Ilmuwan China Perkirakan Virus Corona Berakhir Akhir April

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 03 Apr 2020 16:10 WIB

Ilmuwan China Perkirakan Virus Corona Berakhir Akhir April

SURABAYAPAGI.com, China - Pakar penyakit pernapasan asal China, Zhong Nanshan, mengatakan pandemi virus corona COVID-19 bisa terkendali pada akhir April ini. Hal ini diungkapkannya, setelah melihat langkah-langkah yang agresif dan efektif untuk mengendalikan virus ini di berbagai negara. "Dengan langkah agresif dan efektif yang ambil oleh setiap negara, saya yakin pandemi ini bisa dikendalikan. Perkiraan saya sekitar akhir April," ungkap Zhong yang juga bertugas memimpin tim ahli Tiongkok untuk menangani wabah. "Tapi, setelah akhir April, tidak ada yang bisa mengatakan secara pasti apakah ada wabah virus lain yang datang pada musim semi mendatang, atau jika nanti menghilang saat cuaca lebih hangat," lanjutnya yang dikutip dari Asia One. Zhong tidak menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana ia bisa mencapai perkiraan tersebut. Tapi, menurutnya para ahli lain juga menyarankan kerangka waktu perkiraan yang sama, berdasarkan perkembangan terbaru yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa yang saat ini menjadi disorot sebagai pusat wabah ini, karena jumlah kasusnya. Untuk mencapai perkiraan ini, Zhong menegaskan harus adanya kerja sama antar negara di seluruh dunia. Dengan bekerja sama, Zhong percaya pandemi ini bisa teratasi. "Negara-negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, telah mengadopsi dan menjalankan langkah-langkah yang agresif dan efektif. Tak hanya itu, langkah yang paling primitif dan efektif juga dijalankan, yaitu meminta orang-orang untuk tetap berada di dalam rumah," jelasnya. Di China sendiri, Zhong yakin bahwa prosedur pemantauan dan tindakan karantina sudah tercukupi untuk mencegah adanya gelombang kedua infeksi COVID-19. Selain itu, tes antibodi dan tes swab juga akan disiapkan untuk membantu tim medis, agar lebih mudah mengidentifikasi orang yang membawa virus ini. Selain itu, Zhong juga berbicara terkait efek jangka panjang setelah terinfeksi COVID-19. Sebuah studi Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengatakan, setiap orang yang sembuh mengalami penurunan fungsi paru-paru 20-30 persen. Ini membuat susah bernapas saat berjalan cepat. "Berdasarkan pengamatan terhadap pasien COVID-19, kerusakan atau penurunan fungsi paru-paru terutama fibrosis paru, cenderung tidak bersifat jangka panjang. Dan sebagian besar dari mereka, kondisi kesehatannya kembali pulih dalam waktu 6-12 bulan pasca sembuh," kata Zhong.(dc/cr-01/dsy)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU