Menteri Muda Lebih Up To Date

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 05 Jul 2019 10:57 WIB

Menteri Muda Lebih Up To Date

Pos Menteri yang Pas Buat Milenial, Menpora, Menristek, Menkominfo dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Presiden RI Joko Widodo bakal mengangkat menteri dari kalangan muda. Rencana ini pun banyak menuai pro dan kontra. Hal tersebut mengingatkan rezim kabinet Jokowi jilid I yang kontroverisal dengan mengangkat Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Ketika itu, Susi Pudjiastuti diketahui sebagai perempuan perokok, bertato dan tidak berpendidikan tinggi. Namun, Susi mampu membuktikan kalau dia mampu mengemban tugas kementerian dengan baik. Rangga Putra-Hermi Wartawan Surabaya Pagi Lalu bagaimana dengan kontroversi pengangkatan menteri dari kaum muda. Sebagian kalangan menilai anak-anak muda tidak punya cukup pengalaman dalam mengelola kebijakan negara. Namun di sisi lain, kreatifitas dan semangat anak muda juga diperlukan demi terobosan-terobosan membangun bangsa. Terkait hal ini, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Surabaya William Wirakusuma mendukung rencana Presiden Joko Widodo mengangkat menteri dari kalangan muda. Menurutnya, dengan adanya menteri dari kalangan milenial, maka kebijakan-kebijakan yang dihasilkan nantinya bisa sesuai dengan perkembangan zaman. Bukannya para menteri yang berusia lebih lanjut tidak mampu bekerja mengikuti berubahnya zaman, tetapi kaum muda lebih akrab dengan teknologi yang terus up to date. Apalagi, kaum muda dikenal kreatif dan progresif. "Yang pasti, menteri muda harus profesional dan sesuai dengan bidangnya. Kalau masalah pengalaman, anak-anak muda sekarang lebih cepat belajarnya daripada kaum yang lebih berumur," cetus William. Menurut William, pos menteri yang paling cocok untuk kaum milenial adalah posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan. Menurut politisi yang lolos sebagai anggota DPRD Surabaya hasil Pemilu 2019 ini, dengan adanya menteri dari kalangan muda, hal itu bisa merangsang anak-anak muda Indonesia pada umumnya, untuk lebih aktif dalam berpolitik "Namun bagaimanapun, mengangkat menteri itu menjadi hak prerogatif Presiden yang harus dihormati. Beliau pasti punya pertimbangan matang sebelum memutuskan siapa-siapa pembantunya," papar William. Terpisah, Direktur Surabaya Consulting Group (SCG) Didik Presetiyono menilai, Presiden Jokowi tampak tengah menyiapkan struktur kabinet yang progresif. Menurutnya, di periode kedua ini, Presiden Jokowi mencari calon menteri yang mampu menjadi alat manifestasi ide pemerintahan di lapangan. "Jenis menteri yang lamban dan tidak mampu mengikuti gaya kepemimpinan Jokowi, harus ditinggalkan," cetus Didik. Selain itu, dalam konteks lima tahun ke depan, Indonesia akan mengalami berbagai tantangan yang lebih kompleks dalam era revolusi industri 4.0. Namun demikian, Indonesia selalu bisa bertahan di tengah perubahan zaman yang masif. Menurut Didik, hal itu disebabkan Indonesia punya sederet tokoh-tokoh muda yang visioner. Berkaca dari sejarah, pemimpin progresif Indonesia berasal dari kaum muda seperti Sukarno yang ketika membacakan pledoi "Indonesia Menggugat" yang legendaris itu, masih berusia 29 tahun. Muhammad Hatta sendiri masih berusia 30 tahun saat mendampingi Sukarno di era tersebut. Hamengkubuwono IX dinobatkan jadi raja pada usia 28 tahun dan mampu membuktikan sikap kenegarawanannya dalam krisis. "Dr Soetomo berusia 20a-n tahun saat mendirikan Boedi Oetomo. Demikian juga Sutan Syahrir berusia 21 saat menjadi motor penyelenggaraan Kongres Pemuda Indonesia," urai Didik. Oleh sebab itu, sambung Didik, Presiden Jokowi pantas memberi tempat bagi anak-anak muda di kabinet untuk mendukung kebijakan progresif pemerintahan lima tahun ke depan. "Tentunya merekrut menteri muda yang berjiwa progresif dan memiliki kemampuan, dan sudah teruji memiliki visi yang sama dengan Presiden Jokowi."

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU