2 Hotel di Surabaya jadi Pusat Karantina OTG

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 24 Apr 2020 21:45 WIB

2 Hotel di Surabaya jadi Pusat Karantina OTG

PHRI Jatim Tahu 2 Hotel yang Dipilih Pemkot Surabaya untuk Karantina Pasien Orang Tanpa Gejala (OTG), tapi Enggan Sebutkan Nama dan Alamat Hotel. Demikian juga Tim Gugus dan Wakil Rakyat SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Guna memutus mata rantai penularan dari Virus Corona (Covid--19, Wali Kota Risma sengaja melakukan karantina terhadap pasien orang tanpa gejala (OTG) selama minimal 14 hari. Dalam proses karantina ini Pemerintah Kota Surabaya telah menyiapkan dua hotel dengan kapasitas total 200 kamar bagi pasien OTG ini. Namun, dua hotel yang ditunjuk Pemkot Surabaya, masih belum dapat dibuka nama hotel untuk menampung pasien OTG, serta orang dalam pemantauan (ODP). Baik itu Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, anggota DPRD Surabaya serta Koordinator Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kota Surabaya yang dihubungi terpisah, Jumat (24/4/2020). Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya membenarkan bila Pemerintah Kota menggandeng 2 hotel yang bekerja sama untuk penanganan Covid-19. Namun, Khusnul juga masih belum diberi tahu hotel mana saja yang ditunjuk Pemkot Surabaya. "Maaf Saya belum tau hotel mana saja yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya, namun informasi memang betul ada 2 hotel yang bekerja sama. Tetapi saya belum konfirmasi dengan gugus tugas. Saya juga belum diberi tahu," ujarnya. Pengusaha Hotel ikut Gotong Royong Terpisah, Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono tidak secara tegas, menyebutkan dua hotel mana saja yang ditunjuk Pemkot Surabaya. Ketua DPC PDIP Surabaya ini hanya meminta kepada Pemkot, agar orang dalam pemantauan (ODP) dan OTG, dalam melakukan observasi, bisa menggunakan bangunan hotel maupun apartemen yang ada di Surabaya. "Makanya kami berharap para pelaku usaha di Surabaya bisa ikut gotong royong menanganai wabah ini," katanya. Awi, sapaan Adi Sutarwijono menambahkan, wabah corona memang harus ditangani oleh semua lalpisan masyarakat. Termasuk para pelaku pelaku usaha yang ada di Surabaya. "Kalau hanya dibebankan kepada pemkot berat rasanya, " kata dia. Untuk itu, harap dia semua lapisan masyarakat bisa ikut berpartisilasi dalam penanganan Covid-19. Termasuk, para pelaku usaha di bidang perhotelan dan real estate untuk meminjamkan gedungnya sebagai lokasi observasi. Dari 15 Hotel, Dipilih 2 Hotel Dua hotel yang rencana disiapkan Pemkot Surabaya, dibenarkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur. Dwi Cahyono, ketua PHRI Jawa Timur telah mengetahui bila Pemerintah Kota Surabaya menunjuk 2 hotel di Surabaya sebagai tempat karantina para pasien OTG. "Iya betul mbak, saya juga termasuk orang yang mengusulkan bila hotel menjadi tempat karantina. Dari 15 hotel yang diajukan, terpilih 2 hotel dan ditunjuk oleh Pemerintah Kota Surabaya sebagai tempat karantina pasien" ungkapnya. Namun, saat ditanya, lokasi dan nama hotel tersebut, Dwi Cahyono juga tidak berani menunjukkan lokasi maupu nama hotel tersebut, dengan alasan itu kewenangan Pemkot Surabaya. "Wah untuk itu saya tidak enak bila menunjukkan sekarang dan belum PSBB juga, lebih baik langsung mengubungi Pemerintah Kota untuk lokasi, nama hotel, maupun spesfikasi yang sesuai dengan protokol kesehatan. Saya gak enak dengan Pemkot," terangnya. Jaga Nama Baik Hotel Juru bicara Pemkot Surabaya yang juga koordinator Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kota Surabaya, M. Fikser turut membenarkan bila ada 2 hotel yang turut membantu dalam penanganan Covid - 19. "Iya betul bahwa ada 2 hotel yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota untuk penanganan Covid-19 yang berada di kota Surabaya," ungkapnya kepada Surabaya Pagi, Jumat (24/4/2020). Ditanya soal hotel mana saja yang digandeng oleh Pemkot, M. Fikser mengaku bila ia tidak bisa menyebutkan nama hotel tersebut yang berkaitan dengan kepercayaan dan pemulihan nama baik dihadapan publik. "Kita menjaga hotel tersebut yang mau membantu bekerjasama dengan kita, karena setelah pasca Covid nantinya akan susah juga bila membangun kepercayaan dan memulihkan nama baik hotel tersebut di hadapan publik" jelasnya. Kembali ditanya soal cluster kenaikan dan penurunan jumlah pasien terjangkit, ia menuturkan bahwa setiap hari akan selalu ada penurunan dan kenaikan yang berkaitan dengan tes swab dan hasil dari tes tersebut. "Untuk pasien sudah ada penurunan. Menurun itu karena kita menunggu hasil dari pusat, dicek berapa banyak swab yang sudah dilaksanakan di Surabaya berapa banyak, lalu pengembalian hasil dari hasil swab yang pertama dan kedua bagaimana. Penurunan dan peninggkatan pasien itu dari hasil swab pertama dan kedua. Pemulihan tersebut dimulai dari karantina yang dilaksanakan di hotel-hotel tersebut, kemudaian bila memang ada yang positif maka kami pindahkan ke rumah sakit" pungkasnya.alq/byt

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU