BKKBN Jatim Sosialisasikan Pembangunan Keluarga melalui Genre Ceria

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 29 Agu 2020 16:08 WIB

BKKBN  Jatim  Sosialisasikan Pembangunan Keluarga melalui Genre Ceria

i

Suasana sosialisasi pembangunan keluarga melalui Genre Ceria di Desa Pasinan, Kecamatan Baurno, Bojongeoro. Sabtu (29/8/2020), yang digelar BKKBN Jawa Timur.

SURABAYAPAGI.com, Bojonegoro - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur selenggarakan sosialisasi pembangunan keluarga melalui Genre Ceria di Desa Pasinan, Kecamatan Baurno, Bojongeoro. Sabtu (29/8/2020).

Kegiatan yang diinisiasi oleh BKKBN dengan menggandeng mitra yakni Komisi IX DPR RI tersebut, nampak antusias diikuti oleh para remaja setempat. Waluyo Ajeng Lukitowati, Kepala Bidang KB dan Reproduksi BKKBN Provinsi Jawa Timur, sekaligus sebagai narasumber menyampaikan beberapa materi mengenai persoalan menikah muda dan Kesehatan reproduksi. Salah satu yang ia sampaikan yakni tentang usia ideal menikah. Menurut padangan medis, usia paling tepat untuk menikah bagi remaja adalah minimal di usia 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun bagi laki- laki. Hubungan antara usia dan ketentuan ideal tersebut, dikatakan Ajeng, dilihat dari kesiapan tubuh dalam bereproduksi.

Baca Juga: Terbaik se-Jatim, Kota Mojokerto Juara 1 Lomba Kampung KB

Di  usia 21 tahun, pinggul perempuan telah mencapai ukuran yang sempurna saat mengalami kehamilan dan saat proses kelahiran. Sedangkan laki- laki, mempunyai kualitas sperma terbaik mulai usia 25 tahun.

"Usia ideal menikah bagi perempuan minimal usia 21 tahun. Kalau laki- laki 25 tahun," terangnya.

Baca Juga: Diselenggarakan dengan Meriah BKKBN Jatim Luncurkan Program 1 Juta Telur

Melalui sosialisasi ini, Ajeng berharap agar bisa tercetak remaja yang sehat, berdaya saing dan Berencana, terutama dapat memahami resiko yang dihadapi ketika menikah muda ataupun ketika terjebak dalam pergaulan bebas. Adanya harapan itu bukan tanpa alasan. Dari beberapa informasi dan survei, dipaparkan oleh Ajeng, menyebutkan jika tingginya angka perceraian prosentase yang paling besar dialami pasangan yang menikah di usia muda.

"Tingginya angka perceraian sebagian besar di dominasi oleh pasangan yang menikah di usia muda atau dibawah usia ideal" jelasnya.

Bambang Sutriyono, Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bojonegoro yang turut hadir dalam sosialisasi, menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, pemahaman demikian memang haruslah ditanamkan kepada remaja di Kabupaten Bojonegoro.

Baca Juga: Percepat Penurunan Stunting, BKKBN Jatim Gelar Pagelaran Wayang Kulit

Ia meyakini, jika BKKBN dapat mewarnai persepsi remaja sehingga dapat melihat relasi pernikahan secara utuh dan kompleks dengan banyak pertimbangan. Tidak hanya asal suka sama suka atau mengikuti trend yang disuguhkan media sosial.

"Pemuda atau remaja adalah harapan bangsa, jadi dengan adanya Sosialisasi semacam ini dapat membangun pengetahuan mereka terkait usia emas yang harus dimanfaatkan untuk berkarya. Bukan hanya soal menikah," tandasnya.adv

Editor : Aril Darullah

BERITA TERBARU