Nekat Mudik, Kampung Tangguh di Surabaya Jadi Tempat Karantina

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 19 Apr 2021 14:40 WIB

Nekat Mudik, Kampung Tangguh di Surabaya Jadi Tempat Karantina

i

Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo . SP/PEMKOT SURABAYA

SURABAYAPAGI,Surabaya - Mengantisipasi nekatnya pemudik yang akan meninggalkan atau masuk ke Surabaya sebelum tanggal 6 sampai 17 Mei, Pemkot Surabaya akan melakukan pengawasan di tingkat kampung. Pemudik bakal di karantina/isolasi mandiri mandiri dulu selama dua pekan di Kampung Tangguh setempat.

Ketua Kampung Tangguh dan Ketua RW 14 Kalirungkut, Rungkut, Surabaya, Dermawan mengatakan, saat ini belum ada pemudik dari daerah ke wilayahnya. Kemudian, warga RW 14 juga belum ada yang mudik.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Imigrasi Kelas I Surabaya Tambah Kuota M-Paspor 200 Slot Per Hari

"Belum ada (pemudik). Selama ini yang kita tahu belum ada yang dari luar. Warga sendiri juga masih utuh, belum ada yang mudik," kata Dermawan, Senin (19/4/2021).

Jika nantinya ditemukan pemudik, kampung tangguh akan melakukan pemantauan dan pengawasan. RW 14 Kalirungkut juga sudah mendapatkan pemberitahuan dan sosialisasi dari kelurahan, Linmas dan polsek. Kemudian dari RW juga sudah mensosialisasikan ke RT, bahwa ada aturan mudik yang dikeluarkan pemerintah.

"Sehingga, dari Linmas kita diberikan selebaran kalau ada yang pulang mudik atau datang dari daerah itu, RT siap mendata, diberikan formulir untuk diisi. Jadi kita tahu datanya," ujarnya.

Baca Juga: Gelar Kompetisi Meracik Kopi, NESC Tingkatkan Ketrampilan Barista Surabaya

Selama pemudik di Surabaya, maka akan diawasi selama dua pekan. Selain itu, pemudik juga harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari terlebih dahulu.

"Kita sudah sosialisasikan kalau ada pemudik dari luar Surabaya itu nanti tetap kita berikan informasi, mereka harus isolasi mandiri 14 hari. Artinya mereka percuma mudik dan menjadi pilihan tidak mudik," jelasnya.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Berolahraga dan Bersenang-senang, AKG Entertainment Gelar Pokemon Run 2024 di Surabaya

Selain diawasi dan dipantau, Dermawan mengatakan, pemudik juga harus menunjukkan keterangan negatif COVID-19. Sebab, ia tidak ingin terjadi peningkatan kasus COVID-19 di wilayahnya karena ada pemudik yang terpapar.

"Iya, harus menunjukkan tes negatif COVID-19, otomatis menjadi persyaratan juga. Sekarang ada GeNose yang hasilnya cepat, harus punya itu. Kalau tidak, kita sepakat tidak akan memberikan kesempatan mereka untuk masuk wilayah kami. Karena wilayah kami sudah baik, kondusif jangan sampai rusak lagi gara-gara keteledoran," urainya.dk/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU