Tuupai, Start-up yang Berawal Dari Pengalaman Sang Founder

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 27 Nov 2018 14:02 WIB

Tuupai, Start-up yang Berawal Dari Pengalaman Sang Founder

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Pada Selasa (27/11) Surabaya Pagi mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Anthony Gunawan, founder dari start up Tuupai. Perusahaan yang telah muncul idenya sejak tahun 2017 ini memang baru saja dirilis pada Mei 2018 sebagai start up penyedia jasa. Semuanya bermula dari ketika saya memiliki startup home industry yang mengalami kesulitan saat butuh desain logo, packaging, dan pembangunan. Dari permasalahan ini saya kesulitan mencari jasa yang available sehingga terlambat diatasi. Maka dari itu, saya berpikir dibutuhkannya digitalisasi penyedia jasa di indonesia. Ujar Anthony Gunawan. Perusahaan start-up ini memiliki nama yang cukup eye catching dan ternyata ada filosofi dibaliknya. Tuupai adalah nama yang mudah diingat, pendek, unik, dan bermakna. Filosofi dibaliknya menunjukan hewan tupai yang ramah, cepat tanggap, dan lincah. Sementara itu untuk dua huruf u menunjukkan gigi depan tupai tambah Anthony. Tidak hanya nama yang menarik, Tuupai juga memiliki tagline duduk santai, ada Tuupai. Anthony Gunawan menyampaikan arti dari tagline tersebut Di seluruh dunia orang hanya menggunakan lima aplikasi yaitu sosial media, travelling, transportasi, shopping, dan Tuupai. Seperti pelengkap dari semuanya, kini orang hanya duduk santai bila memiliki kelimanya Tuupai yang belum berdiri cukup lama rupanya telah menyediakan jasa dari 1000 vendor dengan 74 kategori seperti bisnis, elektronik, fashion, lifestyle, dan sebagainya. Layanan jasa yang paling diminati untuk saat ini adalah massage, elektronik seperti pembersihan AC, dan pertukangan. Cara kerjanya cukup mudah yaitu dengan vendor memberikan penawaran kepada customer. Setelah itu ketika deal barulah melakukan pembayaran baik lewat cash, transfer, maupun menggunakan Tuu-pay ujar Anthony. Saat ini Tuupai tidak memiliki rencana untuk ekspansi ke kota selain Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Jakarta. Hal ini disebabkan karena presentase traffic online hanya maksimal di kawasan Jawa Barat, Surabaya, dan Jakarta yaitu sebesar 75 persen dari 15 persen keseluruhan Indonesia. Keinginan Tuupai saat ini adalah semakin majunya digitalisasi ekonomi jasa yang membangun kepercayaan antara vendor maupun customer. Pr

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU