senilai Rp 1,5 juta," jelas Ngadi. Sebelum ditangani polisi dan ditahan di rutan, sebenarnya Khomsah pernah menyerahkan uang ke Siani senilai Rp 500 ribu untuk membayar dan sisanya sedang dicarikan. Namun, Siani menolak alasannya minta di chas. Lantaran Khomsah bersama suaminya hidup pas-pasan, dia belum bisa melunasi pinjamannya itu dengan chas. Lagi pula, uang yang dipinjam senilai Rl 1 juta tersebut, dia cicil seminggu sekali Rp 150 ribu selama jangka waktu 10 minggu. Yang jadi pertanyaan, Khomsah mesti harus diseret ke pengadilan dan diadili secara pidana hanya persoalan utang piutang senilai Rp 1 juta. Lantas, utang belum bisa dilunasi lantaran kondusi ekonomi yang memang jauh dari pas-pasan. Mis

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU