Khofifah-Risma, (sama-sama) Berdedikasi untuk Rakyat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 21 Apr 2020 22:14 WIB

Khofifah-Risma, (sama-sama) Berdedikasi untuk Rakyat

Gubernur dan Walikota Perempuan dimata Warga Kota Perempuan Surabaya, pada Hari Kartini saat Pandemi Covid-19 SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Di Ibukota Jawa Timur ada dua Kartini yang menjadi kepala daerah. Satunya Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur dan lainnya Tri Rismaharini, Walikota Surabaya. Dua perempuan ini sekarang berjibaku mengatasi persebaran virus corona (Covid-19) di Jawa Timur dan Surabaya. Bahkan, sejak Selasa (21/4/2020) kemarin, pengajuan yang diusulkan Gubernur Khofifah untuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kota Surabaya, disetujui Menteri Kesehatan. Politisi perempuan, akademisi, pebisnis sampai mahasiswi mengapresiasi kinerja Khofifah dan Risma. Apa dan bagaimana pendapat mereka, berikut pandangan dan penilaiannya yang dihubungi secara terpisah oleh Surabaya Pagi, Selasa (21/4/2020) kemarin. Dosen Komunikasi UPN Seperti kata Yuli Candrasari, salah satu dosen Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur yang menyoroti gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Menurutnya, mereka sangat mampu menunjukkan kualitasnya sebagai kepala daerah meskipun mereka perempuan. "Sama-sama menunjukkan kompetensi dan performanya sebagai pemimpin di daerah masing-masing. Sama-sama percaya diri dan dominan. Pokoknya mereka menunjukkan bahwa mereka layak jadi pemimpin meskipun mereka perempuan." ujar Yuli Candrasari kepada Surabaya Pagi, Selasa (21/4/2020). Yuli juga mengatakan bahwa usaha kedua sosok "kartini" ini dalam upayanya memberantas Covid-19 di Jawa Timur dan Surabaya sangat gigih. Kritik untuk Risma dan Khofifah Namun, dirinya mengkritik, baik Risma maupun Khofifah kurang terbuka dalam hal informasi korban Covid-19. "Beberapa kali saya melihat data, selalu yang ditonjolkan adalah yang sembuh. Saya memahami mungkin karena beliau berdua ini kan perempuan, jadi pasti memahami karakteristik perempuan yang mudah panik. Sehingga info yang diberikan ke masyarakat terkesan yang baik-baik saja." ungkap Yuli. Menurut Yuli yang juga Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim, informasi yang diberikan kepada masyarakat tersebut menjadikan masyarakat kurang waspada. Hal ini tentu menjadi boomerang bagi kampanye "Di Rumah Saja" yang selama ini gencar digaungkan pemerintah. "Saya menilai beliau berdua ini justru menciptakan hal yang kontradiktif di masyarakat." ujarnya. Yuli juga berharap agar dua perempuan pemimpin daerah tersebut mampu memberikan segala informasi yang dibutuhkan masyarakat. Sehingga masyarakat juga lebih waspada dan mampu menjalankan kampanye pencegahan tersebut secara efektif. "Sekarang kan informasi bisa diakses siapa saja dan darimana saja dengan baik, maka dari itu berikanlah informasi yang benar sehingga masyarakat tidak mencari informasi di sembarang sumber yang justru mampu menimbulkan kepanikan, ketidakpastian, bahkan bisa jadi ketidakpercayaan bagi pemimpinnya." tutup Yuli. Anggota DPRD Jatim Agatha Retnosari Sementara Agatha Retnosari Komisi B DPRD Jatim Fraksi PDIP menyoroti gaya kepemimpinan dua Kartini di Jawa Timur dan Surabaya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. "Kepemimpinan beliau berdua baik. Meski perempuan, mereka berdua selalu berusaha menunjukkan sikap leadership masing-masing," ujar Retno kepada Surabaya Pagi, Selasa (21/4/2020) Retno juga menyampaikan bahwa peristiwa pandemi Covid-19 kali ini menjadi ujian bagi kedua pemimpin perempuan tersebut. Sebagai contoh, Risma di lapangan sering cekatan melakukan berbagai macam upaya yang menggabungkan penggunaan teknologi dengan upaya pencegahan, penanganan dan penanggulangan wabah Covid-19. "Seperti pembagian desinfektan dan alat semprot. Dan semua kantor kecamatan maupun kelurahan sekarang ada wastafel/tempat cuci tangan agar warga bisa cuci tangan dulu sebelum masuk kantor. Selain itu, ada cairan desinfektan yang bisa diambil oleh warga melalui perangkat RT RW untuk melakukan penyemprotan mandiri, pembagian masker gratis, dan masih banyak lagi," ujar politisi asal PDIP ini. Membangun Protokol Kesehatan Dirinya juga menambahkan kedua kartini ini mempunyai tantangan yang besar dalam kondisi Covid-19. "Tantangan terbesar mereka saat ini adalah bagaimana membangun kedisplinan warga terhadap pelaksanaan protokol Covid-19, ditengah keterbatasan dan aturan untuk bertemu antar warga," tambahnya. Agatha juga berharap kedua pemimpin perempuan ini menyiapkan skenario dalam menghadapi kondisi terburuk yang mungkin timbul akibat wabah. Namun tetap mampu memberikan harapan pada rakyat agar tetap bersemangat menghadapi kesulitan hidup masyarakat. "Terutama bagaimana persiapan stock dan distribusi logistik jika ini berlangsung dalam jangka waktu panjang. Mengingat provinsi Jatim adalah salah satu lumbung pangan nasional." tutup Agatha Anggota DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto Senada dengan rekan di DPRD Jawa Timur, Herlina Harsono Njoto Anggota DPRD Komisi D Kota Surabaya juga turut mengapresiasi kinerja Khofifah dan Tri Rismaharini yang dinilai sebagai Kartini dan pemimpin perempuan masa kini. "Saya mengapresiasi mereka berdua, karena mereka berdua adalah Kartini yang menjadi pemimpin masa kini. Yang membedakan ibu Risma dan Kofifah dengan kepala daerah lainnya karena mereka perempuan yang cenderungrempong karena yang diurusi cukup banyak," ungkapnya. Ia menilai bila para pemimpin perempuan yang menaungi Kota Surabaya dan Jawa Timur cukup peka karena bersentuhan langsung dengan masyarakat. "Pemimpin perempuan seperti mereka cukup peka terhadap hal-hal yang kecil, yang kemudian bersentuhan dengan masyarakat langsung. Terkadang ada sisi kelemahan yang kebanyakan masyarakat melihatnya provinsi dengan kota kemudian dinilai minim koordinasi, tetapi dengan kemarin pun Bu Risma dan Bu Kofifah duduk bersama ini terjadi sinyal baik untuk Kita Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya" terusnya. Herlina juga memaparkan bila dua pemimpin tersebut memiliki strategi yang berbeda dalam penanganan Covid - 19. "Mereka berdua punya strategi yang berbeda, misalkan Bu Risma membuat pokak dan telur dan Bu Kofifah mungkin konsen pada APD dan alat kesehatan di rumah sakit. Bu Risma disatu sisi juga menyuport APD" ujarnya. Bagi Herlina dua pemimpin yang mengimplementasikan sisi Kartini masa kini sedang mempertaruhkan kesehatannya masing-masing dalam penanganan wabah Covid - 19. Pebisnis dan Mahasiswi Sementara, Alexandra Fransisca selaku pebisnis dari Clarity Production dan Pingky Florensiana Agung, mahasiswa profesi di Stikes Katolik St. Vincentius A Paulo Surabaya turut mengapresiasi kinerja dua Kartini yang dimiliki masyarakat kota Surabaya . "Saya orang awam melihat kinerja Bu Risma yang lebih terlihat di lapangan. Terlepas dari membandingkan dengan ibu Khofifah ya, bagi saya Bu Risma down to earth. Ia mampu menjadi sosok pemimpin yang di idamkan masyarakat, pemimpin yang bekerja langsung dan terlihat nyata apalagi suka turun lapangan" nilainya. Alexandra Fransisca juga menambahkan bila ada yang merusak hasil kerja dari Walikota, maka Walikota akan langsung marah tanpa perantara dari pihak polisi. "Apalagi bila ada yang merusak hasil kerjanya, marahnya serius tanpa perantara pihak polisi dan sebagainya. Bu Risma juga menonjol dalam penanganan Covid - 19, hal itu cukup melegakan saya sebagai masyarakat Kota Surabaya" imbuhnya. Perawat Pingky Pingky Florensiana Agung, atau perawat yang biasa disapa Pinky ini juga menuturkan bila gaya kepemimpinan Kofifah dan Tri Rismaharini cukup berdedikasi untuk rakyat. "Jika melihat gaya kepemimpinan mereka, keduanya sama-sama berdedikasi untuk rakyat dan saya harap untuk pemimpin selanjutnya dapat menjadikan Ibu Risma dan Ibu Kofifah sebagai panutan. Saya juga merasa senang karena keduanya memaksimalkan pemberian informasi kesehatan terhadap masyarakat melalui semua sektor yang ada dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi masa kini, usaha mereka sudah maksimal tetapi tetap saja masyarakat yang menghiraukan anjuran anjuran dari pemerintah" jelasnya. Presiden Organisasi Advokat KAI Siti Jamaliah Lubis Presiden KAI Pusat H Siti Jamaliah Lubis .SH mengatakan jika kepemimpinan Gubernur Khofifah dan Walikota Risma memang layak disebut 2 kartini saat ini yang sedang berjuang melawan Covid 19. Namun, menurutnya gaya Walikota Surabaya Tri Rismaharini memiliki gaya kepemimpinan yang banyak memberi manfaat untuk publik ditengah pandemi covid-19. "Menurut saya masih lebih unggul walikota Risma, dia lebih gerak cepat untuk memerangi Covid-19," kata Lubis, saat dihubungi Surabaya Pagi, Selasa (21/4/2020). Dalam memerangi wabah itu, lanjut Lubis, pemerintah kota Surabaya sudah menyediakan tempat pencucian tangan di beberapa titik kota Surabaya. Sehingga masyarakat mengerti untuk kebersihan dengan mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah virus corona. nadt/byt/jem/ana/rmc

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU